1. Cerah Ceria

5 2 1
                                    

Untuk mengawali hari, sebelum melakukan aktifitas aku tipe yang tidak bisa sarapan. Tidak untuk makanan berat. Tapi, cukup segelas susu full cream.

Kalau makan makanan berat, contohnya saja nasi aku bisa muntah bahkan mencret.

Aneh ya? Biasalah.

Seperti biasa, karena sekolah tempat ku mencari ilmu sangat dekat dengan rumah, aku terbiasa berangkat sangat mepet dengan bel masuk.

Jarak rumah ke sekolah dengan jarak jalan kaki, hanya memerlukan kurang dari 10 menit saja.

Dekat loh, yang membuat hingga 10 menit dikarenakan harus menyebrang jalan raya.

Biasa ya, setiap pagi jalan raya sangat ramai oleh kendaraan. Untung saja ada Pak Imam penjaga sekolah sekaligus security yang siap membantu para murid untuk menyebrang.

"Loh, tumben nih Mbak, bel masuk masih kurang 5 menit udah mau nyebrang aja?" Sapa Pak Imam-security sekolah dengan nada guyonannya yang khas.

Aku terkekeh pelan, "yah Pak Imam, orang rajin mah harusnya dipuji kek, kasih hadiah kek, malah dibilang tumben".

"Yaelah Mbak, 5 menit doang sebelum bel masuk udah bangga banget. Yang lainnya tuh dari sebelum setengah 7 udah pada dateng"

"Itu mah mereka aja yang kerajinan", sewotku bercanda.

"Dah, yok cepet nyebrang keburu rame lagi tuh motor-motor".

"Terimakasih Pak, dadah.." pamitku senang.

Kalau suasana hati lagi senang tuh ya gini, bawaannya jalan kayak lagi melayang. Ringan, sis!

Kaki terus berjalan menuju kelas dengan rute yang sudah ku hafal di luar kepala.

Nah, hal yang ku benci berangkat lebih awal meskipun 5 menit sebelum bel aja itu salah satu alasannya ya ini.

Banyak laki-laki duduk selonjoran depan kelas, bukan anak kelasku saja yang duduk disitu tapi sepertinya separuh dari laki-laki jumlah angkatanku.

Tapi beruntunglah aku sepertinya hari ini yang lagi duduk selonjoran itu hanya teman sekelasku saja.

Mereka selalu jail kalau ada anak yang lewat, kakinya pada di rentangin lebar-lebar, sengaja biar kita para siswi yang lewat agak kesulitan melangkah karena kita para siswi menggunakan rok span panjang.

Hm, kejailan para siswa.

"Wididih, tumbenan nih Nyai berangkat lebih pagi" Tian, mengawali.

"Udah siang juga, dodol! Bentar lagi juga bel", saut Aldi menggeplak kepala Tian.

Aldi kasar ya.

"Sori, Princess mau lewat ya wahai pengawal kelas IPS-3. Bisa kakinya diminggirin dulu ngga nih?" Tawarku percaya diri.

"Lewat mah lewat aja, Nyai" jawab Beni malas.

Aku berusaha melangkah mengabaikan Tian yang masih ribut dengan Aldi.

"Eetttttt" kaki Beni langsung gerak mulai jail mengikuti langkahku.

Hampir saja nyungsep. Terimakasih kakiku yang mau menjaga keseimbangan badan.

Tanpa basa-basu ku tendang kuat kaki Beni yang jail.

"Anj— Kembang gila!"

"Kembang gigi lo ompong!"

Kebiasaan mereka jika mengolokku, mereka akan memanggilku Nyai Kembang.

Kenapa Kembang, karena namaku Flo, Flower, Floweryn Audreya Cala.

Nama bagus banget no debat gini masa di panggil Kembang. Enak aja!

Orang tua khususnya Mama udah pusing tujuh keliling katanya untuk cari namaku ini. Katanya, sih. Masa dengan seenaknya diubah jadi nama Kembang.

Ya bagus juga, artinya juga bunga. Tapi, ya beda lah. Orang namaku Floweryn. Bule dikit boleh dong.

Tarik napas Flo, hembuskan pelan-pelan.

Yuk, bisa yuk!

Jangan sampai mood baik ini berubah jadi mood buruk karena lelaki jail tadi.

Aku duduk pelan di bangkuku yang berada ditengah tengah kelas. Bangku aman. Tidak di depan dan tidak di belakang.

Pintar!

"Tumben sih belum bel udah duduk anteng gini?" Sapa Nida heran.

"Pagi Floweryn kek, pagi Princess kek. Ah ga asik deh Nida"

Lagian, cuma karena bel belum bunyi aku sudah masuk kelas kenapa semua pada heran sih?

"Ya lo lagian tumben amat, belum ngerjain PR ya makanya berangkat awal?" Tuduhnya.

"Dih enak aja, sejak kapan gue ngerjain tugas di sekolah" sombongku.

"Awas aja ya lo nyampe rumah spam-spam WA nanyain tugas!" Ancamnya.

"Yah Nida ga asik ah" rajukku.

"Si Kembang"

"Nida, ih. Mood gue lagi bagus ya, jangan berantakin plis"

"Kenapa? Kenapa? Ada berita terbaru yang ngga gue tau?" Tanyanya antusias.

"Cie kepo yaaa" ledekku.

"Oh gitu yaa, giliran galau aja ngerengeknya ke gue. Giliran seneng aja lupa lo ama gue"

"Ya tebak dong Nida cantik tapi lebih cantik Floweryn, biar greget gituuu"

"Ada hadiahnya ngga?"

"Karena gue lagi hepi, boleh deh gue traktir bakso sebiji"

"Bodoamat ya Flo, bodoamat" saut Nida melengos.

"Oke-oke, wait, tunggu, biarin Princess tarik napas sejenak" jawabku cepat.

Belum aku melanjutkan, Bel pelajaran pertama berbuni nyaring. Mau tidak mau, Nida menahan dirinya untuk keinginan tahunya. Masalahnya pelajaran pertama diisi oleh Pak Surya, guru matematika yang seremnya ngalahin jari netijen.

Karena sadar diri aku lemah di matematika, untuk itu aku sadar diri untuk bersikap tenang dan tidak berisik agar Pak Surya tidak mengincarku.

Huft.

———
Iseng nulis lagi guys! Bismillah bisa sampe selesai.
Xoxo

Trapped On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang