Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kali ini saya akan mengulas sebuah cerita berjudul Embara Sangkala karya seorang penulis dengan nama pena Devamoyas. Seperti pada gambar di atas, kisah ini berasal dari sudut pandang orang pertama sebagai pemeran sampingan. Lalu, cerita berlanjut dengan si 'aku' yang mengajukan pertanyaan pada sang pemeran utama yang memperkenalkan diri sebagai Sangkala. Sangkala memiliki kemampuan untuk kembali ke masa lalu, tetapi tidak bisa mendatangi masa depannya lagi atau kembali ke masanya sekarang. Jika dilihat dari tahun kelahirannya, Sangkala berusia lima puluh tahun. Akan tetapi, karena dirinya berulang kali kembali ke masa lalu, secara psikologis, umurnya sudah lebih dari satu abad.
Latar waktu ketika cerita ini dikisahkan adalah pada tahun 2020. Pertama kali Sangkala menggunakan kekuatannya, ketika ia berusia lima belas tahun. Kala itu ia baru saja kehilangan sahabat baiknya akibat kecelakaan. Sangkala benar-benar terpukul dan ingin menyelamatkan sahabatnya tersebut. Lalu dengan kemampuannya itu, ia berhasil mencegah kematian sahabatnya. Selanjutnya, apabila Sangkala kembali ditimpa masalah besar, maka ia akan kembali ke masa lalu dan mencegah kedatangan masalah tersebut.
Cerita ini bisa dibaca secara gratis di platform Wattpad, terdiri dari dua belas bab (termasuk prolog dan epilog) dengan porsi per bab yang relatif singkat. Judul dari bab 1-10 merupakan daftar pertanyaan yang diajukan oleh tokoh aku. Kemudian Sangkala menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berupa narasi. Tidak ada dialog dalam cerita ini.
Kisah sederhana ini menyadarkan saya bahwa anything happened to our life has it's own meaning. Kalau kita memilih (jika bisa) untuk menolak satu saja masalah yang terjadi di hidup kita, we never know it could be boomerang in our future. Dan saat itu kita menyesal, lalu ingin memperbaikinya lagi dengan kembali ke masa lalu dan kehilangan hal yang lain lagi dan ingin ke masa lalu lagi dan... never ending.
Kita sering berpikir,"Seandainya begini... seandainya begitu...", tapi di sisi lain, kita sering lupabahwa jika "seandainya-seandainya" yang kita inginkan itu benar-benar terjadi,apa segalanya benar-benar akan baik-baik saja?
