Aurora π

43 9 2
                                    

i put my hand on the stove
To see if i still bleed


Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor serigala, ia tidak mempunyai teman, bahkan kelompoknya turut meninggalkan dirinya, badannya yang penuh dengan luka menambahkan kesan buruk pada setiap hewan.

Ia disebut sebagai hewan pembawa sial, setiap tanah yang ia pijak pasti mendatangkan kehancuran, bahkan masih jelas dalam bayangannya saat di mana ibunya ditembak oleh pemburu. Dikuliti kemudian kepalanya digantung menjadi pajangan rumah.

Bertahun-tahun ia menyimpan rasa dendam kepada hewan-hewan lainnya.....













"Ok, dongeng hari ini cukup sampai di sini saja." Laki-laki itu tersenyum ketika mendengar keluhan adik-adiknya.

"Aku belum mengantuk hyungg." Rengek si kecil, jason.

"Shh, tidak! Kalian harus tidur, besok kalian harus sekolah kalau kalian lupa." Ia menutup bukunya, merapikan selimut adik-adiknya, mencium satu persatu kening mereka, membisikkan kalimat pengantar tidur, kemudian mematikan lampu kamar mereka.

Menuju dapur, berniat membuat segelas susu coklat panas, ia bahkan belum merasa mengantuk, mungkin segelas susu coklat panas tidak terlalu buruk untuk menemaninya.

Ia mengambil bukunya kemudian mulai membacanya, ah lebih tepatnya merabanya. Terkadang ia tersenyum kecil membacanya.

"Jeongin, kau tidak mengantuk?" Jisung yang terbangun karna merasa kehausan melihat jeongin yang Sedang duduk di kursi meja makan. Bukan hal biasa baginya untuk melihat jeongin yang masih terjaga, karna laki-laki itu memang mengidap insomnia ringan.

"Seperti yang kau lihat hyung."

Jisung membuka kulkas, mengambil air dingin, sembari terus menatap kearah jeongin yang sedari tadi tersenyum membaca bukunya.

"Kali ini buku macam apa lagi yang kau baca?" Ia menarik kursi yang berada di depan lelaki berwajah rubah. Rasa kantuknya telah menguap, menghilang entah kemana.

"Tentang pangeran dan mawar kecilnya," jisung mengernyitkan dahinya, sudah kebiasaan jeongin membaca suatu buku yang anti-mainstream.

"Apakah mereka memukulmu lagi?" Jisung menyadari perubahan mimik wajah orang didepannya.

Walaupun sebaik-baiknya jeongin menutup rona lebam itu dengan apapun, dimata jisung itu masih terlihat jelas.

"Apakah itu terlihat jelas hyung?" Jisung mengusap wajahnya frustasi, melihat lelaki didepannya yang masih dapat tertawa saat mengatakan hal itu.

*********

Dentuman musik terdengar, dengan cucu adam dan hawa yang meliuk-liukkan badan mengikuti irama musik, bercumbu, bercinta tak melihat tempat.

Lelaki itu duduk ditempatnya, tidak berniat ikut dengan temannya yang sedari tadi sudah menghilang, sesekali meminum wiskinya. Wajahnya yang tampan tak dapat dipungkiri dapat membuat wanita maupun submisive mendekat kepadanya.

Matanya masih memandang lurus ketika seorang jalang berpakaian kurang bahan mendekatinya, mengamit lengannya, dan menggesekkan payudara nya ke lengan sang lelaki, berharap agar ia terangsang.

ASTROPHILE [Hyunjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang