02

361 58 14
                                    

"udah boleh istirahat, lo mau ke kantin gak?" Jay menoleh ke arah teman sebangkunya yang tak lain adalah Jake yang terlihat sibuk membolak origami berbentuk bebek yang ia ambil dari salah satu kerajinan yang mungkin milik penghuni kelas ini sebelumnya.

Lelaki pindahan dari Jakarta itu mengehela nafas ketika tidak mendapat jawaban dari Jake, ia sedikit khawatir karena kepribadian Jake yang cenderung pendiam dan kerjaannya melamun terus. Kalau kesambet kan tidak lucu, apalagi ia belum tau seluk beluk kelas yang akan mereka tempati selama setahun ini.

"hah?"

"haheh haheh. Ngantin gak? Dah istirahat nih."

Jake terkikik geli lalu berdiri dan meregangkan tubuhnya, "boleh, yuk. Mau liat liat juga."

"skuy ngeng-eh duit gue di tas, pake debit bisa kagak ye."

Jay mengambil tas abu abunya yang nampak lepek karena ia hanya membawa dua buku kosong dan alat tulis. Toh hari ini hanya untuk masa pengenalan, ngapain ribet bawa bawa lima buku sesuai jadwal.

Jake pergi keluar kelas terlebih dahulu berniat melihat pemandangan sekolah elit ini dari balkon koridor, situasi lapangan nampak ramai dipenuhi siswa berseragam biru putih dan abu abu putih karena hari ini adalah hari pertama untuk mempromosikan eskul eskul yang ada, namun demo eskul di tiadakan karena beberapa  unit eskul seperti pmr, paskibra dan padus tengah mengikuti lomba.

Jake menoleh mendapati Sunghoon yang juga ikut memperhatikan lapangan, "ngelamunin apa sih?" Jake menggeleng singkat dan melanjutkan acara menonton kerumunan orang yang nampak seperti semut dibawah sana.

"maaf ya tadi ninggalin, gak diculik kan?"

"yakali Sat, ajak gelut aja kalo diculik mah." Jake menyandarkan kepalanya di tembok balkon sambil memperhatikan Sunghoon dari samping, seragamnya nampak berantakan, tidak serapih tadi pagi.

Menyadari tatapan Jake yang tertuju pada seragamnya Sunghoon berusaha menjelaskan, bisa bisa dikira abis bikin onar dia nanti.

"tadi aku ngadu ayam makannya berantakan."

"hah? Ayam siapa?"

"gatau nemu di greenhouse, tanya dong menang apa enggak."

Jake menegakkan tubuhnya, "lah? Kok di greenhouse ada ayam?"

"selain jadi sekolah, pemilik yayasan sekolah ini tuh bikin ternak ayam tau." jelas Sunghoon dengan yakin.

"oh? masa?"

"nggak kayaknya."

Yang lebih pendek menonjok bahu yang lebih tinggi dengan keras untuk meluapkan kekesalannya membuat Sunghoon hanya tertawa geli dan berusaha melindungi bahunya, namun atensinya teralih ketika mendapati Jay yang baru keluar kelas nampak meringis sambil menggerakkan lehernya.

"yuk— weh temen lo ka?" yang ditanya hanya mengangguk mengiyakan dan Sunghoon hanya tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut baik oleh Jay, "ssup bro, Satya."

"Januar, panggil aja Jay biar kece."

Jake hanya memperhatikan kedua tiang ini saling berkenalan, jujur saja ini diluar ekspetasinya, Jake kira ia akan sulit mendapatkan teman seperti saat di smp. Namun ternyata ia salah kaprah, baru sehari saja bersekolah ia sudah mendapat dua teman, senang? Tentu.

"siap br—"

"SATYA KOK PAKE ROK?!"

Mendengar teriakan Jake sontak Jay dan orang yang sedang berlalu lalang menoleh ke arah Sunghoon.

"pft-lo mau kospley maid boy sat?"

Sunghoon terlihat berputar putar sambil memegang rok abu abunya bak putri putri di disney membuat Jake dan Jay sedikit tergelak melihat tingkah ajaib lelaki di hadapan mereka ini, "punya kakak ku ini, yakali cosplay."

september - sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang