1.

10 3 5
                                    

Pagi hari yang cerah menyinari sang ibu kota yang mulai ramai, karena semua orang berbondong-bondong untuk pergi ketempat kerja sekolah dll. Hari senin di ibu kota memanglah seperti ini macet karena aktifitas mereka akan segera dimulai setelah hari libur yang hanya 24jam itu.

Seorang pria yang tinggi tegap rahang yang kokoh sedang menaiki sepeda motor hitamnya, dia terlihat sangat gagah menggunakan kendaraan tersebut.

Disisi lain seorang gadis imut sedang merasa gelisah karena kendaraan yang ia tumpangi mogok.

"Oh shit! Kenapa harus mogok gini sih  bisa bisa gue di hukum "begitulah ucapan yang keluar dari bibirnya sambil menggerutu.

"Non.. Apakah lebih baik saya pesankan ojol saja?"tanya sang supir kepada majikannya itu

"Mang soryo bukannya dari tadi nala bisa kesiangan nih cepetan pesenin"balasnya yang mulai gelisah setiap detik menit gadis itu melihat araloji di tangannya.

Tak jauh dari sana laki-laki itu melihat nala yang sedang gelisah karena tidak ada angkotan umum yang melintas di depannya.

"Dia siswi SMA Pradana, kok gue baru liat dia apa dia murid baru" batinnya dia yang melihat wanita yang menggunakan seragam yang sama dan terlihat gelisah dia pun segera menghampirinya karena dia tau bahwa bel masuk sekolah akan segara tiba dan bisa saja dia dihukum di hari pertama dia sekolah.

Nala yang melihat sebuah sepeda motor hitam menghampirinya kaget dan merasa takut karena dia tidak memgenal siapa  orang yg mengendarai sepeda motor tersebut.

"Lo siswi SMA Pradana, lo mau bareng sama gue ga?"ucap cowo itu

Nala yang kaget ditanya seperti itu pun langsung mundur karena ia tidak tau siapa orang itu.

"eh lo kok mundur tenang aja gue ga jahat kok gue juga siswa disana"ucapnya sambil memperlihatkan seragam dan kartu pelajar milik siswa tersebut.

Nala pun mengambil kartu pelajar tersebut dan membacanya.
"Aksara nama yang bagus 12 Ips 2"batinya.

"jangan kebanyakan mikir lo mau bareng sama gue ga kalau lo terus diem bisa-bisa gue ikutan telat cuman gara-gara nolongin lo"ucapnya tegas sambil mengambil kartu pelajar yang di pegang nala.

"oke. Gue ikut tapi lo jangan macem macem sama gue"balasnya tak kalah sarkas.

Akhirnya mereka berdua pun pergi bersama, walaupun tak ada obrolan di sepanjang jalan hanya ada suara kicauan burung dan suara angin yg menemanin perjalanan mereka.Tak lama mereka pun sampai  untung saja mereka tidak kesiangan gadis itu sangat lega dan berterimakasih kepada cowo itu.

"Makasih ya lo udah nawarin gue nebeng. Satu lagi gue mau minta tolong dimana kantor kepala sekolahnya?"ucap gadis tersebut sambil memperlihatkan cengiran polosnya karena dia meresa tidak enak kepada cowo itu, dia pikir hari pertama masuk sekolah sudah merepotkan cowo tersebut.

"Sama-sama. Lo lurus aja abis itu belok kanan terus nanti ada ruangan yang ada tulisan kepala sekolah"ucapnya datar

"okey thanks ya" setelah mengucapkan itu nala pun pergi meninggalkan cowo tersebut di parkiran, ia tidak tau banyak mata tajam yang mengarah kepadanya.

"Selamat pagi anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Kemarin masuklah"ucap sang guru tersebut.

Nala pun masuk kedalam ruangan tersebut.
Seorang cowo yang duduk di pojok pun kaget karena cewe yang tadi pagi ia bonceng  berada dikelas yang sama namun dia tidak mempermasalahkan toh itu hak kepala sekolah untuk menempatkannya kelas mana pun.

Nala pun memberikan senyum yang manis dan mulai memperkenalkan diri "Halo nama gue Nalara kalian bisa panggil gue nala salam kenal semua"ucapnya ramah kepada semua orang.

"Apaan sih centil banget"ucap cewe yang berambut ungu dengan make up yang tebal.

"sudah chika jangan seperti itu. Sekarang nala kamu duduk disebelah saka"ucap guru itu

"bu kenapa dia duduk di sebelah saka bukannya tempat saka itu emang ga harus diisi kan saka udah pernah bilang"ucap cewe tadi yang tak terima nala duduk di sebelah saka

"Saka apakah kamu keberat nala duduk disebelahmu?"tanya guru itu dengan lembut.

"Terserah ibu aja"balas cowo itu dengan sangat acuh.

"Baiklah nala sekarang kamu bisa duduk di sebelah Saka"ucap guru itu.

"Terimakasih bu"balasnya sambil tersenyum kearah guru tersebut dan pergi untuk duduk dibangku yang tadi sudah mendapatkan ijin dari pemilik bangku.

Chika pun melihat kearah nala dengan tatapan penuh benci karena semua orang tau bahwa chika sangat menyukai Saka tapi saka tidak pernah merespon apa yang wanita itu lakukan kepadanya karena saka tau dia bukan wanita yang baik-baik dan dia harus menjauh darinya.

Saka dan nala tidak akan pernah tau kejadian yang tak terduga ini akan bagaimana nantinya. Namun dibalik semua kajadian itu pasti akan ada hal yang harus mereka lewati.

SAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang