Seorang gadis bergaun pink yang terus saja ngedumel, nampak kontras dari orang-orang di sampingnya yang mengenakan pakaian bertema putih. Dari wajah pun terlihat ia terlihat lebih muda dibanding dengan yang lain.
"Acara apaan sih ini, ngebosenin!" gerutu gadis yang bernama Naila itu.
Ia berjalan menyusuri rumah megah milik teman orang tuanya untuk menghilangkan rasa bosan karena terpaksa ikut ke acara yang ia pun tidak tau acara apa ini. Semua orang hanya berkumpul, makan dan berbicara tidak jelas.
"Kalo aja gue tadi gak pulang ke rumah dulu pasti gue udah jadian sama Reno dan gak perlu datang ke acara ini," gumam Naila sambil mengingat kejadian disekolah tadi.
"Nai, lo mau gak jadi pacar gue?" ucap Reno di tengah lapangan.
Naila tersipu malu, ia merasa menjadi gadis yang paling bahagia hari itu. Naila ingin langsung menjawab 'iya', namun ia teringat akan larangan dari Papanya untuk tidak berpacaran. Kesenangan yang tadi ia rasakan pun berubah menjadi kegelisahan.
Dengan ragu Naila berkata, "maaf Ren, beri gue waktu dulu buat mikir," tutur Naila dengan wajah murung.
"tapi kenapa? Bukannya lo juga suka sama gue? Kenapa harus ditunda-tunda kalau lo bisa jawab sekarang," Tanya reno terkejut akan jawaban yang tidak sesuai dengan ekspetasinya.
Orang-orang yang melihat dua sejoli yang hampir menjadi pasangan itu bersorak kegirangan seakan mereka yang mau 'ditembak'. Apalagi para siswi yang mengidolakan Reno yang menurut mereka sangat tampan dengan pesona 'bad boy' kaya raya.
Naila menggeleng, "gue gak bisa jawab sekarang, malam ini kita ketemuan di Cafe kenangan. Gue bakal ngasih lo jawaban di sana," ucap Naila dengan berat hati tapi ia pun tidak bisa berbuat apa pun, ia harus mendapat izin dulu dari Papanya. Jika tidak mungkin akan terjadi sebuah bencana dalam hidup Naila.
"Ada apa ini? Bel masuk sudah berbunyi dan kenapa kalian masih di sini. Bubar!" perintah Rizky yang pernah menjabat sebagai ketua OSIS dan menjadi idola kaum hawa seantero sekolah. Pesonanya mampu mengalahkan pesona Reno.
"Aduh ganggu aja sih nih orang" gerutu Naila di dalam hati.
Reno berdecap, "lo ini gak bisa ya gak ganggu orang sehari aja? Gatel tangan gue pengen nabok muka sok suci lo itu," murka Reno yang bersiap mendaratkan kepalan tangannya di wajah Rizky. Tapi Naila langsung menahan Reno dan membawanya meninggalkan lapangan. Selagi berjalan menjauhi lapangan, Naila menengok ke belakang dan menatap Rizky dengan tatapan tidak suka.
BRAK...
Seorang pelayan yang berlari cepat, secara tiba-tiba tidak sengaja menabrak Naila dan membuat Naila jatuh ke ruangan yang berada tepat di samping ia berdiri.
"Aduh," ringis Naila yang pantatnya menyentuh lantai.
Naila ingin memaki pelayan yang menabraknya itu tapi rasa sakit yang ia rasakan mengalahkan emosinya. Ia mencoba bangkit dengan berpegangan di pintu. Tapi tangannya terlalu lemah dan tanpa sengaja Naila terjatuh lagi, pintu yang Naila pegang tadi pun terbanting dan menutup ruangan tempat Naila terjatuh.
"Awas aja kalo gue ketemu pelayan tadi, abis dia sama gue," gumam Naila sambil terus mencoba untuk berdiri.
Dengan sekuat tenaga yang tersisa, Naila akhirnya bisa berdiri. Dan dengan tertatih ia menuju pintu, namun sat ia memutar knop pintu berniat untuk membuka. Pintu itu tidak bisa terbuka, Naila menggedor-gedor berharap orang-orang di luar mendengarnya. Tapi hal itu nihil, semua orang tidak akan mendengarnya karena tempat semua orang berkumpul dengan ruangan yang sekarang menjadi tempat Naila terperangkap lumayan jauh. Naila menyerah, tangannya sudah sangat sakit terus-terusan menggedor pintu. Ia pun berbalik dan berdiri sambil bersandar di pintu.
Naila baru menyadari kalau ruangan yang ia masuki adalah sebuah kamar bernuansa biru malam dan abu-abu, dengan aroma yang familier di indra penciumannya. Tiba-tiba ia mendengar suara telapak kaki dari sebuah pintu di samping sebuah TV LCD 50 inch. Naila mematung karena takut dan pintu itu terbuka, betapa terkejutnya Naila melihat orang yang muncul dibalik pintu itu.
"Rizky!"
"Naila!"
BRAK
Pintu kamar itu dibuka secara tiba-tiba membuat Naila yang bersandar hampir terjatuh dan secara refleks Rizky menangkap Naila yang hampir mencium lantai untuk kedua kalinya. Karena keseimbangan Rizky yang tidak stabil membuat ia juga ikut jatuh dan berakhir pada posisi Rizky yang terjatuh dilantai dan Naila yang juga jatuh tepat di atas tangan Rizky.
"Rizky, Naila kalian ngapain?" pekik kedua orang tua Rizky dan Naila.
To be continue...
Makasih buat yang yang udah mampir ke cerita aku.
Jangan lupa vote dan share cerita aku ke temen2 kalian yaaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
NaiRy
Teen FictionSebuah tragedi yang tidak disengaja membuat Naila dan Rizky harus dipaksa menikah. Sebuah kesalahpahaman itu membawa mereka ke kehidupan baru yang tidak pernah mereka bayangkan dan pastinya tidak pernah mereka inginkan. "Jangan pernah lo harap gue b...