Pagi yang cerah membuat semua murid SMA Guna Bangsa bersemangat untuk berangkat ke sekolah, termasuk Aku.
Aku Riri, duduk di kelas 10 Ruang 2, terdapat 6 ruangan di sekolah kita untuk per angkatannya. Aku termasuk anak yang mau belajar dan akan terus berusaha walaupun kadang cowo ganteng sangat menggoda.
"Ri, hari ini ada guru baru ya?" Ucap seseorang di sebelahku. Dia jihan sahabat baikku sejak aku masih SMP dulu.
"Lah gatau gue," jawabku singkat.
"Yehh pea, seriusan ada guru baru katanya cowo ganteng woi!"
"Dih demi apa? Lah boleh banget inimah gua deketin. Ahahah" ucapku dengan bercanda
"Dih bocah giliran ganteng lu mau,"
"Siapa si yang gamau elah, Bye!"
Setelah perbincangan tidak penting itu aku pergi ke kelas duluan meninggalkan jihan.
Dikelas semua terasa biasa saja, tidak ada yang istimewa sekalipun. Karna kebanyakan murid di kelasku adalah teman masa SMP ku dulu jadi ya gitu.
Kringgg....kringggg...
"Woi bel masukk!" Ucap Melda si ketua kelas . Selang beberapa menit terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar
"Assalamualaikum, mulai minggu depan kita akan ada pindahan murid dari sekolah luar negri, bisa dibilang mereka sedang observasi bagaimana keadaan sekolah di Indonesia. Kira-kira sekitar 1 tahun mereka akan di sekolah kita semoga kalian semua bisa membantu ya," jelas Bu Ani.
"Beneran bu? Tumbenan banget, saya gapernah denger sistem kaya gini Bu," tanya Melda.
"Iya, ini sistem yang dibuat sendiri oleh sekolah mereka karna mereka ingin mencari pengalaman di negeri lain."
"Oh gitu Bu,"
" Ada yang mau nanya lagi?" Tawar Bu Ani
"Saya bu!" Dengan cepat Jihan mengangkat tangannya dan bertanya
"Cowonya ganteng Bu? Bule Bule kiyut gitu ga Bu? Aduh saya harus cantik nih Bu buat setahun,"
seluruh isi kelas tertawa dengan kelakuan jihan yang terobsesi dengan lelaki tampan. Karna Jihan sahabatku otomatis Aku juga seperti itu ahaha.
"Jihan gila lu ya?" sahutku menyadarkannya
"Heh lu juga suka kan? Mayan ege setahun liat idung glowing ahahah"
"Sudah, kalian liat nanti saja Ibu mau ke kantor dulu buat ngurus kehadiran Guru baru. Kalian baca baca materi yang sudah di berikan saya kemarin ya," perintah Bu Ani lalu meninggalkan kelas kami.
Jam istirahat tiba, semua murid berhamburan keluar kelas untuk membeli makanan di kantin ataupun di warung depan sekolah.
"Jih, beli bakso yokk!" ajakku kepada jihan
"Kaga ah, gua pen ngiat guru barunya katanya dateng kisaran jam segini nih, aduh mana si," ucap jihan sembari mengintip jendela kelas
"Heh, gausah ditunggu juga nanti dia bakalan ngajar dikelas!"
"Beda Ri, gua pengen jadi first love anjay, eh kaga becanda gua pen liat aja. Lu juga mau liat kan pasti?"
"Iyasi yaudah lah gua nitip somay aja ama Pita," sahutku,
"Eh itu pita, pitt." Panggilku dengan mengejar Pita yang sudah agak menjauh
"Apa? Mau nitip somay? Hmm biasalah," Jawab pita seakan akan tau apa yang kuinginkan
"Tau aja lu, pliss ya. Gua gamau melewati kesempatan ini Pit, mayan nanti gua kenalin cowo bule dah cakep cakep,"
"Dah iya seterah lu, gua beliin 5000 ya byee," ucap Pita sambil memutarkan badannya dan pergi untuk membeli makanan
"Makasiii Pita, kaulah sahabat terbaik aku," ucapku dengan teriak dan kencang.
"Brisik lu gamalu apa?"
"Bagen aa...." Saat Ingin melanjutkan pembicaraan, tiba tiba Aku tertarik dengan seseorang yang baru saja keluar dari ruang guru. Ya kebetulan kelasku memang persis di samping ruang guru.
"Ji itu guru baru?" Ucapku kepada Jihan dengan mata sebagai alat tunjuk.
"MasyaAllah astagfirullah," sahut jihan sambil mengelus dadanya.
"Astagfirullah,"sahutku kembali.
Kringgg...kringgg Bel istirahat pertama telah selesai.
"Woi dahlah ayo masuk kita udah ngeliat gini, anji somay gue mana tu si Pita," ucapku dengan celangak-celinguk mencari Pita di sekeliling.
"Nih," tiba tiba Pita datang dari belakang dengan menyodorkan sebungkus somay yang sudah dibeli tadi.
"Lama amat lu elah udah bel kan,"
"Lah lu udah dibeliin juga, zina mulu tuh makannya," ucap Pita sambil duduk di mejanya, kebetulan meja Pita tepat di depanku. Tenang kawan Pita termasuk sahabat baik aku kok tapi kadang emang suka gitu ga seotak ama gue ahaha.
"Iya iya maap makasi Pita cantik anak Pa Budi," ledekku sambil mencolek bahunya dari belakang. Pita tidak peduli ia hanya menengok lalu membuat muka jelek pertanda meledekku balik.
Tok,tok
"Assalamualaikum," ucap seseorang dengan suara berat yang merdu memecahkan hati.
"Waalaikumsalam," jawab seluruh isi kelas.
"Ji demi apa ahaha akhirnya masuk kelas juga," ucapku kepada jihan dengan nada bisik bisik
"Iya Ri ganteng juga ternyata kaya masi muda gitu," balasnya.
"Anak anak ada yang udah tau bapa?" tanya Pak guru itu
"Udah pak!!" Jawab Jihan sendiri dengan nada semangat
"Oke kalau gitu coba kamu perkenalkan Bapa ke teman teman kamu," ucapnya sambil tersenyum manis.
"Ha? nama Bapa siapa?" tanya Jihan dengan panik.
"Loh tadi katanya tau,"
"Kaga Pa saya cuman ngeliat Bapa aja tadi, coba Pak silahkan diperkenalkan nama lengkap serta tanggal lahir untuk saya daftarkan ke kua bersama saya nanti," jawab Jihan dengan godaan mautnya
Seluruh kelas hanya menahan tawa diikuti Pak guru yang juga tertawa dengan tingkah laku jihan, sentak aku menyenggol tangan jihan yang sudah tidak beres sejak tadi.
"Gila lu ya berani banget," lirihku
"Ada ada aja kamu, yaudah Bapa akan memperkenalkan diri. Nama Bapa Angga surianto, berhubung umur bapa tidak beda jauh dari kalian, kalian semua bisa manggil kak atau senyamannya aja ya,"
"Sayang?" Tak sadar kata kata itu keluar saja dari mulutku yang lemes itu.
"Dih lu juga gila Ri," ucap Jihan dengan tertawa terbahak bahak.
"Boleh boleh kalau tidak keberatan ahaha, oke saya disini ditugaskan untuk membimbing kalian di mata pelajaran Ipa, jadi tolong kerja samanya untuk mengikuti aturan yang saya buat selama jam pelajaran saya ya,"
"Baik pak,"
...
Hai teman2 Happy reading kalian boleh kok kasih saran atau komen apapun buat tulisan gue, tapi stay positive ya gais. Manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan mohon dimaklumi. Love u
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak
Teen Fiction"Kalau tidak suka bilang, jangan begini caranya!" Riri •• Orang bilang mimpi itu sangat indah, tapi kenapa Aku merasakan hal yang berbeda? Mimpi adalah sesuatu yang menyeramkan bagiku, Aku takut jika mimpi yang kuharap tidak terkabulkan, dan mimpi y...
