0: prolog

0 0 0
                                    

"hei!"

gadis kecil yang dipanggil itu langsung menoleh ke arah sumber suara, ia lihat disana ada penmpakan pria yang selalu menjadi teman mainnya, walau mereka terpaut jarak umur 4 tahun

"kak jake!"

"jea aku udah selesai baca buku ini, seru!"

"jea belum baca kak, soalnya bahasa inggris semua! jea gak ngertii"

jake ketawa mendengar alasan mengapa jea tidak mau membaca novel anak karangan wills genrotl. ceritanya memang sangat menarik dan untuk anak se jenius jake, ia sangat tertarik pada buku itu. buku itu sebetulnya milik jea yang dibelikan almarhum ayahnya 3 tahun yang lalu, tapi jea karena tidak mengerti bahasanya, ia meminta jake membaca buku it dan menceritakan isi buku itu padanya.

"kak jake, memang betulan ya kalau hujan itu tandanya tuhan sedang nangis? kan katanya tuhan tinggal diatas awan,"

"gak jea, hujan itu bukan berarti tuhan sedang menangis,"

"kalau matahari, pernah nangis gak ya?"

"matahari sama bintang juga gak pernah nangis. mereka terang bersinar."

"jea kaya matahari," kata jake

"jea kan cengeng!"

"jangan sering nangis, matahari gak boleh nangis,"kata jake

jea tersenyum menampakkan giginya. gadis berusia 8 tahun itu suka akan hal pujian, kalau dipuji, pasti salting

"JEA, JAKE AYO KERUMAH KITA MAKAN!!"

teriakan itu berasal dari suara bunda jake. bunda jake memang sering mengasuh jea seperti mengajak makan dan mengajak bermain jea bersama jake.

"IYA BUNDA!!"

jea berlari menuju rumah jake sedangkan jake mengikuti di belakangnya.


ini adalah sebutir kisah masa kecil jea dan jake, dua insan yang mempunyai algoritma hidup yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DUA BENUA - JAKE SHIMWhere stories live. Discover now