Keesokan harinya dengan rasa kepercayaan diri yang kuat, Burik pum membawa bunga Bangkainya tersebut. Burik menunggu kedatangan Dewi dengan hati yang berbunga-bunga berharap agar Dewi menerima bunganya. "Tteeeeeeeettttt......" bel pun berbunyi tanda masuk kelas.(yaiyalah masuk kelas lo kira tanda orang mau Adzan). Dewi pun akhirnya datang dengan mengibas-ngibaskan rambutnya dan kutu-kutu di rambutnya pun berserakan di mana-mana. Burik pun tiba-tiba langsung datang ke hadapan Dewi untuk memberikan bunga tersebut. Dengan perasaan yang gugup dan bahagia, Burik pun dengan percaya dirinya memberikan bunga Bangkai tersebut kepada Dewi. Dewi terkejut dan hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Burik yang seperti tu. Teman-teman di kelas sangat menertawai Burik.
Ibu guru pun datang, "Ada apa ini ribut-ribut?!",tanya Ibu guru. "Itu Buuu, Burik membawakan bunga Bangkai untuk Dewi", sahut seorang siswa di kelas". "Apa itu benar Burik? Buat apa kamu membawakan bunga bangkai itu untuk Dewi?" Tanya Ibu guru. "B-benar Bu, saya membawakan bunga itu karena saya suka sama Dewi, lagian Yogi kok yang mempunyai Ide seperti itu" jawab Burik. "Benar kah itu Yogi?", tanya Ibu guru. "Tidaakk Buu, kemaren saya cuma menyindir dia saja untuk membawa bunga itu, eh ternyata dia beneran bawa bunga itu" jawab Yogi. "Aduh Burik... kalo kamu memang suka sama Dewi itu wajar saja, tapi kamu jangan berlebihan seperti ini dong" ujar Bu guru. "Baik Bu, saya tidak akan seperti ini lagi", jawab Burik. "Lebih baik kamu fokus pada pelajaran kan sebentar lagi mau ulangan" ujar Bu guru. "Baik bu" ujar Burik.