"jangan lupa bawa nametag."
"iya aku bawa kok, bagus kan? Rapia nya warna ungu."
"mana rapia warna ungu anjeng, pake tali beha ya kamu." tuduh Sunoo sambil meraba raba tali rapia berwarna biru, warna yang selaras dengan miliknya. Ya karena memang para kakak kelas panitia mpls menganjurkan siswa laki laki menggunakan tali rapia warna biru, agar sepadan dengan warna kertas karton yang menjadi tanda identitas mereka selama masa pengenalan yang wajib diselenggarakan sekolah setiap tahun ajaran baru.
Sejujurnya masih ingin menginap di kediaman neneknya lebih lama lagi, libur dua minggu sehabis kelulusan ia harus berakhir dan mengharuskannya datang ke sekolah barunya dengan status siswa SMA kelas satu yang mengharuskannya beradaptasi lagi dengan lingkungan baru.
Mereka pergi ke sekolah dengan berjalan kaki karena jarak sekolah yang tak terlalu jauh dan mencoba menjadi penduduk negara yang baik dengan cara tidak mengendarai kendaraan karena mereka belum legal, perlu menunggu satu tahun lagi.
"no, nanti kita sekelas gak ya." tanya Jake pada lelaki bermata sipit bak rubah yang nampak sibuk memelototi abang abang ojek yang terlihat tengah tertawa ditambah tangannya yang terangkat seolah olah akan menonjok mereka, mungkin ia digoda.
"ih nggak lah, aku kan ambil jurusan ips, kamu ipa. Gimana sih."
"iya deng. Males ah nanti gaada temen."
"yakali anjir, nih ya kalo kata mamah aku masa masa sma tuh harus dinikmatin. Idup cuma sekali boskuah." Sunoo merangkul akrab Jake sambil menepuk nepuk bahu sahabat sejak zaman masih jamet jametnya itu.
Gerbang sekolah nampak terbuka lebar dengan beberapa siswa berseragam biru putih terlihat memasuki gerbang dengan terburu buru padahal jam masih menunjukkan pukul enam lebih duapuluh menit sedangkan di jadwal yang tertulis di buku panduan mpls dimulai pukul tujuh.
Bangunan sekolah tingkat tiga dengan cat berwarna biru dan putih menyapa indra penglihatan Jake yang sedikit meredup karena kelelahan setelah berjalan kaki beberapa meter, lingkungannya bersih ditambah greenhouse yang nampak luas terpampang di arah seberang parkiran khusus guru atau staff sekolah. Jake berjalan menuju aula serbaguna luas yang sudah disediakan kursi oleh pihak sekolah, Sunoo menarik Jake ke kursi barisan paling belakang untuk dijadikan tempat duduk.
Biar bisa gibah katanya.
Jake menyimpan tasnya di kaki kursi lalu menatap sekeliling yang dimana sudah banyak siswa yang nampak berlalu lalang, namun ada pula yang sudah duduk dengan rapi. Di balkon lantai dua dan tiga juga banyak para kakak kelas yang terlihat tengah asyik menonton, dapat Jake duga mereka sedang mencari adik kelas yang goodlooking untuk dijadikan cengcengan-nya. Terbukti dari beberapa senior wanita dan submisive yang berteriak teriak tidak jelas memanggil random beberapa nama siswa laki laki.
"eh lo Satya ya!? Dari smp bina bangsa!"
"dek satya! Inget aku gak?"
Ah, Jake pusing, ini terlalu berisik.
Ia menoleh ke arah Sunoo yang nampak asik berbincang dengan siswa yang tidak ia kenal, mungkin teman barunya. Jake tidak kaget sama sekali jika Sunoo mudah mendapatkan teman. Sunoo itu orangnya aktif, ekstrovert dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan ketika smp pun ia hampir dikenal oleh satu sekolah. Berbanding terbalik dengan dirinya yang nolep.
KAMU SEDANG MEMBACA
september - sungjake
Fanfiction"persahabatan kita, masa depan kita, ancur gara gara lo, anjing!" - mpreg (15+)