New story is here. Semoga suka.
Vote dan komen yang banyak ya.FYI, ini akan jadi erotic romance ya. Dan agak dark. Jadi kalau bukan selera kalian, skip aja gpp ya. You can read ny other sweet story :)
Luv ya,
Carmen_________________________________________
Ini bukan kisah dongeng yang manis dan penuh mimpi, ini bukan tentang Cinderella yang kejatuhan cinta sang pangeran tampan. Ini tentang kisah yang lebih rumit, lebih pahit, penuh darah dan air mata, kisah pilu tentang seorang gadis yang harus hidup di tanah asing yang jauh, menjadi tawanan dalam harem sang raja kejam yang ambisius, yang tega menghancurkan satu negeri hanya untuk mengoleksi lebih banyak kemenangan.
Ammaravhat lebih seperti negeri impian. Tanahnya subur, damai dan para penduduknya hidup berdampingan dengan aman. Mereka tak pernah merasakan perang. Mereka tak pernah memiliki musuh. Kerajaan mereka hidup berdampingan dengan damai bersama kerajaan-kerajaan tetangga. Ammaravhat memiliki seorang raja dan ratu yang memerintah dengan adil dan mencintai rakyat. Ammaravhat juga memiliki seorang putri cantik yang dicintai orang-orangnya. Tak pernah terbersit dalam benak mereka bahwa kedamaian itu akan pecah dalam sesaat. Satu hari, satu malam yang seharusnya sunyi dan tenang berubah menjadi malam mencekam penuh jeritan. Serangan itu tiba-tiba, pasukan barbar dari tanah yang asing yang meluluhlantakkan negeri kecil itu. Dalam sekejap, segalanya berubah menjadi lautan api, bau darah yang asing mengisi udara bersama bau gosong tubuh manusia yang terbakar.
Segalanya hancur dalam sekejap.
May yang malam itu sedang terlelap di kuil di atas puncak terbangun kaget karena teriakan-teriakam penuh horor. Ia duduk di atas ranjang sederhana dengan jantung yang berdebar hebat. Apa yang barusan di dengarnya? Apa terjadi sesuatu? Ia belum sempat bangun dari ranjang ketika pintu kamar menjeblak terbuka dan seorang pendeta kuil, tergopoh-gopoh, setengah berlari, wajahnya yang disorot cahaya bulan menampakkan horor dan rasa takut.
"Cepat, lari!" Hanya itu yang diucapkannya. Dia mendekat lalu menarik May berdiri. "Selamatkan dirimu!"
Jantung May terasa berhenti. Ia bingung tapi juga ketakutan. Perasaannya mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi. Tapi ia juga terlalu bingung sehingga hanya bisa duduk di ranjang mencengkeram selimut.
"Apa... apa yang terjadi?"
"Hancur. Semuanya hancur."
May merasa mati ketakutan. Walaupun ia tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi tapi ia tak pernah melihat seorang pendeta kuil menangis sebelumnya.
"Apa... apa yang... terjadi? Katakan padaku?!"
"Kita diserang. Semuanya... semuanya hancur."
"Ap... apa?"
Kenapa bisa begini?
"Seluruh... seluruh istana dibunuh, dibakar, semua penduduk..."
Wanita itu tak sanggup melanjutkan sementara May pucat pasi.
Tidak, ini mimpi. Ini mimpi.
"Kau harus pergi sekarang. Lari! Mereka akan datang sebentar lagi!"
Pendeta kuil itu mengguncang keras tubuh May tapi ia tak bisa memikirkan apapun. Benaknya cuma mengulang satu pertanyaan yang sama... bagaimana... bagaimana ini semua bisa terjadi?
"Ayo, mereka akan segera tiba di kuil!"
Kuil ini berada di puncak, tempat tertinggi untuk melakukan penyembahan dan pemujaan dan sekaligus menjadi tempat pertahanan terakhir yang menyedihkan. Tak apapun di sini yang bisa digunakan sebagai alat perlawanan. Yang tinggal di sini hanyalah sekumpulan pendeta lemah dan May tahu jika serangan itu tiba, tak akan ada yang bisa bertahan.
Tapi ia tidak tahu serangan tersebut datang secepat itu. Mereka bahkan belum sempat lari dari kamar ketika kuil itu diserang. Dalam sekelip mata, jeritan memenuhi malam. Dan ketika kamar May terbuka, ia tak bisa menemukan suara untuk menjerit. Pedang itu menusuk tubuh pendeta wanita tua itu tapi saat beralih pada May yang terjengkang di lantai, kematian tak pernah datang menjemputnya.
Ia berteriak keras, menendang dan menjerit saat pria-pria itu membawanya.
"Lepaskan aku!! Lepaskan aku, Setan-Setan Terkutuk!"
Tapi mereka hanya menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The King's Harem
FantasySetelah perang, ia dijadikan tawanan budak dan dibawa ke negeri penjajah, di tempatkan di harem sang penguasa.