"HAAAAAAAA Kenapa sih aku itu ditakdirkan seperti ini?? Kenapa aku tidak seperti anak anak pada umumnya? Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? KENAPA?!!"
PRAAAAANNNNKKK
Dia memecahkan kaca. Dia terus berteriak dan menangis histeris karena dia tidak bisa memiliki apa yang dimiliki oleh teman-temannya. Dia seorang anak perempuan yang menduduki kelas 7 SMP. Orang tuanya miskin. Tapi dia keterima di sekolah SMP terelite yang ada di kota nya. Semua teman kelasnya anak orang kaya. Sedangkan dia hanya anak polos yang sama sekali tidak pernah mengenal kekayaan."mahhh. Aku berangkat sekolah dulu yaaaa"
"iyaa, bekel nya ada di atas kasur mamah awas ketinggalan"
"cuma 15 ribu mah? Angkot aja 6 ribu mah. Aku jajan cuma 9 ribu? Ga cukup lah mah dari pagi sampe sore, mana aku mau eskul"
"ngeluh mulu. Kalo gamau yaudah gausah dibawa."
Dia pun pergi ke sekolah dengan rasa kesal karena bukannya mendapatkan bekal lebih, justru malah dapat omelan dari ibunya
Di sekolah
"pagi anak anak. Hari ini kita belajar dari aplikasi yang sudah bapa kasih ya. Kalian catat dari halaman 1-7 dan yang belum Download catat dari halaman 1-15 ya. Tidak ada komplen dan jangan berisik. Nanti bapa balik lagi. Mengerti kan anak anak?"
"mengerti pakkk"
"bagus, saya tinggal dulu ya. assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"pak? Apa ga sekalian nulis se-bab aja pa? 7 halaman terlalu sedikit" celoteh seorang anak yang kesal karena diberi tugas catatan banyak
"Al? Aku boleh liat ga?"
"iya Des sini bareng aja"
Desi maulida dia anak kelas C yang duduk di paling belakang bersama temannya yang bernama Aleta. Desi tidak punya HP. Sedangkan semua temannya punya. Jadi setiap diberi tugas lewat Whatsapp dia tidak pernah tau dan tidak bisa mengerjakan tugasnya. Namun guru guru di sekolah nya justru selalu memberikan tugas lewat HP.
Saatnya istirahat saatnya istirahat saatnya istirahat
"aduh Al aku belum selesai nyatetnyaaa gimana dooong? Kamu pasti udah laper yaa? Hmm yaudah deh aku terusin nanti aja"
"gapapa ko Des, kamu terusin aja nyatetnya. HP nya aku tinggal disini aja, aku mau ke kantin, kamu mau nitip ga?"
"hmm, beneran gapapa?"
"Iya Des santai ajaa. Mau nitip ga?"
"makasih banyak ya Alll kamu baik bangeeett,, emm kalo aku nitip gorengan kamu keberatan ga?"
"ngga lah. Emangnya gorengan isinya batu? Sampe harus keberatan segala hahaha"
"eheheh, yaudah aku nitip gorengan aja ya satu, soalnya aku bawa timbel"
"oke siap, kamu bawa air minumnya juga ngga?
"bawa ko. Makasih banyak ya Al sekali lagi makasiiiihh banget"
"iyaa selo aja kali, kayak sama siapa ajah"
Aleta pergi ke kantin. Desi pun melanjutkan catatannya. Sampai bel masuk Desi tak sempat makan karena catatannya terlalu banyak. Akhirnya dia belajar dengan rasa lapar. Saat bel pulang tiba...
"Des ayo cepeeet nanti kita terlambat terus dihukum gimana?" ucap Nadina yang biasa disebut Dina teman eskul nya Desi
"iya iya sebentar lagi"
"ish ayo dong lu lama banget sih, udah kayak penganten aja ganti baju doang sampe sejam"
"duhh sabar dooong, lagian ga nyampe sejam aku ganti baju"
KAMU SEDANG MEMBACA
Multiple Personality
Teen Fictionseorang anak yang tersiksa dengan penyakit yang dideritanya yaitu kepribadian ganda dan dia seringkali tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia tidak seindah yang dia bayangkan