Jangan memulai jika tak ingin merasakan akibatnya
"mah, si Boy kemana aja sih ko jam segini belum pulang" Desi sudah mulai kesal karena keponakan nya main terlalu lama
"ya main lah, cariin dulu sonooo sebelum ada yang datang kesini marah marah karena dia bikin masalah" mamahnya Desi sudah sangat lelah melihat tingkah laku cucunya yang selalu buat masalah
"ish da. Iya deh aku cari. Awas aja ya tu anak kalo ketemu." Desi semakin emosi karena waktu dia untuk rebahan terganggu"kemana si ni anak. Hish da! Ngeselin banget!!" berjalan kaki memutari gang sempit rasanya cukup melelahkan
"teh itu tadi si Boy bikin nangis anak orang, tu dia lari pulang duluan soalnya liat teteh lagi jalan" temannya Boy mengadu pada Desi atas perbuatannya
"iya makasih" jawab Desi sangat jutek ketika sedang marah
Liat aja tu si Boy. Gue sampe rumah abis aja tu anak pokoknya!! Gumam Desi dalam hati
Sesampainya Desi di rumah
BRRAAKKKKKKK Desi membanting pintu
Dia membanting dan melempar apa saja yang ada di hadapannya
"BOY!! BUKA PINTUNYA ATAU GUE DOBRAK NI!! BUKA!! CEPET BUKA GA?!!" emosi Desi sudah sangat meledak-ledak
BRUUGGG Desi membuka pintu kamar mandi. Dia menatap boy dengan tajam. Hingga akhirnya mereka berkelahi. Saling memukul dan berteriak-teriak. Tetangga yang mendengar pun satu per satu datang dan bertanya tanya pada ibunya Desi. Pertengkaran terus berlanjut hingga satu jam lamanya. Pintu rusak kamar mandi rusak, ember berantakan, kursi terguling, baju buku ada di mana-mana. Dan Boy juga babak belur dipukuli Desi. Desi mengunci dirinya di kamar.
"Kenapa sih?? Kenapa gue lakuin itu tadi?? Kenapa gue mukulin Boy?? Padahal kan ga seharusnya dia dipukulin. Bego banget sih gue bego! Bego! Bego!" Desi hanya bisa menangis menyesal atas apa yg dia lakukan. Dia memukuli kepalanya dan juga tangan kakinya. Seakan-akan tubuhnya tak sadar apa yang telah dia lakukan. Dia sadar ketika dia sudah pergi ke kamarnya dan menyendiri
"Des, makan dulu Deees, ga boleh kayak gitu ga baik Des. Tetangga sampe pada nanya ada apa ada apa. Dikiranya ada masalah besar padahal mah cuma berantem biasa. Ga boleh gitu Des, malu sama tetangga"
"BIARIN. BODO AMAT MEREKA MAU NGOMONG APA. MEREKA GATAU APA APA" Desi semakin menangis dan menyesali perbuatannya. Walaupun tangisannya tak terdengar oleh mamahnya, tapi mamahnya tau anaknya sedang menangis, mamahnya sudah terbiasa dengan sikap Desi yang suka berubah-ubah. Kadang baik dan rajin. Kadang juga tak terkendali seperti bukan Desi yang didalam jiwanya
Desi keluar kamar untuk melihat kondisi Boy. Tapi sayangnya, Desi hanya melihat kondisi tangan dan kakinya saja. Tanpa dia sadari...
Dimalam hari. Boy terus mengigau dan menangis dari tidurnya, Desi yang sedang rebahan langsung kaget dan terbangun
"kenapa sih? Tadi dia main terus tuh lama banget main nya" ucap mamahnya Desi yang mengadu ke anaknya yang orang tua nya Boy
"itu punggungnya merah, kayaknya ditonjok temennya tu. Sampe demam tinggi ngigo terus gamau tidur" mamahnya Boy alias kakanya Desi emosi karena anaknya sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Multiple Personality
Teen Fictionseorang anak yang tersiksa dengan penyakit yang dideritanya yaitu kepribadian ganda dan dia seringkali tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia tidak seindah yang dia bayangkan