Aku dan Jay sampai di sekolah. Aku langsung turun dari mobil Jay.
"Ra tunggu gue dong"
"Dasar lambat!" ucapku kesal sambil berjalan meninggalkan Jay.
Tiba-tiba ada sebuah lengan dibahuku seraya menuntunku jalan. Ya. Itu lengan Jay.
"Jay lepas nggak!" sungguh lengannya sangat berat.
"Nggak mau! Gini kan enak jalannya barengan"
"Terserah!" Ini masih pagi tapi Jay sudah memancing emosiku.
Sampai di kelas aku langsung melepaskan lengan Jay dari bahuku, aku tidak nyaman karena aku menjadi pusat perhatian banyak orang. Sebenarnya Jay sering melakukan itu, tapi tetap saja aku merasa tidak nyaman.
"Pagi Sunghoon, pagi Jake!" sapaku kepada mereka berdua dengan senyum ceriaku. Aku langsung menyimpan tas dikursi dan segera duduk.
"Pagi ra.." jawab mereka dengan kompak.
Oh iya, aku duduk dengan Jake. Sedangkan Jay duduk dengan Sunghoon dibelakang Jake dan aku. Saat aku pindah ke sekolah ini hanya Jake yang duduk sendirian, jadi wali kelasku menyuruhku duduk dengan Jake. Ada untungnya aku duduk dengan Jake, dia pintar. Jadi, jika guru bertanya dan aku tidak bisa menjawab Jake akan memberitahuku, hahaha.
Bel tanda masuk pun berbunyi. Pelajaran pertama adalah fisika. Sungguh aku ingin keluar kelas detik ini juga. Berbeda dengan Jake, dia sangat serius mengikuti pelajaran fisika. Huh, laki-laki pintar.
・•┈୨ꕥ୧┈•・
Suasana di kantin sangat ramai. Kantin dipenuhi murid-murid yang akan membeli makanan atau minuman. Aku yakin, banyak murid nakal yang mengambil kesempatan untuk mengambil jajanan tanpa membayarnya.
"Ra lo mau makan apa? Biar gue yang pesen" kata Sunghoon.
"Gue sama kayak lo aja deh"
"Gue juga" ucap Jay dan Jake dengan kompak.
"Kenapa sih ikut-ikutan"
"Terserah kita dong" lagi-lagi mereka menjawab dengan kompak.
Seharusnya mereka berdua menjadi duta berbicara kompak saja.
"Lo berdua pesen sendiri aja, gue mau pesenin punya Nara sama gue aja" kata Sunghoon.
"Jahat banget lo, Hoon" Jake menyaut perkataan Sunghoon.
"Nanti siapa yang jagain Nara, terus lo mau tempat duduk ini diambil sama orang lain" kata Jay.
"Hh.. yaudah kalo gitu gue sama Sunghoon aja yang pesen. Ayo Hoon" gue langsung menarik tangan Sunghoon supaya pertikaian kecil ini tidak panjang.
Aku akan memesan siomay, tetapi warung siomay ini sangat ramai sehingga aku terdorong kesana kemari. Sunghoon berusaha melindungiku. Dan tiba-tiba aku terdorong ke belakang.
'hap'
Itu Sunghoon. Dia berhasil menangkapku dengan cekatan. Tapi tunggu, kenapa jantungku berdetak dengan cepat. Saat itu juga, mataku dan mata Sunghoon saling bertatapan. Oh Nara, ayolah positif thinking.
"E-eh maaf kak, a-aku nggak sengaja" suara murid perempuan ini mencairkan suasana.
"Lain kali hati-hati gimana sih!" ucap Sunghoon dengan nada sedikit memarahi perempuan itu.
"M-maaf kak, sekali lagi aku minta maaf" belum sempat aku berkata, perempuan itu segera berlari. Mungkin dia takut dengan Sunghoon.
"Lo nggak apa-apa kan ra ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WARZONE
Fanfictionbertarung atau mengalah? "Gue suka sama lo!" kata kedua laki-laki ini. Bagaimana bisa mereka menyukaiku? Apakah aku harus memilih diantara mereka? Bagaimana jika aku tidak memilih. Aku tidak ingin ada hati yang tersakiti. Tapi, aku tidak bisa memboh...