Prolog

0 0 0
                                    

“Kita akhiri saja. Kalau dilanjutkan mungkin akan menyakiti perasaan masing-masing,” ucap pria berahang tegas itu sambil memandang penuh makna.

Tidak ada pemikiran lain yang ada di dalam benak seorang wanita berambut ikal terurai itu, begitu mendengar lelakinya berkata demikian. Hanya satu kata yang terlintas, mengapa?

Pandangan wanita itu terlihat kosong, menatap lurus ke bawah, ke arah ujung kedua kakinya yang masih menapak di atas lantai keramik sebuah kedai kopi favorit mereka berdua. Duduk bersebelahan dengan arah yang berbeda. Salah satu tangan wanita itu digenggam erat oleh sang pria. Mungkin si pria berharap wanita di hadapannya itu mau menerima keputusannya untuk berpisah.

Lantas jika menginginkan perpisahan, mengapa harus menggenggam tangan wanita di sampingnya?

“Kenapa? Bukannya semua baik-baik saja? Atau aku sudah melakukan kesalahan?” Sambil menoleh, wanita itu menatap tajam dan berucap lirih.

“Aku enggak mau menyakiti hati pasangan kita masing-masing.”

“Tapi ini menyakiti hatiku.”

Kerutan di dahi wanita itu terlihat sangat jelas, dia masih mencoba mencerna ucapan pria yang duduk di sampingnya itu. Setengah tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Pria itu meminta sebuah perpisahan dari hubungan yang sebenarnya tidak pernah ada permulaan.

Hubungan yang tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat didefinisikan sebagai hubungan apapun. Berteman? Mungkin. Dekat? Iya. Sering jalan berdua? Benar. Pacaran? Tidak, jelas tidak!

Lantas, hubungan apa itu?
Teman tapi mesra?
Pelampiasan di kala sepi?
Entahlah.

Mungkin hanya hubungan untuk saling mengenal, tetapi tidak memiliki status apa-apa, atau mungkin tidak memiliki arti apa-apa.

Mungkin begitu bagi sang pria. Menganggap sebuah kedekatan antara lawan jenis sebagai hal yang biasa atau bahkan lumrah terjadi. Hal umum yang terjadi hampir pada semua orang. Tidak ada arti khusus baginya. Lantas mengapa harus ada kata berpisah? Mengapa tidak langsung pergi saja dan menghilang tanpa pamit?

Sebuah kedekatan yang dianggap intim bahkan melebihi batas perkenalan apalagi pertemanan. Sebuah kedekatan yang dirasakan berbeda dari hanya sekedar teman. Kedekatan yang selalu terjadi berulang hingga akhirnya merasa aman dan nyaman. Kedekatan yang membuat semuanya buta, tetapi tak hentinya saling memuja.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KesempatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang