Guntur tanpa hujan

64 4 0
                                    

" Kamu tidak bisa mengalahkan Taehyung sendirian. Apalagi jika Adgra membantunya. "

" Bukankah kamu sudah cukup lama berdiam diri? "

" Bagaimana mungkin kamu membiarkan Taehyung  menipu daya manusia lagi? "

" Tugasmu belum berakhir  Argos. "

" Neo akan membantumu menemukan dan mengembalikannya padaku. "

" Neo? " gumamnya. Seokjin bersandar di pagar jembatan Mapo sambil melihat pemandangan malam pulau Yeouido di seberang jembatan. Mengingat kembali percakapannya dengan Gabriel. 

" Bagaimana hamba bertemu dengan Neo dan siapakah dia, Tuanku? "

" Tak lama lagi, kamu akan bertemu dengannya. Karena waktunya telah tiba"

Entah sudah berapa lama ia hanya berdiri diam disana. Hingga tiba-tiba sebuah guntur besar terdengar. 

DUARRR!!!!

Tak lama ada kilat menyambar dari kejauhan. Seokjin menegakkan tubuhnya,memasukkan kedua tangannya kedalam saku coat nya. Raut wajahnya tak setenang sebelumnya. Ia berjalan cepat menuju mobilnya yang terparkir di tepi jembatan. Melajukan mobilnya diatas batas kecepatan normal. Tak lama hujan turun. Akibat air hujan,pandangannya dari balik kemudi sedikit terganggu. Ia  langsung menyalakan wiper mobilnya. Namun ia mengerutkan kening saat menoleh pada kendaraan di seberang dan di sampingnya. Ketika hanya kendaraanya yang basah. Dan hal ganjil lainnya, tanah di jalananpun kering kerontang. Tidak ada bekas tetesan hujan sedikitpun. Dan ia kembali melihat kaca mobilnya yang wipernya masih bergerak menghalau air yang mengalir menghalangi pandangan. Ia membuka kaca mobilnya dan mengadahkan tangannya. Tidak ada tetesan hujan sedikitpun.

TIIIIIINNNNN!!!

Disaat Seokjin sedang mencerna apa yang terjadi, di seberang sana ada kekacauan yang terjadi. Ternyata seseorang hampir tertabrak mobil karena nekat menyeberang saat waktu penyeberangan sudah habis. Sepertinya ia terburu-buru. Bahkan suara makian mobil didepan orang itu bisa terdengar hingga ke mobil Seokjin.

Namun yang mengejutkannya, orang itu memakai payung. Saat ia ingin lebih mengamati orang itu, suara klakson yang memekakan telinga terdengar dari arah belakang mobilnya. Ternyata lampunya sudah hijau. Iapun melajukan mobilnya.

Radio di mobilnya mendadak menyala dengan sendirinya. Namun hanya kemerisik suara tak jelas yang terdengar. Ia mencoba mengganti ke channel lain. Namun hasilnya sama. Ketika satu tangannya sibuk memegang kemudi dan yang satunya sibuk memutar tombol radionya, akhirnya ia menemukan channel yang suaranya jernih. Channel itu memberitakan cuaca hari ini yang cerah dan prediksi cuaca esok hari yang juga sama cerah.

Seketika ia teringat orang berpayung itu. Memutar arah dan pergi ke tempat tujuan orang berpayung tersebut. Sebuah stasiun. Seokjin memarkirkan mobilnya disana dan masuk kedalam stasiun dengan tergesa.  Matanya berpendar keseluruh penjuru tempat itu. Walaupun ia hanya melihatnya sekilas, tapi ia yakin orang itu seorang wanita. Wanita yang membawa payung kuning. Ia tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang melihatnya aneh karena basah kuyup. Ia berlari menuju tiap line. Namun nihil. Mustahil mencari wanita itu ditempat seramai ini. Nafasnya tersenggal. Namun ketika ia berbalik, wanita yang ia cari ternyata ada di line di seberang sana. Menaiki kereta yang sialnya akan berangkan satu menit lagi. Iapun bergegas menuju jembatan penyemberangan ke line 3. Ketika ia menuruni tangga, kereta itu sudah berbunyi tanda akan berangkat.  Untungnya ia berhasil masuk ke gerbong paling belakang. Satu detik saja ia terlambat, ia akan kehilangan wanita itu. Dengan susah payah ia berdesakan, menyelip di sekerumunan orang di dalam kereta untuk mencapai gerbong tengah, tepat dimana wanita itu masuk. 

SAVE ME ANGEL (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang