BAB 2

9 2 0
                                    

Tak terasa sudah hari terakhir masa orientasi siswa baru (calon siswa kelas 10). Hari ini adalah hari dimana seluruh ekstrakurikuler berdemo (dalam artian, mempromosikan atau memperkenalkan eskul masing-masing). Sebelum acara demo eskul seluruh calon siswa kelas 10, disaat waktu menunjukkan pukul 08.30 mereka berkumpul untuk melakukan olahraga bersama dan melakukan latihan pramuka.

“Untuk adik-adik ruangan lab 1 berkumpul disebelah kiri, dan untuk adik-adik lab 2 disebelah kanan” ucap kakak kelas yang mengambil bagian untuk latihan pramuka.
“Siap kak!!!”

“Hei.. kamu! Baris yang benar.” ucap kakak kelas itu
“Iya kak..” ucap Lhong
“Untuk aba-aba kakak suruh Leo untuk melanjutkan”
“Saya kak?”
“Iya kamu... kenapa? Ga bisa?!”
“Siap bisa kak!” jawab Leo dengan tegas dan lantang.

Pada pertengahan aba-aba, aku, Lhong dan Bhon ditunjuk untuk berpisah dari barisan. Aku dan saudaraku pun duduk berdekatan tak lama kemudian datanglah Mae dan temannya dia juga ditunjuk untuk berpisah dari barisan. Selang beberapa menit Leo pun menyusul untuk duduk di dekat kami.

“Fiat, Lhong, Bhon... kenalin nih temanku, namanya Raina”
“Ohh... hallo namaku Fiat”
“Namaku Lhong”
“Namaku Bhon”
“Hallo Fiat, Lhong, Bhon... salam kenal ya, dan semoga kita satu kelas”
“iya... aamiin” ucapku, Lhong, Bhon dan Mae dengan serentak.

Kulihat Leo sedang duduk dibelakangku tetapi selisih beberapa temanku saja, tetapi kenapa aku menatap Leo dengan pandangan yang berbeda, bukan sebagai teman tetapi ingin seperti memiliki hubungan sebagai kekasih Leo. Sejenak aku berfikir apakah bisa sesama pria menjalin hubungan cinta?

Setelah kegiatan olahraga dan latihan pramuka bersama calon siswa kelas 10 berkumpul di lapangan untuk menyaksikan kegiatan demo eskul dan sekaligus dilanjutkan dengan upacara penutupan MOS.

Keesokan harinya adalah pembagian kelas dan berjalannya KBM hari pertamaku di sekolah menengah atas ini. Aku tidak menyangka akan satu kelas dengan teman-teman dan saudaraku, tetapi aku tidak satu kelas dengan Leo. Padahal aku berharap bisa satu kelas dengan dia.
Hari pertama KBM adalah memperkenalkan diri masing-masing, aku duduk satu bangku dengan Thara. Aku mengetahui namanya setelah berkenalan di dalam kelas dan akhirnya duduk bersebelahan. Thara terkadang kepo, jahil, tapi dia ramah kepada siapapun.

*****

Tidak terasa hari demi hari berlalu begitu cepat, rasa ingin menjadikan Leo sebagai kekasih muncul kembali. Terlintas di pikiranku apakah pantas jika menyukai sesama jenis? Apakah boleh? Sebenarnya aku sudah mulai menyukai sesama jenis sudah dari masa SMP. Tetapi aku tidak berani speak up atau mengungkapkan kepada teman-teman, saudara, keluarga, dan orang lainnya (khalayak umum).

Lhong, Thara dan Bhon sudah mulai curiga jika aku mencintai dan ingin menganggap Leo sebagai kekasihku, karena sikapku jika bertemu Leo kelihatan seperti aku menyukai Leo.

Aku memberanikan diri untuk bertemu Leo secara langsung secara empat mata di parkiran sekolah setelah para siswa sudah pulang ke rumah masing-masing, untuk mengungkapkan isi hati yang sudah terpendam semenjak kegiatan MOS, tetapi tanpa kusadari Leo membawa dua orang temannya. Dan temannya tersebut sedang menguping pembicaraanku dengan Leo. Aku mengira hanya dua teman Leo saja, ternyata ada teman dan saudara sepupuku yang sedang menguping.

“Leo... aku mau berbicara sesuatu” nada bicaraku gugup
“Mau bicara apa cepat. Aku tidak punya banyak waktu!!” jawabnya dengan tegas dan nada agak marah.
“Tapi kamu tidak akan marah kan?”
“Cepat mau bicara apa.. jangan ditunda-tunda! Aku tidak punya banyak waktu”
“Sebenarnya aku suka sama kamu, sudah sejak lama.”
“Terus?!”
“Aku ingin lebih dekat denganmu, sebagai seorang kekasih.” ucapku gugup.
“Kamu gila ya?!! Kamu suka sama aku?!” jawab Leo dengan nada terkejut dan agak marah.
“Iiiyy...yyaaa...aa..” ucapku terbata-bata ketika melihat ekspresi Leo yang akan marah kepadaku.
“Haa..Fiat homo?! Gay?!..” terdengar suara teman-teman Leo dan disitu juga ada Lhong, Thara dan Bhon yang sedang bersembunyi dan menguping pembicaraan.
“Leo... kenapa kamu membawa teman-temanmu kesini?!” tanyaku kepada Leo dengan nada tinggi
“Ya... biar mereka semua tahu kalau kamu menyukaiku, kamu gay, kamu homo!” ucap Leo dengan marah kepadaku.
“Berarti kecurigaan kita selama ini benar kalau kamu suka sama Leo?” ucap Thara mewakilkan Lhong dan Bhon.
“Dasar HOMO!! GAY!! LGBT!! Mempercepat kiamat!! Hih sana pergi jauh-jauh!!! Taubat sana!!” ucap Leo dan teman-temannya, tak lupa juga saudaraku yang ikut-ikutan membuliku.

Aku bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa lagi kepada mereka, sekarang aku hanya bisa meneteskan air mata karena terpojokkan oleh suasana.

Tak lama kemudian Mae dan Raina datang, mereka melihatku sedang menangis di depan Leo dan teman-temannya.
“Fiat....kamu kenapa bisa sampai seperti ini?” tanya Mae dengan serius
“Iya Fiat kamu kenapa?” tanya Raina
“Aku tidak apa apa” ucapku sambil menghilangkan airmata dipipi yang terus mengalir.
“Udah bilang aja tidak apa-apa.” ucap Mae dan Raina
“Aku dibuli setelah aku mengungkapkan rasa yang udah aku pemdam selama ini terhadap Leo” ucapku.
“Dibuli sama mereka?” tanya Raina
“iiiyy..yaaaa.aa” ucapku sambil meneteskan airmataku lagi.

Mae dan Raina mencoba menenangkanku. Setelah itu Mae dan Raina memanggil Leo, Lhong, Thara, Bhon dan dua teman Leo yang lainnya.

“Apakah bagus membuli teman kalian sendiri atau saudara kalian sendiri? Hanya karena satu kesalahan? Fiat juga manusia, berhak hidup, dan berhak untuk memilih!” ucap Mae dengan nada marah kepada Leo dan yang lainnya.

“Fiat juga tidak mau menjadi seperti ini menjadi gay, homo. Jika itu pilihan, Fiat juga tidak akan memilih untuk menjadi seperti itu. Coba kalian hargai orang lain, jika kalian ingin dihargai orang lain, maka kalian juga harus menghargai orang lain juga.” ucap Raina.

Semuanya hanya terdiam....

“Dimana suara kalian?!!” tanya Mae dengan marah.
“Sekarang kalian harus meminta maaf pada Fiat” ucap Raina dengan nada sedang

Leo, Lhong, Thara, Bhon dan dua teman Leo meminta maaf kepadaku.

“Boleh mengingatkan atau menasehati seseorang yang salah, tetapi harus memakai etika dalam penyampaian.” Ucap Raina
“Dan ingat juga tentang perasaan orang tersebut dan responnya. Jika orang tersebut menolak nasehat dari kalian, kalian jangan memaksa orang tersebut. PAHAM?” ucap Mae

“Iya paham...” ucap Leo dan yang lainnya.
“Nah sekarang masalahnya sudah selesai, ayo kita bisa berteman lagi kan?” ucap Raina dengan penuh harapan.
“Iya... sekali lagi maafkan aku ya Fiat karena telah membulimu.” ucap Thara
“Iya tidak apa-apa”

Setelah kejadian itu kami bertujuh memiliki hubungan pertemanan yang sangat harmonis, karena kita saling menghargai keputusan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STOP BULLYING LGBTQ+ PEOPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang