Dilema menjadi seorang guru sudah merupakan momok tersendiri. Ditambah lagi menjadi guru agama, lebih spesifik lagi guru yang mengajarkan membaca Al-Qur'an atau bahasa Arab. Sekolah dan Job Desc sangat sulit tetapi tingkat penghargaannya sangat rendah. Terutama bagi yang belum memahami. Dan kebanyakan orang belum memahaminya. Jadi anggap saja begitu.
Mau membuktikan tingkat penghargaan kepada guru yang mengajarkan Al-Quran atau bahasa Arab-yang selanjutnya akan saya sebutkan dengan guru ngaji saja ya biar singkat- sangat rendah ? Nah, kalau mau mencari guru ngaji misalnya untuk anak kita, kira-kira penampakan guru ngaji itu seperti apa dalam bayangan kita ? Yah paling biasa ajalah ya, jilbabnya standar atau bisa lebar banget, konservatif, rumahnya juga biasa malah mungkin kasihan, dan pasti akhirat banget dah pemikirannya, gak tau hal-hal duniawi lah ya, gak modern. Betul gak ?
Berikutnya, biasa kita kan nanya, "biaya belajar ngajinya berapa ya ?" Kalau dijawab, "seiklasnya aja Bu..." Terus biasanya (umumnya loh ya, gak semua, jangan baper,hehehe) kita akan kasih 50 ribu sebulan untuk 4 atau 5 kali pertemuan dengan durasi 1 jam bahkan kadang ada yang 2 jam setiap pertemuannya. Sementara upah guru les bahasa Inggris atau Matematika, perjamnya itu bisa 50 ribu bahkan ada yang lebih besar dari itu. Sekali lagi kalau orangnya gak mampu gak papa ya. Tapi ini rumahnya bagus, mobil keluaran terbaru, tapi ngasih gaji ke guru ngajinya besaran dia nongki di starduck sekali pesan. Miris kan ya ?
Belum lagi ada yang masih misuh-misuh kalau guru ngaji pasang tarif. "Wuih, ayat-ayat Al Qur'an kok dijual ya ? Pake tarif per surat lagi (misal untuk Tahfidz). Ngeri betul!!"
Lah, maunya gratisan. Kalau digratisin juga paling banyak bolosnya kalau belajar. Sementara dia ngeluarin kocek belajar bahasa Korea bisa jutaan rupiah. Ngeluarin duit buat belajar ngaji nyarinya gratisan. Mana yang lebih penting ya ? Terus dia pikir guru ngaji itu CEO Perusahaan gitu ? (aamiin) Jadi kalau gak digaji, juga bisa hidup ongkang-ongkang kaki ?!Guru ngaji juga butuh makan, minum dan belajar lagi biar tambah pinter. Dan juga refreshing ya, biar happy ngajarnya dan akan berimbas juga ke murid-muridnya. Nah pernah mikir sampai situ gak ya mereka ? Its not only about money, but How money can give and benefit us. Sekali-kali cobalah kasih bonus ke guru ngaji anak kalian nginep di hotel atau voucher makan. Memberi hadiah bagi sesama muslim itu ibadah , apalagi buat orang yang sholeh.
*teruntuk untuk semua guru ngaji terutama guru ngaji kampung yang hanya bermodal sepeda ontel dan penunjuk bacaan dari lidi atau rotan. Kalian the best !
Apakah Diperbolehkan Mengambil Gaji Dari Mengajar Ilmu Agama?
134154
Tanggal Tayang : 14-12-2017
Penampilan-penampilan : 21631
ID
Pertanyaan
Temanku mengkritiku, para syekh dan para imam karena mereka mendapat gaji. Sebagaimana dia menyanggka bahwa disana tidak ada dalil dari Qur'an dan Sunah bahwa para shahabat dahulu memberikan gaji kepada para imam dan syekh dalam menjalankan dakwah. Ketika saya katakan kepadanya, "Bahwa merupakan suatu kelaziman bagi seluruh umat untuk membantu orang yang menunaikan dakwah. Karena mereka telah menghabiskan waktu dalam melaksanakan pekerjaan ini. Dia mengatakan, "Bahwa di sana tidak ada dalil dari Qur'an dan Sunah bahwa para shahabat melakukan hal itu. Mereka mempergunakan ayat-ayat ini untuk menetapkan bahwa mengais rezki dari Qur'an itu haram."Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa." Qs. Al-Baqarah: 41
"Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." QS. Yasin: 21 Apakah diperbolehkan mengais harta dari mengajar Qur'an dan hadits, harap disertakan dengan sebagian dalil.
Teks Jawaban
Alhamdulillah.
YOU ARE READING
Balada Guru Ngaji
SpiritualSaya sedang mengikuti tantangan 30 hari konsisten menulis. Kisah ini masih tentang guru, dikhususkan buat guru agama. Poster sengaja dibuat seperti itu untuk menggambarkan makna tersirat dari kisah ini.