Seminggu setelah meninggalnya Shinta. Pelantikkan OSIS pun dilaksanakkan bersamaan dengan upacara bendera.Meskipun aslinya aku benci dengan anggota pengurus OSIS ku sendiri, namun dalam menjalankan tugas, sudah menjadi kewajibanku sebagai ketua OSIS untuk tak mengeluh.
Kami semua pun melakukan persiapan, walau kebanyakkan pengurus OSIS hanya berteduh di depan ruang OSIS tanpa membantu sama sekali, namun persiapan berjalan lancar.Aku mendapat tugas sebagai pemimpin upacara. Upacara pun di mulai, mula-mula sih lancar-lancar saja.... tapi saat bagian
laporan kepada pembina upacara peserta upacara menjadi sangat ramai, semua terlihat sudah kepanasan dan berbicara tidak jelas satu sama lain.
Kenapa kalian ngak bisa tahan bentar sih ?!! ngak sopan banget.
Belum sempat melaporkan pembina menyuruhku untuk kembali ketempat dan menyiapkan para peserta agar kembali tenang.Aku pun mulai menyiapkan
“ Siaaaaaap gerak “
suasana sudah tenang, namun entah mengapa pembina upacara menyuruhku untuk menyiapkannya lagi. Aku pun melaksanaakannya sesuai perintah.Tapi sepertinya pembina upacara marah akan sesuatu, ia sampai angkat bicara padahal belum sampai pada bagian pemberian amanat
“ Pemimpin nya anji*g, sudah berkali-kali saya suruh untuk menyiapkan kok ngak dilakuin. Ini itu upacara pelantikkan, lakuin yang bener!! Sudah langsung saja di lanjutkan ke bagian pelantikkan “.
Hati ku rasanya seperti tertusuk, air mata sudah tak bisa kubendung. Aku pun berusaha mencari kesalahan ku, tapi jelas itu kesalahan peserta upacara.
Aku sudah melaksanaakan semuanya sesuai perintahnya, kenapa diriku di caci maki seperti itu?! Kaki terasa lemas namun aku harus bertahan sampai akhir, suaraku masih kuat untuk memimpin. Ini kewajibanku aku harus professional.Akhirnya upacara pelantikan pun selesai. Aku terduduk lemas di tengah lapangan upacara dengan panas menyengat matahari.
Rasanya mataku seperti ada yang menutupi, ah sangat gelap disini.
Meskipun panas matahari sangat menyenggat, namun seluruh badanku terasa dingin.
Rasanya seperti tercekik oleh rantai yang tak bisa kulepas, seperti kewajiban yang mengikatku dan menyakiti ku perlahan.
Aku tak bisa berteriak, aku tak bisa bersuara. Hanya ada air mata yang terus mengalir dari mataku.Aku ingin ada yang menolongku, namun saat kulihat sekitar..... Semua menjauh. Semua teman-temanku, dan bahkan juga guru. Tak ada satupun yang mau menolongku ataupun menenangkanku.
Setelah beberapa saat tiba-tiba, aku merasa seperti bulan yang hitam menghangatkan ku dengan sentuhan tangannya, senyumannya sangat manis bahkan kata-katanya membutakan ku
“ Hei jangan disini terus, panas tuh. Ngak baik buat kulit kalo lama-lama, kamu kan idol “ ucap gadis cantik berambut panjang itu.
Ia pun menarikku ke UKS “ kau pasti pusing, panas-panas disitu ayo ke UKS “.Aku pun dipaksa berbaring oleh gadis itu. Kalian kira aku tak mengenal gadis ini. Siapa yang tidak tahu gadis cantik berambut panjang asal Nusantara akademi, gadis pintar yang menjadi support manajer di Nusantara akademi. Namanya Selena trinity putri.
Jelas sekali bahwa ia juga adalah pewaris Nagaria entertainment, agensi para bintang nomor satu di Indonesia.Dia bisa dibilang manajer yang cukup cekatan, aku melihat ia yang sibuk mengurusi tim Nusantara akademi saat kompetisi. Dia baik, para idol juga senang di manajeri olehnya.
Dan tentu saja daritadi sudah ada yang mengerumuni UKS, ya para siswa yang jarang liat artis ini ngeliatin dari luar jendela.“ Wah sesuai ya dengan rumornya, kamu dingin dan juga kuat, bahkan ada yang bilang kamu baik hati lho “ Ucap Selena yang tiba-tiba menatap dekat wajahku. Darimana dia dapat info kalau aku itu baik, ah total BS.
“ ah aku ngak bohong kok, btw kamu latihan di Zspirits kan besok ? “ tanya Selena.
Wait- tadi apa dia membaca pikirankku ? “ Iya, memangnya kenapa ? “ Jawabkku. Selena pun berjalan keluar kemudian ia melihat kearahku “ Sampai jumpa lagi di Zspirits ya besok “ Ucap Selena sebelum keluar dari UKS.
Aku punya perasaan yang ngak enak dibarengi dengan firasat baik. Apa maksud Selena ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen dream
RandomErika gadis yang dingin dan berambisi besar untuk menjadi bintang yang lebih dari idolanya, membuat erika harus menghadapi segala tantangan, bullying, dan bahkan depresi. Apakah Erika akan menggapai impiannya itu ? ataukah dia akan tumbang seperti b...