Tatapanmu masih dengan kebencian
Kamu merasa terusik dengan kehadiranku
Gusarmu terus saja mengusikmu
Pertemuanmu penuh dengan penyesalanBerusaha mencari celah agar merasa terhindar
Kebahagiaanmu terselimuti kebencian
Tawamu penuh dengan kebohongan
Bukankah kau yang menyuruhku datang?Kau tersudut sendirian di pojokkan
Kamu harus terima kegilaan ini
Kegilaan yang telah kamu rancang sebelumnya
Tenangmu mulai beraksi