moordenaar.

356 36 0
                                    

lee jeno, seorang pembunuh bayaran yang terkenal dikalangan masyarakat. pria itu membunuh para korban nya tanpa belas kasihan, kadang membiarkan nya mati perlahan, atau langsung membunuhnya.

jeno selalu menuliskan huruf J.N dengan darah si korban sebagai penanda, para polisi saat ini sedang bersusah payah mencari dimana keberadaan nya. tidak ada yang tau dimana jeno tinggal, bahkan rupanya pun tidak.

saat ini jeno diberi misi untuk membunuh satu satunya putra dari keluarga huang yang bernama huang renjun, alasannya simpel, tuan huang terbukti telah korupsi di perusahaan Jung selama dua tahun.

"ini biodata nya, semoga berhasil." ujar rekan nya sambil menaruh sebuah dua lembar kertas di depan jeno.

"huang renjun, hm?" Sudut bibirnya terangkat sebelah, memperhatikan foto dari laki-laki keluarga huang itu. berumur 17 tahun, itu berarti dia masih di sekolah menengah atas. informasi yang di dapat mengatakan bahwa renjun adalah anak penurut serta pendiam, yang berarti itu akan memudahkan jeno untuk membunuhnya.

"baiklah, aku tidak sabar melihat wajah ketakutanmu itu."

──◍─────

"ahh, hidungku berdarah lagi.." renjun spontan menutup hidungnya dengan tangan guna menahan darah yang mengalir kebawah, sudah kesekian kalinya kejadian seperti ini terjadi. ntah di sekolah atau di rumah.

hal itu dikarenakan tuntutan dari kedua orang tua renjun, semua mata pelajaran harus mendapatkan nilai yang bagus. tidak boleh kurang dari 85, jika kurang maka renjun akan dikunci selama dua hari dikamar mandi dengan keadaan lampu mati.

"lebih baik aku mati saja daripada seperti ini, lelah sekali." dikehidupan renjun, tidak ada yang namanya bermain dan cinta. hidupnya hanya dipenuhi belajar belajar belajar dan belajar, banyak medali serta piala berjejer rapi diatas lemari. kebanyakan dari lomba melukis dan menyanyi.

ay ay!

kepalanya menoleh cepat sehingga lehernya mengeluarkan suara "krekk" yang cukup keras, membuat pemuda huang mengerang rendah. renjun berjalan malas mengambil ponselnya lalu duduk kembali di depan meja belajar.


Malaikat Maut

ibu dan ayah akan berada di luar kota selama beberapa hari, jaga dirimu dan jangan lupa belajar dengan giat.

Y.
read

melemparkan ponselnya ke sembarang arah, renjun menghempaskan tubuhnya di kasur berwarna baby blue dengan motif moomin miliknya. menghela nafas kasar, lalu memejamkan kedua matanya perlahan dan mulai menikmati ketenangan dikamarnya.

sebelum suara jendela pecah membuyarkan imajinasi indahnya, namun renjun terlalu malas membuka matanya. terlanjur nyaman.

"huang renjun."

"hm? siapa? tidak sopan sekali masuk dengan memecahkan jendela seperti itu." renjun membuka matanya perlahan, butuh beberapa detik untuk menyadari siapa yang telah lancang mengganggu ketenangan nya.

"oh maaf, lee jeno..?" badan mungilnya ia tarik untuk duduk, menatap dari atas ke bawah pria di depan nya. hingga pengelihatan nya menangkap senjata yang dibawa oleh jeno.

"ini untuk membunuhku, kan? lakukan, kumohon cepat lakukan!" renjun meraih belati yang jeno genggam, mengarahkan nya ke leher nya. sedangkan laki-laki taurus itu terdiam karena ini baru pertama kalinya ia menemukan orang seperti renjun, biasanya mereka akan memohon untuk jangan dibunuh, sedangkan renjun... ia malah meminta untuk segera dibunuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

✬ moordenaar,noren!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang