Manusia itu tertidur lagi. Pipinya menempel ke meja kerjanya yang berantakan. Boleh jadi membuatnya berlepotan kotoran. Perkakas dan bahan pembuatan sepatu berserakan di ruangan itu. Ada banyak sepatu jadi di sudut. Hasil kerja keras si tukang yang kini jatuh terlelap. Namun, itu tak membuat seorang wanita di pintu tampak senang. Dia menaruh perhatian kembali pada dengkur kelelahan di sana. Sekarang berjalan menghampiri. Tampak olehnya gagang palu masih tergenggam di tangan si manusia. Diambilnya palu, menaruhnya di sisi lain. Si pria tukang sama sekali tidak terbangun. Benar-benar jatuh terlelap. Suaminya.
Seulas senyum muncul. Elusan, menyusul kemudian kecupan dipersembahkannya. Dia lantas menegakkan punggung dan menatap sekeliling. Berantakan. Bukan hanya perlu dibereskan, tapi pekerjaan pun masih menunggu diselesaikan.
Dia menatap si suami sekali lagi, lalu pandangannya terpancang jauh ke luar jendela. Cahaya bulan tampak menyembul di balik awan. Senyumnya kembali, kali ini penuh rahasia.
Ia mulai memejamkan mata. Mulutnya komat-kamit. Saat itu, tiba-tiba udara seakan bergetar. Kaca jendela berderak-derak. Dia membuka mata, bertepuk tangan dua kali, dan saat itulah jendela mendadak terbuka diikuti lesatan cahaya puluhan kunang-kunang. Cahaya-cahaya itu memenuhi ruangan, riuh beterbangan sebelum akhirnya hinggap di antara barang-barang yang ada.
Wanita itu kembali tersenyum. Seekor kunang-kunang terakhir tampak menabrak kaca jendela dan kini terbang oleng, hinggap kemudian di tangannya.
***
02 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAN : Sepatu yang Menginginkan Pangeran
FantasyApakah itu sepatu buatan para peri mungil yang diam-diam membantu pekerjaan si pengrajin? Ataukah sepatu kaca pemberian ibu peri dengan ayunan tongkat sihirnya yang ajaib? Yang jelas ada seorang peri bernama Kana. Dan di suatu hari yang melibatkan...