Setelah kejadian tadi Alvino memutuskan untuk kembali ke kelas karna waktu tinggal sedikit jika ia tidur di UKS,
"argghh… gara gara Kanaya gue ga jadi tidur" kesal Alvino
"tapi gapapa akhirnya gue putus ahhh…." Ucapnya sambil menghela napas legaKringggg…..
Jam terakhir dimulai..
Alina pun masuk kekelasnya begitu juga siswa siswa lainnya."sstttt… Lin nomer tujuh apa?" tanya Dito, cowok yang duduk dibelakang Lina, hanya Dito yang sering berbicara dengan Alina,
"C" singkat Alina,
"makasih Lin emang paling best deh lu" ucap girang Dito tanpa di gubris oleh Alina,
Kringgg…
Bel panjang menandakan waktu pulang tiba…
Alina berniat pulang lambat jadi ia pergi ketaman, disisi lain Alvino sedari tadi memerhatikan Alina ia bingung dengan apa yang ia rasakan Alvino penasaran dengan sosok misterius Alina Valentina entah itu memang hanya rasa penasaran atau lebih,
" Vin..! Masih idup gak?" seru Angga karna melihat Alvino tidak bergerak sedari tadi
" Eh iya.." suara Angga membuyarkan lamunan Alvino
" Lu mikirin apa sih Vin daritadi ngelamun mulu?" tanya Adimas penasaran
" Oh.. Anu… guee mikirin anuu…"
" Anuu anuu anuu apaaa?" potong Angga
" eh.. Anuu gue mikirin kenapa huruf alphabet 26 kenapa gak 30 biar pas atau 25 kan enak" karang Alvino agar sahabatnya tidak curiga
" Serah lu deh Vin, btw putus ya?" Tanya Angga memastikan
berita putusnya Alvino dengan Kanaya sudah menyebar keseantero sekolah bagaimana tidak Alvino seorang most wanted tampan, cerdas, dan ketua basket memutuskan seorang Kanaya ketua osis cantik, baik, pintar bahkan bisa dibilang sempurna lalu seperti apa yang Alvino cari?
"hmm.." jawab Alvino berdehem pelan
"gila lu cewe kaya Kanaya aja gasuka anjir" kesal Adimas karna memang Adimas menyukai Kanaya namun selalu ditolak,
"bodo lah gue mau pulang taruhan kita selesai" setelah mengucapkan itu Alvino pun pergi.
Disisi lain Alina sedang membaca buku dibawah rindangnya pepohonan namun tak sengaja matanya menangkap sesosok perempuan yang berseragam sama dengannya duduk di kursi taman sambil menangis, hati Alina tak tega melihatnya ia pun menghampiri perempuan itu,
"permisi mbak gapapa? Ini tisu" ucap Alina sambil memberikan tisu padanya
" eh gue gapapa kok makasih" perempian itu mengambil tisu dan menghapus air matanya
" ada masalah apa?" tanya Alina, jujur saja Alina tidak tega jika ia meninggalkan perempuan itu sendirian walaupun ia tak mengenalnya di sekolah Alina hanya ingat nama Dito dan juga temannya dari SD Sita namun ia ada dikelas IPA,
" ga gapapa kok pengen nangis aja" ucapnya sambil memaksakan tersenyum agar terlihat baik baik saja,
" eh lu Alina ya? Anak IPS 1? Yang kemarin menang olimpiade matematika, kenalin gue Kanaya sumpah gue pengen banget belajar sama lu" girang kanaya mengetahui gadis disebelahnya adalah seorang Kutu Buku yang ia cari,
" i…iya…" gugup Alina
" lo tuh terkenal banget gara gara lukisan lo waktu ultah kepsek dan kemaren lo abis menang olimpiade matematika parah lo bisa ngalahin anak MIPA salut banget gue, kenalin gue kanaya, kanaya pratama anak MIPA 1" ucap bangga Kanaya pada Alina sampai sampai Kanaya lupa dengan sedihnya,
"makasih Kanaya" ucap Alina dengan senyum tipisnya,
"ahh santai aja lo mau ga belajar bareng gue?" tanya kanaya sambil menaik turunkan alisnya
"boleh" singkat Alina
" bener ya kata temen temen lo jarang ngomong tapi gue tau lo orang baik yaudah gue pulang dulu ya sampai jumpa besok disekolah byee!" pamit Kanaya sambil melambaikan tangannya dan tersenyum manis kepada Alina, Alina hanya mengangguk sebagai jawabannya.
'Cantik ,Ya Allah semoga galupa sama namanya'
……