11

5.5K 499 106
                                    

"Nggh.." Aron menggeliat, dan mengerjapkan matanya.

Langit-langit kamar yang terasa asing membuatnya segera bangkit dari tidurnya.

"Ha? Dimana aku?" Ia lantas memeriksa apakah pakaiannya masih lengkap.

"Shit! kupikir aku diperkosa seseorang."

Aron yang hendak memeriksa ruangan dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka.

ceklek!

"Oh, kau sudah bangun?" pria tampan itu mendekati Aron.

fuxk! jadi aku dibawa oleh seorang pria?

Aron segera menutupi tubuhnya dengan selimut. Entahlah, ia merasa sedikit takut dengan pria di hadapannya.

"Hahaha, ekspresi yang lucu sekali. Tenanglah, aku yang kemarin menolongmu." Pria itu lalu duduk di tepi kasur sedikit jauh dari Aron.

"Benarkah?" Aron berusaha mengingat namun ia lupa.

"Ya, kemarin kau mabuk berat hingga pingsan. Karena handphone mu dalam keadaan tersandi, dan banyak lelaki dan wanita yang hendak menerkammu. Terpaksa aku membawamu ke rumahku."

Aron mulai menurunkan kewaspadaannya, dan mendekati pria itu.

"Ah, begitu ya? Maafkan tindakanku yang bodoh." Aron mengulurkan tangannya.

Pria itu menatap lamat tangan Aron yang kini berada di hadapannya.

"D-dan terimakasih sudah menolongku. Namaku Aron." Pria itu lantas tersenyum dan menjabat tangan Aron.

"Aku Laien. Senang bertemu denganmu." Laien menunjukkan senyum manisnya.

"Kalau begitu, kurasa aku harus pulang sekarang. Maaf sudah merepotkanmu Laien, terimakasih sudah menolongku."

Aron lalu melapas jabatannya, dan memakai sepatunya yang terletak tak jauh dari kasur.

Ia lantas berdiri dan menghadap Laen yang ikut berdiri.

"Sekali lagi, kuucapkan terimakasih." Aron sedikit menganggukkan kepalanya dan segera pergi.

Namun Laien menariknya hingga wajah Aron menubruk dadanya.

"Kuharap kita akan bertemu lagi, jika kau butuh sesuatu, hubungi aku." Laien berbisik tepat di sebelah telinga Aron, membuatnya sedikit bergetar.

Laien kemudian menyelipkan kartu namanya ke saku kemeja Aron. Setelah itu ia melepaskan Aron.

"A-aku pergi dulu. Sampai jumpa." Senyum Aron kikuk dan segera keluar dari kamar Laien.

Laien hanya memandangi kepergian Aron hingga sosoknya tak terlihat lagi.

"Kemarin malam benar-benar menyenangkan." Ia lalu mengusap bibirnya sendiri dan menunjukkan seringainya.

-----

Rea bangun dari tidur lelapnya. Ia masih mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Emh.."

Rea sedikit terkejut saat sadar bahwa suara itu berasal dari Arel. Ia memeluk lengan Rea erat, dan menduselkan kepalanya pada pipi Rea.

A-arel?!

"Ah, aku baru ingat bahwa kita tidur bersama sejak kemarin malam." Rea lalu tersenyum dan memandangi wajah Arel.

aku baru sadar bibirnya sangat mungil

Rea menyentuh bibir Arel, sedikit menekannya untuk mengetes seberapa tebal itu.

ini terlalu lembut hingga membuatku ingin melahapnya

My Gigolo So Cute [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang