bagian 2

2.9K 192 5
                                    


                             🌼🌼🌼

Rasya terbangun namun kini berada di tubuh orang asing yang bahkan sebelumnya tidak ia kenal, aroma obat-obatan dan nuansa ruangan serba putih yang identik dengan rumah sakit.

"Ternyata bener kata Vanya..aku beneran bangun di tubuhnya"batinnya

"Non,, Non Vanya sudah bangun? " Tanya seorang wanita paruhbaya yang tidak lain bibi Asih.

"Ha? Siapa lagi ini?.......oh iya kan ini badannya Vanya"ia membatin dalam hati

"I... Iya"tak dapat disembunyikan, raut wajahnya kini masih kebingungan.

"Bentar ya non,,bibi panggilkan orang tua non dulu"

"Bi!Ada kaca gak? "

"Ada non,, bentar bibi ambil"bi Asih mengutak-atik tas kecil miliknya dan menemukan kaca kecil.

"Ini non,, kaca nya"

"Jadi ini Vanya,, cantik juga" Batinnya

"Sayang,, kamu sudah gak papa nak,, ayah sama bunda khawatir banget sama kamu" Tanya orang tua Vanya yang baru saja sampai rumah sakit

"Maaf ya,, abang-abang kamu gak bisa jenguk,, mereka sibuk terus" Ucap Laras

"Iya gak papa bun" Tiba -tiba keluar cairan merah dari mulut Vanya..yap sesuai perjanjian setiap dia mengingat sekilas tentang ingatan Vanya yang asli makan akan muntah darah,, kini kepala Vanya dipenuhi ingatan Vanya yang asli.

"VANYA,, KAMU GAK PAPA NAK,, PAH CEPAT PANGGIL DOKTER!! " teriak Laras yang sontak kaget dan panik karena anaknya ini mengeluarkan darah dari mulutnya.

Seorang dokter tiba dan mulai memeriksa tubuh Vanya, dokter itu tampak bingung  karena tubuh Vanya tidak ada luka dalam atau luka parah yang dapat mengakibatkan muntah darah.

"Tidak ada luka serius di tubuh anak ibu, tapi mungkin saja ia stress sehingga memuntahkan darah, tidak ada yang perlu di khawatirkan"

"Aku mau pulang"

"Kamu belum boleh pulang sayang,, nanti ya"

"Emm ibu,kalau memang anak ibu ingin pulang tidak apa-apa karena luka ditubuhnya sudah tidak begitu parah, takutnya dia akan semakin stress bila disini terus"ucap dokter tersebut berusaha meyakinkan orang tua Vanya

Helaan nafas panjang terdengar
"Yaudah..... Bi tolong kemasin bawaannya Vanya ya bi"

"Baik nyonya"

______________________________________

"Vanya ayo masuk ke mobil" Suruh ayahnya sambil membukakan pintu mobil miliknya.

Tiba-tiba mobil berhenti tepat di depan sebuah supermarket "Vanya kamu tunggu sini ya, bunda mau beliin beberapa perlengkapan kamu sama persediaan rumah"

"Iya bun"

merasa bosan ia pun memutuskan untuk keluar dari mobil untuk menghirup udara segar, namun tak sengaja dilihat nya seorang anak kecil berusia sekitar 9 tahun yang nampak familiar baginya sedang kebingungan.

Ia memutuskan untuk menghampiri anak kecil tadi"Dek... Adek kenapa kok kebingungan gitu?"

"Mama aku hilang huaaaa" Anak itu mulai menangis kencang membuat telinga Vanya mungkin hampir tak berfungsi.

"Aduh ni anak kenapa cempreng banget gini sih suaranya?" Vanya membatin dengan ekspresi yang.... -_- kurang lebih begitu.

"Udah-udah jangan nangis, sini kakak bantuin cari mamamu" Suara tangisan anak itu mulai mereda.

"Kamu tau kakak gak?" Vanya bertanya pada anak kecil yang berdiri di sampingnya.

"Gak, kan baru liat, gimana sih" Dengan enteng anak itu menjawab.

"Tahannn" Batin Vanya sambil mengelus-elus dadanya agar tetap sabar.

"Ini kak Rasya, kamu masih ingat kan?" Vanya berbisik pada anak kecil tadi.

"Ha? Mana mungkin kak Rasya kan sudah ma-" Anak kecil tadi melotot dan menutup mulutnya sendiri karena tak sadar dengan yang ia katakan barusan.

"Iya ini kaka Rasya,sebagai buktinya kamu itu anak kedua dengan nama Aldo, punya kakak laki-laki juga yang berumur 16 tahun, paling suka makan telor ceplok pake kecap, pas masih umur 3 tahun kamu jatuh dari sepeda makanya ada bekas luka di punggung kamu " Vanya menjelaskan panjang kali lebar untuk membuktikan dirinya adalah Rasya.

Anak berumur 9 tahun itupun ter-nganga tak percaya dan hanya bisa diam seribu bahasa.

"Kaka emang beneran kak Rasya atau jangan-jangan kakak stalker ya?"-aldo

"Kamu itu dibilangin gak percaya juga"-vanya

"Tapi kok kak Rasya beda, jadi lebih cantik gini?"-aldo, ingin sekali Vanya mencekik aldo namun ia harus tetap sabar karena jika ia mencekik aldo maka ia akan dikira penculik anak.

"Sabarrrr"batin Vanya

"Panjang ceritanya, pokonya nanti kalo sudah sampai di rumah suruh kakak kamu.............................oke? " Vanya berbisik pada Aldo.

"Okeh"-aldo

" ALDO! ALDO! "terdengar suara wanita yang berteriak menyerukan nama Aldo

"Oh itu mama, yaudah kak nanti aku sampein pesan kakak ke kakakku" Aldo mulai berlari ke arah ibunya.

Vanya kemudian segera masuk ke mobil sebelum ibu serta ayahnya datang.


Rasya bukan Vanya[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang