Disuatu Hari
..
.
.
.
.
Terlihat seorang perempuan dengan warna rambut (h/c) menghampiri beberapa toko untuk membeli barang yang di perlukan di rumahnya. Sayur sayuran, buah, roti, beras, dan lain lain.
"Bang ini apel 1 berapa ya?" - ucap seorang perempuan tersebut
"5 mora aja neng" - Abang yang jual buah buahan
"Eh? Wah murah banget, makasih ya bang" - alhasil perempuan tersebut membeli apel itu
"Sebenarnya 10 mora sih tapi dia cantik ya gapapa lah" - batin Abang yang jual buah itu
Perempuan itu lanjut berjalan dan secara tak sengaja ia bertemu Amber yang ternyata sahabatnya dari dulu.
"Amber!!" - teriak perempuan itu
"Whoa (y/n)!! Kebetulan banget" - ucap Amber
Yak perkenalkan saya (y/n) (l/n) kerja nya sih membuat berbagai perhiasan, mulai dari kalung, gelang, bahkan cincin.
"Ada apa Amber kamu kelihatan kesusahan?" - tanya (y/n)
"Anu, aku lupa bawa Mora" - ucap Amber dengan raut wajah sedih
"Ohh gapapa aku aja yang bayarin" - (y/n)
"E-eh engga ga usah" - ucap Amber agak panik
"Udah gapapa" - ucap (y/n) sambil memberikan moranya kepada pedagang tersebut
"Maaf yah jadi ngerepotin, nanti aku bayar traktir deh" - ucap Amber
"Gapapa ga ngerepotin kok" - (y/n)
"Oiya (y/n), mau ke patung yang berada di tengah Mondstadt ga?" - Amber
"Boleh" - (y/n)
Yep (y/n) baru saja pindah dari liyue ke Mondstadt untuk berdagang.
Mereka sudah berjalan sekitar 10 menit berkeliling dan membeli beberapa cemilan. Saat sampai di patung yang dimaksud Amber kamu terdiam, bukan karena patungnya tapi karena seorang laki laki terlihat begitu anggun dan tenang, auranya bahkan bisa membuat orang yang panik menjadi tenang dalam sekejap, tapi ketika ia membuka matanya (y/n) hampir menangis karena mata yang begitu indah ternyata sangat sering mengalami kehilangan orang yang ia sayangi.
Walaupun matanya terlihat begitu indah dengan senyuman yang mampu menipu orang seakan ia terlihat begitu bahagia, padahal banyak sekali beban di pundak nya dan ia mengangkatnya beban itu sendiri. Bagaimana (y/n) bisa tahu? Karna dari dulu ia sudah hafal dengan mata orang orang yang berada di sekitarnya. Ada yang sedih, marah, senang, dan lain lain. Tapi mata lelaki ini lah yang terlihat sangat indah tapi menyimpan berbagai cerita dan sakit.
Sekitar 5 detik (y/n) memandang mata lelaki tersebut sampai ia tak sadar bahwa lelaki itu telah melihatnya kembali, segera (y/n) memalingkan wajahnya karna ketahuan menatapnya terlalu lama.
"(y/n)..." - ucap Amber
"Kau- jatuh cinta pada lelaki tersebut?" - Ucap Amber agak berbisik karena ia tak ingin mempermalukan (y/n) didepan semua orang
(Y/n) yang diam pun berpikir untuk pergi tapi alhasil tangannya di genggam lelaki yang (y/n) memperhatikan daritadi sontak membuat kepala (y/n) berbalik melihat siapa yang menggenggam tangannya itu. Yap itu lelaki yang ia tatap daritadi.
"Hei nona, ada yang menarik dariku sampai sampai kau memperhatikan diriku daritadi?" - ucap lelaki yang rambutnya di kepang dengan warna hitam yang bercampur biru sedikit
"U-uhm t-tidak tadi saya melihat mata anda... Ada kesakitan yang besar... Kehilangan orang yang engkau cintai..." - ucap (y/n) dengan agak gugup
Tentu lelaki itu sontak kaget tapi untungnya tidak ada orang lagi di sekitar nya seketika angin berhembus membawa (y/n) dan lelaki itu pergi ke pohon yang ada patung the seven. Begitu sampai lelaki itu memperkenalkan dirinya.
"Ah, maaf aku lupa memperkenalkan diriku, aku uhm panggil aja Venti" - ucap Venti
"A-ah um (y/n) (l/n)" - (y/n)
"Anu, kalo ga salah tadi kan kita di patung Mondstadt kok Tiba tiba ada disini?" - lanjut (y/n)
Venti tak menjawabnya tapi hanya tertawa kecil, lalu ia lanjut bertanya
"Bagaimana kau tahu tentang diriku hanya dengan melihat mata ku saja?" - ucap Venti
"Karena aku terbiasa melihat mata orang yang kadang ada iris mata mereka yang terlihat begitu sedih, ada yang terlihat senang dan marah, tapi dari sekian banyaknya orang yang aku temui hanya engkau yang matanya begitu cantik tapi terdapat banyak sekali kesedihan, kehilangan, dan... kesepian tapi kau menutupnya dengan senyuman manis yang dapat menipu orang orang di sekitar mu" - ucap (y/n) dapat membuat Venti terdiam dan tak bisa berucap
Semua yang dikatakan (y/n) benar begitu banyak kesedihan tapi ia tak ingin memperlihatkannya kepada orang lain. Rasanya tangis yang di tahan Venti ingin sekali pecah tapi sebelum itu terjadi (y/n) memeluk Venti. Hangat dan terasa tulus.
Yap tangis Venti pecah seketika. Angin sepoi-sepoi berhembus, tenang angin terasa lembut dari sebelumnya. Sudah sekitar 30 menit tangis Venti terhenti dan hening seketika. Saat (y/n) hendak memanggil Venti ia melihat wajah nya yang begitu terlihat lelah dan ternyata daritadi Venti tertidur pulas di pundak (y/n).
Mau tak mau (y/n) menggendong Venti di punggung nya. Amber yang melihat (y/n) sedang menggendong Venti pun mencoba membantunya dengan membawa barang barang yang tadi (y/n) beli.
Saat sampai di rumah (y/n) dan amber membereskan barang barangnya sedangkan Venti tidur di kasur (y/n).
Setelah selesai (y/n) lanjut membereskan rumah walaupun ini sudah jam 8 malam. Ia berberes dan berpikir untuk segera mandi. Hampir 40 menit (y/n) mandi dan ia bersiap untuk tidur dan ia teringat bahwa masih ada Venti yang tertidur. (y/n) mengecup kening Venti dengan lembut berharap Venti dapat bermimpi indah.
Setelah menyelimuti Venti dengan selimut (y/n) segera ke dapur karna ia lupa untuk makan malam 10 menit berlalu dan (y/n) sudah siap untuk tidur, tapi terlihat Venti yang sedang bermain lagu dengan holy lyre nya. Venti yang sadar akan keberadaan (y/n) itu segera menghentikan aktivitas nya dan memeluk (y/n) secara tiba tiba.
Malam itu sangat tenang, begitu tenang sampai sampai ia tak sadar bahwa Venti telah membuat (y/n) tertidur dengan lagu yang Venti nyanyikan.
(y/n) begitu penasaran apa arti lagu itu. Nadanya yang begitu sedih tapi bisa membawa (y/n) tertidur pulas.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
• it ain't me •
Short Story- Happy ending - Venti x Reader - Two shots - Occ - Saran : denger pakai lagu "it ain't me"