[2] Who Is She?

15 5 0
                                    

Holla aku up! HeheSebelum baca follow dulu akun penulisnya;) Jangan lupa voment nya kawanHappy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Holla aku up! Hehe
Sebelum baca follow dulu akun penulisnya;)
Jangan lupa voment nya kawan
Happy Reading!!!

Ini adalah hari terakhir Acha mengikuti Masa Orientasi nya dan yang sialnya kelompok Acha yang mengumpulkan pita paling sedikit diantara kelompok yang lain.

Acha sebagai ketua kelompok tidak bisa melakukan apapun selain sabar karena ia akan menerima hukuman dari kakak-kakak OSIS.

"Kelompok mawar ketua nya siapa? " Tanya Reyhan selaku anggota OSIS.

"Saya kak" Jawab Acha sambil mengangkat sebelah tangan nya.

"Karena kelompok lo yang ngumpulin pita paling sedikit jadi lo sebagai ketua kelompok gue hukum" jelas Reyhan sambil memberikan sebuah mic pada Acha, "jadi hukuman nya lo harus nyanyi, " ucapnya lagi.

Dengan perasaan gugup Acha mengambil mic nya dari tangan Reyhan, suara gadis ini memang bisa dikatakan bagus tapi bagi Acha itu biasa-biasa saja. Mengingat dirinya yang anti sosial, menyanyi di depan umum sukses membuat badan nya gemetaran.

"Ayo cepet nunggu apa lagi"

Tanpa basa basi Acha pun mulai mengeluarkan suara nya.

"Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya. Indonesia sejak dulu kala, selalu di puja-puja bangsa, disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung dihari tua, sampai akhir menutup mata".

Suara Acha yang merdu mampu membuat semua orang terkagum terutama Al yang sedari tadi memperhatikan Acha sampai-sampai ia bangkit dari duduknya dan mulai menatap gadis itu dari jarak yang cukup dekat

" sekarang lo jadi pacar gue" Kira-kira begitulah kata-kata yang keluar dari mulut Al, dan dengan pedenya ia menarik tangan Acha yang tengah berdiri dipinggir Reyhan.

"Lepasin! Gak usah pegang-pegang, " Ucap Acha jengkel.

"Kenapa gak boleh? Lo kan pacar gue" dengan enteng nya Al berkata seperti itu.

"Dih apaansi" Acha menatap nya jijik dan langsung meninggalkan Al yang tengah membeku karena ucapan Acha barusan.

Al masih membeku ditempatnya, ia masih tidak percaya baru kali ini ada perempuan yang menolaknya.

"Liat aja nanti, lama kelamaan lo bakal suka sama gue" batin Al.

*
*
*

Waktu istirahat berlangsung, para peserta MOS kini berhamburan menuju tujuan nya masing-masing, ada yang menuju kantin, ada yang menghampiri teman-temannya yang tidak sekelompok, ada juga yang berduaan dengan pacarnya, namun Vana dan Acha lebih memilih ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan sedari tadi.

Acha mulai mendudukkan bokongnya di kursi kantin bersebelahan dengan Vana, selang beberapa waktu ia mulai menyadari ada seseorang yang duduk disebelah nya kini ia mengernyit heran, "lah lo kok ada di sini sih?, lo kan yang-- hmmmphh" spontan kalimat nya terhenti ketika sebuah botol air mineral membungkam mulutnya, "nih buat lo, jangan lupa diminum terus baca juga suratnya" ujar Al yang langsung pergi begitu saja dari hadapan Acha.

Acha belum bisa mengucapkan kata-kata ia hanya bingung dengan perlakuan Al barusan. Lalu ia memandangi sebuah air mineral ditangan nya, ada sebuah note kecil yang menempel di badan botol itu, Acha mulai membacanya.

Besok pagi gue jemput, jam enam lewat harus udah siap
- Alvaro reyga

Lagi-lagi Acha heran sekaligus kaget, bagaimana bisa cowok itu ingin menjemput nya besok pagi padahal mereka baru bertemu satu hari yang lalu sementara tahu rumahnya saja tidak.

"Dasar cowok aneh" batin Acha.

" Cha? Dia ngasih note apa?, coba gue liat" tanya Vana yang dengan langcang nya mengambil secarik kertas ditangan Acha, "anjayy Cha lo mau dijemput ama cogan, gila baru aja ketemu pas hari pertama MOS" ujar Vana tidak percaya.

"Iya Van tapi gue gak yakin".

" Lah kenapa? " tanya Vana bingung.

"Gue kan baru ketemu dia pas beberapa jam yang lalu, emang dia bakal tau rumah gue? Tau nama gue aja enggak kayaknya, ".

" iya juga si, " jawab Vana.

*
*
*

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 2 menit yang lalu. Kini Acha berjalan menyusuri koridor sekolah yang mulai sepi. Acha tidak pulang sekolah bersama Alden karena Alden ada kerja kelompok dadakan bersama teman-teman nya, jadi Acha akan menelpon supirnya saja untuk menjemput nya.

"Hallo pak, ini saya Acha"
"Iya non ada apa? ".
" bapak tolong jemput saya disekolah ya".
"Maaf non kalo hari ini saya gak bisa".
" Lah kok gak bisa? ".
"Hari ini jadwal saya nganterin bu Ririn ke kantor nya pak kevin"
"Oh yaudah pak makasih".
Tuttt.....
Acha memutuskan panggilan nya sepihak, kemudian melanjutkan perjalanannya menuju depan gerbang SMA Lentera Bangsa.

Acha meneguk salivanya gerogi, mencoba meyakini diri untuk melewati gerbang depan.
"Permisi kak" Ujar Acha seraya menunduk, mencoba melewati gerombolan itu.
"Wah wah lo yang anak baru itu kan?" Tanya pria bertubuh tinggi dan sedikit berisi, Tiba-tiba ia mencekal lengan Acha, menahannya agar tidak pergi.

"Kayaknya lo masih perawan, perlu dirusak, " ucap pria yang bername-tag Dio yang tidak lain adalah teman dari pria yang mencekal lengan Acha.

"Lepasin kak" Acha mencoba untuk pergi, tapi lagi-lagi hasilnya nihil genggaman pria itu sangat kuat membuat Acha tidak bisa bergerak.

Namun, seseorang buru-buru melepaskan genggaman pria itu dari lengan Acha, "sekali lagi lo ganggu dia, Siap-siap lo bakal berurusan sama gue", ucap laki-laki itu yang tidak lain adalah Alvaro.

Pria itu menatap Al sinis, " yok cabut bro" sahutnya yang lalu diikuti rombongannya seraya bersorak sebal.

Dio dan gerombolan nya buru-buru pergi karna mereka tau laki-laki yang dihadapi nya ini adalah Alvaro, kapten basket sekaligus kapten karate disekolah wajar saja jika Alvaro pandai berkelahi.

"Lo ngapain disini?," tanya Al ketus

"Ehmm A--aku mau pulang tapii--"

"Gue anter" ujar Al sambil menarik tangan Acha pelan, dan membawanya pergi.

"Rumah lo dimana? " tanya Al.

"Di blok no 37 kak" jawabnya

Dengan cepat Al langsung melaju kan motornya setelah mendengar jawaban dari Acha.
*
*
*
Motor sport berwarna dark blue itu berhenti tepat di halaman rumah Acha.

"Kak makasih ya, " ucap Acha seraya menyerah kan helm yang sempat ia kenakan.

"Hm" Al berdeham sebagai tanda jawaban

Namun ketika Acha melangkah kan kakinya untuk masuk kedalam rumah dengan tiba-tiba Al mencekal pergelangan tangan Acha, hal itu refleks membuat Acha menoleh kan kepalanya.

"Nama lo siapa?" tanya Al to the point sambil menatap sepasang manik matanya Acha.

"Na--nama gue Acha" jawab Acha gugup.

"Yaudah besok jangan lupa sebelum jam tujuh" Ujar Al yang lalu berlalu melajukan motor sport nya.

*
*
*

Maaf ya cerita nya gak seru🙂
Jangan lupa vote n comment nya ya☺
𝙎𝘼𝙉𝙂𝘼𝙏 𝙇𝘼𝙃 𝙂𝘼𝙍𝙄𝙉𝙂!!!






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IneffableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang