"Bonjour, Madamoiselle. Tolong bungkuskan sebuket bunga mawar merah untukku," ucapnya lewat sambungan telepon. (Selamat pagi, nona.)
"Tuan Edelweis, kau terlalu sering membeli bunga mawar. Sebenarnya untuk apa?" Diseberang sana Nona Mariette Sapphire—pemilik toko bunga debeaulieu tempatnya biasa membeli bunga—mengenalnya sebagai pembeli setia di tokonya. Marie biasa memanggilnya tuan Edelweis karena kebiasaannya membeli bunga mawar dan memberi pesan bertanda Edelweis di bunganya untuk nona bernama Mawar.
"Untuk kali ini aku akan melamarnya untuk menjadi mawarku, Bunga mawar untuk sang Edelweis. Kali ini tidak perlu memakai Edelweis nona, tulis saja inisialku, ZP," dia menghela napas, "aku sudah ketahuan," lanjutnya.
"Akhirnya, tuan Edelweis kau ketahuan juga. Aku sudah lama menunggu hal ini terjadi. Ku akui, penyamaranmu keren juga berhubung selama satu tahun kau mengirim bunga kealamat yang sama, bunga yang sama, dan untuk wanita yang sama juga," dia menjeda tertawa,"jadi mulai sekarang, haruskah aku memanggilmu Tuan ZP?"
"Senyamanmu Nona Marie."
"Baiklah-baiklah. Apa pesanmu kali ini?"
"Kali ini cukup panjang biar aku saja yang menulisnya, dan mari bertemu untuk yang pertama kalinya Nona Marie," putusnya dengan tersenyum.
💐
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
HAII ini cerita pertamaku heheh mohon bimbingannya ya, aku baru belajar nulis. Jika ada salah salah tolong bilangin aja, jangan sungkan sungkan heheh.