ease

354 29 4
                                    

Tahun ini memasuki tahun kelima hubungan kami. Hubungan aku dan Jaehyun yang entah menurutku untuk mencapai tahun kelima ini adalah merupakan keajaiban. Kalau boleh jujur, aku tidak terlalu serius dengan hubungan kami. Jaehyun tidaklah kurang untukku tetapi hanya huft.. bagaimana ya menjelaskannya. Intinya aku belum siap untuk berkomitmen dengannya. Bukan hanya dengannya. aku yakin. Hanya, aku belum siap untuk mengikat diriku sendiri dalam hubungan pernikahan yang kuanggap sakral itu. Jaehyun juga tidak pernah memaksaku untuk menerima lamarannya jadi kurasa itu baik-baik saja. Bilaku ingat, sudah lima kali aku menolak lamaran dari Jaehyun dalam kurun waktu dua tahun belakangan. Jika melihat kesuksesan karirku, kalian pasti akan memakluminya. Semua teman kami yang telah menikah tidak berani menyakan padaku mengapa aku terus menolak lamaran dari Jaehyun. Aku tahu mereka juga kesal akan sikapku tetapi mau bagaimana lagi. Aku belum yakin dengan Jaehyun.

“woo, kok bengong?” tanya Jaehyun sambil menatap kearah Jungwoo masih sambil dengan mengunyah steaknya.
“udah ga usah dipikirin. Karena udah sering kamu tolak, jadi ga kerasa lagi sakitnya” ujar Jaehyun sambil tersenyum memperlihatkan lekukan di pipinya.
“maaf, hyung. Aku belum siap. Hyung tau sendiri-“
“iya hyung tau. Karir kamu lagi bagus-bagusnya dan kamu ga mau karir kamu menurun karena pernikahan kan? Iya Jungwoo, hyung tahu. Hyung udah paham. Jadi udah kamu habisin makanan kamu terus kita pulang” Jaehyun melepas tautan tangannya pada tangan Jungwoo lalu meneruskan kembali makannya.
Jungwoo yang tidak enak hati mendengar penuturan sang kekasih pun akhirnya berkata “hyung, nginep yuk diapartemen aku”
“kamu yakin besok ga ada jadwal? Nanti kaya rabu kemarin lagi”
“aku udah nanya kok ke lucas dan katanya emang beneran ga ada jadwal. Hyung jangan ngungkit yang rabu ah. Malu tau” ujar Jungwoo sambil memanyunkan bibirnya
Jaehyun tersenyum lalu menggapai pipi Jungwoo dan menariknya “sayangnya aku lucu banget sih”
“yaudah hari ini aku nginep” lanjutnya yang membuat mata Jungwoo melebar.
“yeay cuddle ya hyung”
“banyak banyak pokoknya. Gamau tau.” Setelahnya Jungwoo berlomba-lomba memasukan makanannya ke mulutnya sehingga terlihat mengelembung.
“iya zeusku. Udah makannya abisin. Nanti boleh pesen dessert” ujar Jaehyun kepada Jungwoo sambil mengusap tangan Jungwoo di meja.
“yeay sayang hyung banyak-banyak”







“ih lucu banget si Echan, hyung. Gemes” ujar Jungwoo gembira dengan memegang pipi echan, anak dari Taeil dan Johnny tersebut dengan gemas.
Doyoung menghampiri mereka dengan membawa kotak tisu yang sebelumnya Taeil minta “kamu mintalah sama Jaehyun. Pasti langsung dikasih.”
“ih tapi pasti ga lucu kaya Echan gini. Gembul. Minta digigit”
“anak kalian pasti ga bakalan gembul sih. Liat kamu woo, makan banyak ga bakal endut kan. Jaehyun juga tipe-tipe yang susah naikin berat badan” sekarang Taeil yang berucap. Tangannya mengelus pipi Echan yang memerah sehabis dipegang Jungwoo.
“nanti anak kamu bukan emesh, woo tapi manis”
“ish bisa aja ih” jawab Jungwoo malu-malu.
“hai yang, lagi ngomongin apa nih?” Johnny datang sambil mengelus pipi Taeil.
“ini, uwu pengen punya anak kaya Echan”
“yah woo, masa buat anak dulu sih. Legalin aja dulu. Kasian tuh Jaehyunnya” setelah berucap demikian, Johnny langsung ditatap sinis oleh sang pasangan.
Tatapan Taeil ke Johnny seperti diem-ga-lo tetapi mulutnya berucap “sssh yang”
“tapi yang-“ setelah itu Johnny segera pergi dari tempat mereka karena takut Taeil memarahinya.







Suasana dimobil sangat suram karena Jungwoo menunjukan tanda-tanda bahwa dia sedang marah besar. Jaehyun tau itu, pasti. Jaehyun sangat mengenal Jungwoo luar dan dalam dan yang pasti cara untuk tidak menambah masalah baru adalah dengan mengalah dan pura-pura tidak tahu.

“pasti kamu yang bilang ke yang lain kalo aku nolak lamaran kamu lagi”
“apasih, woo. Aku ga pernah cerita-cerita tentang kita ke mereka” tenang. Itulah yang perlu Jaehyun lakukan untuk menghadapi Jungwoo dalam mode ini.
“Alah jangan ngeles kamu. Kenapa sih kamu ga terima banget kalo aku belum siap karena karir aku lagi tinggi. Kenapa sih, jae? Aku heran sama kamu, egois banget sih” tuduh Jungwoo sambil mensiniskan nada bicaranya.
“kenapa? Ga bisa jawab kan? Dasar egois. Gimana nanti kalo kita nikah. Berantakan”
Jaehyun hanya terdiam mendengarkan bentakan Jungwoo. Jungwoo memang sering kalap dihadapannya. Dibalik citranya yang merupakan artis yang anggun dan ceria terdapat sisi liarnya yang hanya Jaehyun tau. Jungwoo yang seperti ini perlakukan dengan kepala dingin, karena jika dibalas dengan emosi juga, Jungwoo akan meledak-ledak seperti kesetanan dan hal tersebut yang pastinya Jaehyun hindari hingga mereka dapat bertahan hingga tahun kelima ini.
“makasih”ucap Jungwoo ketus, tanpa melihat Jaehyun yang sedang mengeratkan pegangan tangannya pada kemudi Ketika mereka sudah sampai parkiran apartemennya.







Sad TailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang