Rencana Jahat

37 4 3
                                    

Bab 1 : Rencana Jahat


…🌻~Happy Reading~🌻…

“Auh!” ringis seorang gadis muda berumur 19 tahun kesakitan nampak duduk di lantai dengan kondisi berantakan disebabkan dari kelakuan saudari tirinya yang mendorongnya keluar dari rumah.

“Ampun Aline, jangan usir aku dari rumah. Aku tidak akan menentangmu lagi. Aku tidak punya apa-apa jika kamu mengusirku dari rumah.” Tangisnya menyentuh betis kanan saudarinya itu memohon layaknya seorang pengemis.

Dia bernama Aradella. Gadis muda dengan rambut pendek dengan paras lumayan cantik. Aradella putri pertama dari Pak Shan. Ayah Aradella sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu. Pak Shan meninggalkan Aradella kepada istri keduanya yaitu Ibu kandung dari Aline. Aradella selama ini hidup bersama Ibu tiri dan saudari tirinya dengan perlakuan yang sangat kejam.

“Ck, aku sudah bilang kalau kamu sudah bukan dari keluarga kita. Jadi enyahlah dari rumahku ini!” bentak Aline Chertin menendang keras Aradella. Aradella langsung tersungkur ke belakang kesakitan lengannya ditendang begitu saja.

“Aline, kenapa kamu kasar padaku. Rumah ini peninggalan dari Ayahku. Rumah ini seharusnya milikku. Kalian-” Ella berhenti bicara karena Aline sekali lagi mendorongnya.

Brak!

Aline geram tak terima mendengar ucapan Ella. Aline mencengkram rambut Ella dengan keras membuat Ella meringis kesakitan.

“Dengar baik-baik. Pak tua itu sudah mati dan rumah ini jatuh kepada Ibuku. Seharusnya kamu bersyukur Ibuku merawat Ayahmu yang sakit-sakitan itu!” bentak Aline sekali lagi dan membuka cengkramannya lalu menatap jijik ke arah Ella.

Ella menunduk lalu menangis kembali. Jika saja Ella memiliki fisik yang tidak lemah, mungkin Ella bisa berdiri dan menampar saudarinya itu yang suka semena-mena padanya. Namun, tubuhnya dari kecil begitu lemah.

“Ahahaha,” Aline tertawa puas melihat Ella sangat menyedihkan di depan pintu masih terduduk dengan keadaannya.

“Sekarang pergi dari sini dan jangan kembali ke rumahku!” teriak Aline. Ekspresinya sangat menyeramkan dan kejam. Padahal Ella sudah memperlakukan saudarinya dengan baik dan sangat menganggap Aline sebagai saudarinya. Akan tetapi yang dia dapatkan hanyalah perlakuan kejam dari Ibu tirinya dan juga Aline.

“Aku mohon Aline, biarkan aku tinggal di sini,” mohon Ella sekali lagi berusaha meraih betis Aline.

“Jangan harap!” Aline menendang Ella kembali.

“Aaakh!” Ella jatuh tersungkur ke tanah. Aline tersenyum miring melihat keadaan Ella bagaikan pengemis miskin di depannya.

Tiba-tiba saja, suara teriakan terdengar dari belakang Aline. Seorang wanita paruh baya mendekati Aline. Dia adalah ibu kandung Aline yang bernama Kalista Chertin.

“Astaga, Aline. Kenapa kamu teriak-teriak seperti ini, Ibu jadi terbangun gara-gara teriakanmu sayang.” Bu Kalista menguap dengan piyamanya lalu melihat Ella. Alis Bu Kalista terangkat melihat anak tirinya tersungkur tak berdaya di tanah.

“Ada apa ini, Aline?” tanya Bu Kalista melihat Ella. Meski begitu, ada sedikit senyuman di bibirnya.

“Ini lho, Bu. Aline sudah tidak mau menampungnya di rumah kita. Dia hanya menyusahkan kita di rumah ini. Apalagi keuangan kita sudah mulai berkurang. Takutnya kita jatuh miskin gara-gara dia.” jawab Aline manja sambil menunjuk Ella dan menatapnya dengan tampang meremehkan.

Ella segera mendekati Ibu tirinya lalu memohon, “Ibu, Aline mengusirku dari rumah. Aku tidak mau keluar, Bu. Aku minta maaf kalau sudah salah. Aku akan lakuin apa-pun asalkan dibolehkan tinggal di sini.” Ella menangis terisak-isak mendongak pada Ibunya.

Aline merasa geram mendengarnya. Ketika Aline ingin menamparnya, Bu Kalista segera menahan tangan Aline membuat putrinya itu terkejut dengan tindakan Ibunya.

“Ibu, kenapa hentikan aku?” tanya Aline segera menarik tangannya.

Bu Kalista terdiam sebentar sedang berpikir, “Hm, bagus juga. Sepertinya aku bisa mendapatkan uang dengan cara menjual anak sialan ini kepada pengusaha hidung belang diluar sana.” Bu Kalista tersenyum licik.

Bu Kalista mulai merencankan hal jahat kepada Ella. Wanita paruh baya itu segera membantu Ella berdiri lalu melihat Aline. Aline terkejut melihat Ibunya bersikap baik pada Ella.

“Ella, tidak usah menangis. Kamu tidak akan pergi dari rumah ini. Lebih baik kita masuk dan biarkan Aline di sini. Ibu akan membuatkanmu teh hangat sekarang.” ucap Bu Kalista menuntun Ella masuk ke arah sofa.

“Aline, dengar baik-baik. Mulai sekarang, bersikap baiklah pada Ella.” ucap Bu Kalista melirik anaknya. Ella tersenyum melihat Ibunya berbeda hari ini. Ella berpikir jika Ibunya sudah berubah dan bersikap baik padanya, akan tetapi Bu Kalista tidaklah seperti yang dipikirkan Ella. Aline mengepal tangan merasa kesal melihat Ella kembali masuk ke dalam rumah.

“Ck, sialan!” umpat Aline menutup pintu rumah dengan keras.

…______…

Beri like (👍) komen (💬) share (💫) dan favoritkan (❤) ya readers 😍

Supaya author semangat!!..

Terima kasih sudah mampir di ceritaku ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri Kontrak Sang PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang