one

36 3 0
                                    


'siapakah namamu?'

"namaku..."

. . . . .

mark terdiam, dia menatap sosok cantik didepannya yang sibuk menikmati steak yang baru saja disajikan, pipi gembulnya yang bergerak perlahan mengunyah. manis, itu yang mark pikirkan saat ini

beberapa saat lalu...

"namaku jaemin! na jaemin."

alis mark terangkat, ia menyimpan dalam dalam nama itu dipikiran dan hatinya, sambil menahan senyum ia memperhatikan jaemin yang sedang memperkenalkan diri dan mengoceh tentang beberapa hal menyangkut dirinya

"mark, panggil kakak saja okey?"

tangan mark mengusap lembut punggung tangan jaemin, senyum khas mark lee ia berikan, membuat lawan bicaranya tersipu mendapatkan perlakuan selembut itu.

terlihat anggukan kecil jaemin serta pelayan yang datang untuk mencatat pesanan mereka berdua

"berikan kami dua botol wine dengan steak terbaik disini." mark menatap pelayan itu dengan tatapan mengintimidasi, berbeda sekali dengan tatapan yang ia berikan kepada jaemin.

end flashback.

'oiii ka??'

sekarang, mark yang tenggelam dalam pikirannya, jaemin sedaritadi melambaikan jari lentiknya didepan muka mark yang datar

'eh?'

mark terkejut, dia menggelengkan kepalanya cepat, lalu berdehem menghilangkan suasana hening yang tercipta, terdengar kekehan kecil, matanya melirik untuk melihat siapa yang berani mentertawakan dirinya.

ah, rupanya jaemin. ia terkikik pelan, tangannya yang satu menutupi mulutnya, dan yang satu lagi masih digenggaman tangan mark.

mark merasakan pipinya menghangat, ia mengepalkan tangannya yang berada dibawah meja, menyembunyikan fakta bahwa ia sedang malu karna tertangkap memikirkan sosok dihadapannya ini.

jaemin tersenyum, ia menyodorkan sesuap steak dihadapan mark "steak kakak dingin loh, sini adek suapin. aa?" jaemin ikut membuka mulut, memberi isyarat agar mark membuka mulutnya, mark hanya terdiam dan menurut

kuatkan hati saya, ini sungguh membuatku berdebar. batin mark berkata.

mark mengunyah pelan, mencoba menikmati hidangan serta sosok calon penghuni hidup barunya itu.

setelah mereka menyelesaikan makanannya, mark terdiam dan menatap jaemin yang sibuk dengan dunianya, memandang ke arah jalanan yang terlihat basah dijatuhi air hujan

"jaem - ah, maaf kakak bawa kamu gini. kamu ada urusan? kakak antar saja sekalian bagaimana?"

mendengar itu, jaemin menoleh dan tersenyum, ia menggelengkan kepalanya pelan seolah memberitahu bahwa dia sedang free.

mark menghela nafas lega, mengambil mantelnya yang tersampir dikursi, dan memakaikannya ke jaemin, memeluk pinggangnya erat seolah tak ada hari esok.

"pakailah, aku tidak ingin kau terkena flu. karna sedang hujan, apakah kau keberatan jika aku memintamu menunggu bersamaku disini?" bisikan mark membuat jaemin tertawa kecil lalu menganggukkan kepalanya

Tentang ketakutanku. | Markmin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang