Hai, ini Liana! Comeback dengan buku baru yang—untuk pertama kalinya—adalah lokal!AU! Lokal!AU adalah tantangan baru yang ternyata lumayan membingungkan justru karena aku akrab dengan budayanya. Ya, kapan pake bahasa yang mbuku (?) dan kapan pake yang natural, kadang nggak pas sehingga kerasa canggung, but anyways. Kita akan selalu bisa membetulkan itu sambil jalan ㅋㅋㅋㅋㅋ
Jadi, sejauh mataku memandang, lokal!AU itu seringnya berlatar ngulon a.k.a Jakarta-Jabar. So, welcome yourself to the messed up world of Ngalaman!
'Happy Hypoxia' akan berlatar dari Malang karena aku orang Malang yang bosen liat lo-guean mulu di Wattpad. Nah, karena latarnya di Malang, maka dialognya akan menyesuaikan. Bahasa percakapan orang Malang umumnya adalah bahasa Indonesia dan Jawa, tetapi bahasa Malangan adalah bahasa Jawa with a twist. Yang mungkin kalian kenal karena lumayan populer adalah 'boso walikan' atau membaca kata dari belakang. Take a look below!
P. S. Poin-poin di bawah nggak murni punya orang Malang. Bahasa Jawa di beberapa daerah lain mungkin ada yang memiliki kemiripan. And rest assured, di sini kita nggak akan bahas basa krama alias bahasa Jawa halus karena aku orang Malang yang liar, jadi jarang pake. Kalo nggak pake bahasa Jawa kasar/ngoko ya sekalian pake bahasa Indonesia jika demi kesopanan :p
1) Walikan
The simplest twist! Contohnya ada di judul bab ini. 'Kera Ngalam' itu adalah 'Arek (anak) Malang' dibalik. See what I try to write? Jadi, bukan aku ngatain kalian monyet, manteman.
Contoh lain ada di dalam bab, misalnya sapaan 'Sam', coba dibalik ㅋㅋㅋㅋㅋ Bab-bab pertama akan kukasih tau mana yang dibalik. Aku nggak akan pake ini banyak-banyak, tenang aja.
2) Imbuhan
Kalian mungkin akan menemukan kata-kata yang familer seperti 'takut', 'kembali', dan sebagainya yang bersandingan dengan imbuhan-imbuhan aneh kayak:
"Terus mbokbiarin tidur?"
Jangan khawatir. Kata dasarnya nggak selalu bahasa Jawa, kok. In that case, kalian pasti bisa nerjemahinnya. Di sini, 'mbok-' itu artinya 'kau-', jadi 'mbokbiarin' artinya 'kaubiarkan' atau 'kamu biarin'.
Beberapa imbuhan lain yang akan sering muncul selain ini adalah:
Tak-: ku- (contoh: Taksikuti = kusikuti)
-u-: sangat (contoh: Luincip = 'lincip' + imbuhan -u- di tengah = sangat 'lincip' = sangat tajam)
-e, -ne: -nya (contoh: Omongane = omongannya. Biasane = biasanya)
-no: -kan (contoh: Mbangunno = membangunkan)
-o, -en: -lah (contoh: Banguno = bangunlah. Takuto = Takutlah. Bukaen = bukalah)
3) Kata Belakang
Kalian mungkin akan menemukan yang semacam ini di 'Happy Hypoxia':
"Minum obat a?"
Kata belakang 'a' atau 'ta' dalam kalimat tanya setara dengan 'kah' atau 'ya' di bahasa Indonesia. Jadi, kalimat di atas bisa diartikan sebagai 'minum obat, ya?'.
Kata-kata lain dalam bahasa Jawa yang sebenernya bukan kata belakang, tapi sering nempelin kata dasar antara lain:
ae (euh, bukan dipronounce kayak di aespa gais): saja/aja (Contoh: Ngomong ae = ngomong aja)
pol: sangat/banget (Contoh: Susah pol! = susah banget!)
4) Kosakata Lain
.... akan kutempelkan di bawah paragraf yang memuatnya, nanti setelah bab diunggah.
Semoga itreng—dan selamat membaca 'Happy Hypoxia'!
-Liana D. S.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Hypoxia
Teen FictionPandemi tidak pernah ada! ... atau setidaknya, itulah yang Keisha harapkan. Sebagai salah satu dari milyaran orang yang terdampak COVID-19 setahun terakhir, cewek 15 tahun ini mulai bosan dan sedih, utamanya karena seminggu belakangan terghosting ol...