2. Pencerahan.

384 96 9
                                    

Selama seminggu ini aku mendapatkan informasi penting. Terima kasih pada celotehan orang tua baruku yang menemaniku tidur diatas kasur ini.

Entah kenapa mereka berdua sepertinya ingin lebih banyak menghabiskan waktu denganku. Memang wajar, tapi dipikir kembali saat ini aku sedang diatas kasur tepat ditengah-tengah.

Seharusnya bayi baru lahir seperti diriku ini ditaruh di buaian bayi, bukan ditempat tidur. Apalagi sampai tidur bersama orang-orang dewasa, takutnya nanti akunya yang kegencet!

Ya kali nanti aku jadi bayi geprek!

Malam sudah datang sejak tadi, sebenarnya aku mau tidur. Beneran. Sayangnya..

Toel. Toel.

"Ah.. empuknya.."

Toel. Toel. Toel.

"Sangat.."

'Jangan noel noel pipiku anj--!'

Aku sudah menutup mata sedari tadi, tapi orang tuaku ini, yang akhlaknya minus ini tak mau meninggalkan pipiku sendiri. Mentang-mentang aku nggak nangis ya?! Kalian mainin pipiku sembarangan! Ngajak berantem!?

"Abubu..babuuu..(Kalian..Sialan..)"

Sayangnya cuma kata 'ba dan bu' saja yang bisa aku keluarkan. Jadi kalau aku ngomong kasar pasti keluarnya kata babu. Ingin sekali aku berkata babi, sayangnya aku belum punya gigi jadi nggak bisa bilang 'bi'.

Ngomong-ngomong soal informasi penting, malam sebelumnya tepat saat sebelum tidur, ibu baruku mengajakku bicara yang tentu saja nggak bisa kujawab. Untung aja dia pakai bahasa indo jadi aku paham.

Yang anehnya, dari beberapa orang-orang yang selama ini kutemui, hanya keduanya lah yang memakai bahasa yang bisa kupahami. Apalagi mereka berbicara bahasa itu saat mereka berdua saja, seperti saat tidur ini.

"Ugh.. maaf sayang, pipimu terlalu mempesona." Ibuku yang visualnya seperti malaikat jatuh dari kahyangan ini, tersenyum canggung saat mengetahui aku sudah membuka mataku yang tadinya kututup. Kan tadi niat awalku tidur.

Ayah baruku, disisi berlawanan memegang tanganku, pegangannya sangatlah berhati-hati seakan memegang benda berbahan kaca yang sangat tipis sekali. Yah wajar sih, ke tekan dikit bisa patah tulang nanti aku.

"Anna, putriku yang cantik." Ayah mengeluarkan senyum yang sangat menawan sekali.

Aku menghadap depan atau lebih tepatnya langit-langit berukir bunga Kamboja emas itu. Nggak tahan sama kedua visual Dewa Dewi disebelahku.

Annabelle Caitlin.

Itu adalah namaku, nama baruku didunia ini. Nama yang sangat asing dan berkelas banget.. sayangnya..

Aku sudah sangat bermasalah menjadi bayi karena aku tak bisa melakukan apapun dan bicara sesukaku, tapi yang paling mengganggu kenapa namaku Annabelle?!

Iya aku tau itu bagus! Tapi kalau denger nama itu aku malah ingetnya boneka terkutuk itu!! Yakali aku bayangin diriku sendiri kayak boneka itu.. hih! Serem woi!

Untung saja Nicknameku adalah Anna, bukan Anabel.

Jadi bayi lagi itu.. nggak enak woi. Buat bocah pecicilan kek aku, nggak bisa gerak kayak gini itu sangat menderita:(

Apalagi setiap ganti popok atau dimandiin.

... Tolong lah. Ini siksaan mental😭

Bayangin aja kamu ditelanjangin terus tubuhmu diraba-raba semua. Kek.. pelecehan ಥ‿ಥ aku tau aku bayi, TAPI MENTALKU DAH NGGAK BAYI LAGI!!༎ຶ‿༎ຶ

🍃🍀[In a Visual Novel Game]🍀🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang