#1

331 58 1
                                    

Namanya Watanabe Haruto, dia sangat terkenal di sekolah. Sayangnya dikenal karena reputasinya yang sangat buruk. Dia bukan sosok bad boy yang sering muncul dinovel teenfiction. Dia anak aneh yang suka sekali membuat onar dan masalah. Hampir setiap hari orang tuanya datang ke sekolah untuk menemui guru BK. Sialnya dia berlindung dibalik keadannya dan ibunya suka menjual kesedihan mereka. Bapaknya meninggal saat ia berusia 14 tahun. Memang sudah cukup dewasa untuk menerima kenyataan, tapi jiwanya sangat terguncang. Ekonomi keluarganya juga sangat memprihatinkan. Mereka hidup dari belas kasihan orang lain. Ibunya tidak bisa bekerja, sepertinya karena dia pemalas, sama seperti anaknya.

"Watanabe Haruto" Panggil Pak Hanbin. Namun tak ada jawaban "Tidak masuk lagi?" Ia menghela nafas berat. Sudah sebulan terakhir dia tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah. Ia benar benar gila. Aku rasa dia manusia setengah iblis. Maafkan kata kata kasar, tapi dia benar benar iblis.

"Maafkan keterlambatan saya, Pak"

Serempak satu kelas menoleh kearah asal suara. Tunggu... itu benar benar Haruto?

Dia berubah banyak. Apa dia menghabiskan waktunya untuk make over selama satu bulan ini?

Semoga dia juga memperbaiki kepribadiannya, bukan hanya penampilannya saja.

Gila

Doyoung memutar bola matanya malas

Sial, bajingan itu datang lagi umpat Doyoung dalam hati. Matanya membulat saat melihat Haruto duduk di sampingnya.

"Kukira kau sudah mati, Haruto" ucap Doyoung sarkas

"Oh, Haruto memang sudah mati. Yang kau lihat dihadapanmu ini Travis, bukan Haruto. Merindukan Haruto, ya?" Katanya Haruto sambil terkekeh pelan

Doyoung membuang wajahnya dan membuat ekspresi pura pura muntah. "Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya lagi" kata Haruto dan memasang ekspresi pura pura sedih. "Bagus, aku sudah muak melihat orang gila itu" balas Doyoung dengan nada ketus

"Sudah ya mengobrolnya? Nanti saja melepas rindunya" kata Pak Hanbin yang disambut sorakan heboh dari teman teman sekolah mereka.

Doyoung membenturkan kepalanya ke meja. Lebih baik aku saja yang mati batin Doyoung.

Haruto tersenyum tipis. Dia tersenyum senang. Akhirnya dia bertemu dengan Doyoung lagi, pujaan hatinya. Meski respon yang ia terima kurang bagus, tapi ia yakin Doyoung akan bertekuk lutut dihadapannya. Dia sudah banyak berubah

Menurutnya.

Setelah melewati jam pelajaran yang sangat panjang, melelahkan dan sangat memuakkan, akhirnya jam istirahat tiba.

Di kantin orang orang berbisik bisik membicarakannya. Mereka terkesima dengan perubahan Haruto, begitu juga dengan guru guru.

Hanya Doyoung yang bersikap tak acuh kepadanya. Doyoung berkeras hati tak mau menerima Haruto. Dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan pemuda itu. Dia tetap merasa jijik dengan pemuda itu

Siapa juga yang akan jatuh cinta pada pasien rumah sakit jiwa? Apalagi untuk orang sekelas Doyoung yang anak seorang senator. Kelas mereka jelas sangat berbeda.

Ketampanan Haruto telah membutakan mata orang orang. Selama sebulan itu, Haruto dirawat di rumah sakit jiwa. Tapi Doyoung bukan golongan orang orang tolol itu. Ia yakin, kegilaan Haruto itu menular.

Sialnya, saudara kembar Doyoung, Junkyu jatuh cinta padanya. Sejak lama Junkyu memang menyukai Haruto, tapi dia terlalu malu dan takut dibully juga.

"Haruto!" Panggil Junkyu sambil membawa kotak bekal "Ini untuk kamu" katanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everyday Is A Gloomy DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang