- f a t e -

32 4 0
                                    

Seoul, 2020.

Jimin memasukan ponselnya ke dalam kantung celana usai membalas pesan dari Taehyung. Sejenak ia mematut pantulan dirinya di hadapan cermin, merapikan jas putihnya yang membalut tubuhnya dengan menawan. Tak lupa juga ia merapikan sedikit rambutnya dengan jemari; berharap penampilanny a malam ini sempurna tanpa cela.

Ah, ini kan hanya reuni sekolah biasa. Mengapa juga Jimin harus bersolek diri dan memberikan penampilan terbaiknya ketika di masa sekolah saja Jimin bukanlah sosok yang menjadi sorotan, tidak seperti Taehyung, sahabat karibnya. Tentu saja semua memiliki sebab musabab. Ada alasan di balik penampilan Jimin yang bak pelakon di layar kaca.

Ini adalah reuni sekolah pertamanya setelah delapan tahun dinyatakan lulus.

Mungkin ini hanyalah acara makan malam biasa di sebuah restoran kelas menengah di pusat ibukota dan dihadiri beberapa kawan yang lulus di tahun yang sama dengan dirinya. Namun, bukan itu lah yang menjadi alasan Jimin begitu bersemangat, melainkan tempat di mana acara reuni ini diadakan.

Benar memang acaranya diadakan di sebuah restoran kelas menengah di pusat ibukota dan tidak ada yang menarik dari hal itu, namun, pemilik restoran tersebut yang berhasil membuat jantung Jimin berdebar tidak karuan manakala panitia reuni yang menghubunginya menyampaikan lokasi reuni diadakan.

Gugup? Pastinya. Sebab pemilik restoran tersebut adalah cinta dalam hati Jimin, sejak sepuluh tahun lalu hingga detik ini. Tak berkurang dan tak berubah sedikit pun.

*

Seoul, 2010.

Hari ini adalah upacara wisuda untuk kelulusan siswa tingkat akhir di mana Jimin menuntut ilmu. Hatinya bergemuruh ketika menenteng sebuah buket bunga berisikan mawar putih yang harum semerbak. 

Menurut perhitungannya, seharusnya upacara kelulusan berakhir beberapa waktu lalu. Nampaknya perkiraannya benar, melihat para peserta wisuda sudah berkumpul bersama keluarga untuk mengabadikan momen bersama melalui foto dan ada pula yang saling mengucapkan selamat atas kelulusan yang mereka raih.

Suasana gegap gempita begitu kental terasa dalam aula sekolah, begitu juga dengan Jimin yang merekah senyumnya ketika menemukan Min Yoongi yang baru saja melepaskan pelukannya dari beberapa temannya. Min Yoongi terlihat lebih rupawan dari biasanya. Begitu indah dengan senyum manis menghiasi wajahnya.

"Halo, Yoongi Hyung," sapa Jimin saat keduanya sudah berjarak kurang dari satu meter.

Senyum teduh dengan tatapan hangat itu ditawarkan Yoongi melalui bibirnya, menyambut kehadiran Jimin dengan buket bunga dalam dekapannya.

"Hai Jimin, terima kasih ya sudah datang."

Tersipu, keduanya begitu malu untuk saling beradu tatap. Lebih memilih mendengar irama detak jantung keduanya yang berdentum lebih kencang dari biasanya.

"Aku gak tahu Yoongi Hyung suka bunga atau enggak. Tapi, kalau wisuda harus ada bunga kan?"

Jimin menyerahkan buket bunga yang dibawanya pada Yoongi, senyum kian merekah di wajahnya saat menghirup aroma segar yang menguar dari bunganya.

"Terima kasih, Jimin. Pilihan kamu tepat, aku suka bunganya."

Lagi, keduanya memilih untuk menatap sepatu masing-masing. Tak tahu bagaimana harus memulai pembicaraan selanjutnya. Terlalu canggung untuk membuka percakapan karena tahu ada hal besar yang sudah menanti keduanya.

"Jadi, sampai ketemu lagi, ya, Jimin?" ujar Yoongi pada akhirnya.

Jimin berdeham pelan, memahami ungkapan pembuka dari perpisahan yang akan segera menyisihkan kehadiran keduanya dalam hidup masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate - Yoonmin Short Alternate UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang