Kadang hidup tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Apakah ini bener yang terbaik buat kita atau sebaliknya. Orang yang kita lihat sempurna tidak semuanya seperti itu. Orang yang dianggap baik apakah selamanya bisa seperti itu? Atau apakah bisa berubah? Apakah bisa tetap sama seperti sebelumnya saat kita tidak tahu kebenarannya? Apakah bisa sama?
Sinar matahari telah terlihat, Nina langsung bangun dari tidurnya, dan bergegas untuk mandi. Kebiasaan rutin yang selalu ia jalani adalah kuliah dan bekerja di daerah asing yang sekarang. Nina memutuskan untuk kuliah di Jakarta dan ia juga mencari pekerjaan di sana untuk mencukupi sebagian kebutuhannya.
Nina memang berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya hanya menjual peralatan dapur di toko yang sederhana dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Nina mempunyai adik laki-laki yang umurnya berbeda 2 tahun dengannya. Nina sangat menyayangi adiknya walaupun mereka sering berkelahi karena hal sepele, memang saudara laki-laki dan perempuan rata-rata tidak pernah akur. Akan sangat menyenangkan baginya jika mereka berdua akur dan saling melindungi.
Nina dan adiknya Nino sangat berbeda jauh wataknya. Nino dikenal sebagai salah satu siswa tampan disekolahnya. Karena apa, karena dirinya yang suka balapan dengan gengnya itu sebenarnya Nino tidak pernah mengklaim itu sebagai gengnya, ya dia hanya datang untuk sekedar bermain atau nongkrong. Teman-temannya itu pun beberapa orang bukan berasal dari sekolahnya ya dia hanya mengenal karena beberapa kali pernah ikutan balapan dan selalu menang dan juga ia adalah seorang kapten basket disekolahnya. Tidak jarang para siswi cantik banyak yang mendekatinya. Tapi tidak semudah itu, Nino tidak pernah mendekati siswi atau gadis yang terlalu menampakkan perasaan padanya, ia sangat risih akan hal itu kecuali ada alasan yang membuatnya akan melakukannya. Oleh karena ketampanannya itu, Nino mungkin beberapa kali memanfaatkan untuk beberapa hal.
Nina kuliah di jurusan ekonomi, memang dia anak yang cukup pintar. Di kelas Nina mempunyai teman yang sebelumnya juga satu sekolah dengannya, namanya Okta. Gadis periang yang selalu membawa tawa setiap saat ya walaupun rada gesrek kalau kata Nina.
Setiap hari minggu Nina dan Okta selalu olahraga pagi seperti minggu ini mereka sedang berlari kecil mengitari taman kota dekat tempat tinggal mereka. Beberapa orang juga terlihat berlari kecil dan duduk santai di bangku taman tersebut. Saat itu lah mereka membebaskan diri dari kuliah mereka atau pun pekerjaan mereka.
"Hah cape ah gue, istirahat duku napa, gak mau gue kehilangan nyawa disini, kan belum kawin" kata Okta sambil mengatur nafasnya.
"Hahh gue juga cape, beli minum disana yu" sahut Nina seraya menunjuk sebuah warung ditepi jalan.
Lebih dari satu jam mereka berlari, Nina dan Okta terlihat lelah. Mereka memutuskan untuk beristirahat di warung terdekat.
"Nin kamu mau minum gak?" Tanya Okta si gadis berambut pendek itu.
"Boleh deh, sekalian gue air mineral aja."
"Ih tumben gak mau pake es."
"Ya sebenernya mau. Tapi gue nahan supaya gak minum es tau gak! gegara kemaren malam."
"Oh iya ya haha, lucu banget kalo ingat kemaren haha."
"Jangan ketawa lu Ta, gegara lu juga ih, gue jadi mencret kan. Berasa diaduk-aduk perut gue." Kalau itu sangat memalukan bagi Nina ya walaupun dihadapan Okta ya tetap saja, beberapa kali dirinya keluar masuk kamar mandi. Perutnya terasa sakit dan sampai tidak tahan menahan kentutnya.
"Kok gue yang salah, kan elu yang makan sama minum es ma cola banyak banget."
"Ya iyalah salah elu, lu bawa makanan pedas banyak banget anjir, masa gue gak makan sih mana enak lagi."
"Tapi gak semuanya lu abisin juga kali Nin. Itu makanannya udah pedes malah lu nambahin bon cabe lagi hadeuh, apa tidak kasian sama tu perut. Kalau sama orangnya ya gapapa" tambah Okta cerocos.
"Yakan perut bagian dari orangnya juga Ta gimana sih" jawab Nina rada kesal dengan kalimat terakhir Okta.
"Berisik ama elah, diem itu kasian abangnya denger jijik ih"
"Ya elu yang duluan bahas"
"Kan cuma ngemeng hehh"
"Yaudah sono pesenin, lama ih keburu magrib." tambah Nina merajuk. Padahal baru sekitar jam 8 an."Sabar napa sih Nin, ngengas amat."
Jalanan hari itu memang lenggang, mungkin cuma ada beberapa motor yang lewat silih berganti.
Selagi asyik mengobrol tiba-tiba sebuah mobil melaju di hadapan mereka. Nina dan lainnya terkejut apakah yang telah dilakukan orang itu sehingga menjalankan mobilnya dengan sangat laju. Tidak lama dari arah berlawanan ada sebuah motor yang melajukannya dengan kecepatan sedang.Brukkk
Kemudian terdengar suara keras, dan benturan yang sangat kencang. Semua orang dipinggir jalan itu langsung menengok ke arah bunyi suara itu.
.
.
.
.
.TO BE CONTINUED
Minggu, 30 Mei 2021
Terima kasih sudah membaca sampai selesai chap ini.
Oh iya kalau ada kritik/saran boleh komen ya. Terus ikutin kelanjutan ceritanya. Dah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah sama? [ Unpub ]
RomanceNina membantu Beni pria yang mengalami kecelakaan dan amnesia sementara. Dia berusaha membuatnya pulih kembali. Sampai suatu hari dia didekati oleh pria bernama Mario yang membuatnya bahagia dan sekaligus akan menyakitinya karena adiknya. Apakah Ni...