Seafoam 🔞

2.2K 145 220
                                    


Ada dua hal yang gue pelajari selama kurang lebih empat tahun mencintai Kim Hongjoong.

Yang pertama, bahwa dia adalah seorang heavy sleeper. Ini bahkan gue tidak sedang membicarakan perilaku tidur di kelas selama dosen lansia sibuk ceramah atau kenakalan mahasiswa semester tua lain pada umumnya. Teman sekamar gue ini benar-benar bisa tidur kapan saja, di mana saja, kalau memang dia harus terlelap pada saat itu juga.

Semua orang yang mengenal dia secara pribadi sepakat untuk menyimpan nomor gue juga di ponsel mereka sebab gue adalah satu-satunya manusia yang bisa mengangkut dia kembali ke asrama jika dia ketiduran di ruang logistik Himpunan Mahasiswa Teknik yang bahkan tidak ada permukaan datarnya.

And you guys know what? Gue sangat menikmati momen-momen tersebut. Saat di mana motor ganteng gue tiba di parkiran student dorm dan gue mematikan mesin bawelnya, lalu yang tersisa di lapangan parkir malam itu hanya suara dengkuran halus dia dari belakang punggung gue. Dan merupakan suatu prestasi yang bisa gue banggakan ke seluruh penjuru asrama bahwa mungkin bahu gue merupakan satu-satunya bantal favorit dia.

Lalu gue akan sengaja berlama-lama di sana, menyita waktu barang lima menit untuk menjadi laki-laki tempat dia bersandar. Satu-satunya yang menemani dia di malam yang sunyi ini. Anjing, dangdut banget ya gue? But, man, pujaan hati gue ini memang lembut banget. Pipi kanannya adalah benda terempuk yang boleh nangkring di pundak gue, and not to mention his heavenly chest against my back ...

Kenapa pula pikiran gue masih mesum di saat romantis begini. Shit.

Setelah menit-menit halu berlalu, gue baru akan membangunkan dia. Tangan gue bergerak mengelus paha berlapis jeans dia, lalu dengan suara paling halus yang bisa gue buat, gue mulai memanggil.

"Sayang, bangun yuk. Udah sampai, nih."

Ya kagak lah, tolol. Bisa digamparin gue kalau berani-beraninya ngomong begitu. Dari kapan tahu juga gue maunya ngebangunin dia dengan cara demikian, tetapi ujung-ujungnya kalimat yang gue ucapkan selalu berakhir menjadi:

"Coy, bangun! Udah nyampe kita! Cepetan udah digigitin nyamuk nih gue! Masa manusia paling ganteng seantero teknik lo biarin bentol-bentol?"

Lalu dia akan terbangun dengan kaget dan—jika malam itu gue lupa menarik tangan gue dari paha seksi dia—menoyor kepala gue sekeras-kerasnya. Dilanjutkan dengan langsung berjalan menuju lorong asrama tanpa menunggu gue lagi.

Tanpa bertanya hati gue masih utuh atau udah nyatu sama knalpot motor.

Begitulah roman picisan setiap Malam Kamis antara Sleeping Beauty dan pengemudi ojek online kesayangannya. Buat gue doang romannya, bagi dia mah picisan kali ya.

Sebenarnya trait dia yang satu ini tidak mengganggu sama sekali. Toh pujaan gue ini memang cantik banget kalau lagi tidur. His long lashes, man, atau berkat Tuhan yang mengizinkan gue untuk menggendong dia sampai ke kasur jika dia tidak kunjung bangun di atas motor. Meskipun kadang-kadang gue ditempeleng juga karena menempatkan tangan gue di tempat yang tidak semestinya, those are still blessings to me. Intinya gue sama sekali tidak keberatan dengan kebiasaan tidur dia.

Sampai urusan super penting di antara kami dilibatkan.

.

.

Ada suatu pagi di mana dia terbangun dan melihat gue sedang pundung berjongkok di depan kulkas.

"Napa lo?" Tanya dia sambil menguap. "Pake kolor doang di pojokan begitu, lilinnya mati pas lo lagi keliling?"

Sea of Bottles | SeongJoong 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang