Maaf, aku terlambat

50 8 1
                                    

Disebuah rumah minimalis terdapat dua insan yang sedang mencari seseorang. Seungcheol mengambil salah satu poster yang berada dikamar adik pacarnya.

"Ah iya, pianist" ucap Jeonghan ketika teringat cerita Soonyoung.

"Apa?" Tanya Seungcheol.

"Iyaa, aku ingat Soonie pernah cerita sama aku kalo lagi deket sama pianist tapi gak tau orangnya" balas Jeonghan sambil melihat poster yang terdapat foto tiga pianist yang akan tampil pada konser tersebut.

Saat Jeonghan meletakkan poster itu dimeja mereka bersamaan menunjuk salah satu yang menurut mereka pacarnya Soonyoung.

"Soonie lebih cocok dengan orang ini" kata Jeonghan sambil menunjuk pianist ujung kirinya.

"Kalo dilihat dari penampilan, Soonie lebih cocok sama ini" tunjuk Seungcheol kepada pianist tengah.

Tak ada yang memilih pianist yang paling kanan, entah mengapa. Apakah ekspresinya? Penampilannya?

"Seungcheolie!" Panggil Jeonghan saat mendapati sebuah tiket, Seungcheol berdeham dan menaikan alisnya menandakan menanyakan ada apa.

"Ini tiketnya, berarti Soonie mau dateng dong. Besok malem konsernya. Yok kita temui dia" Seungcheol melihat tiket itu dan memutuskan untuk datang besok.

.

Jeonghan dan Seungcheol sudah berada ditempat konser yang akan diadakan. Seungcheol meminta kepada resepsionis untuk bertemu dengan para pianist, namun tak diizinkan karena mereka sedang latihan untuk konser malam ini. Walaupun Seungcheol sudah memohon, sang resepsionis tetap tak mengiizinkan.

Seperti yang kalian tahu, Jeonghan punya sejuta trik licik agar bisa memenuhi keinginannya. Dan akhirnya mereka bisa masuk tanpa halangan lagi.

Tak jauh mereka melangkah Seungcheol melihat pianist yang ada poster lalu didekatinya dan tak lama Jeonghan pun melihat pianist lain disisi lainnya lalu mendekatinnya juga.

Mereka menanyakan pertanyaan yang sama, yaitu "Apakah anda mengenal Kwon Soonyoung?" Dan mereka juga mendapati jawaban yang sama, "Tidak".

Jeonghan tak dapat menahan lagi. Ia langsung berlalu ke toilet untuk pipis.
Aahh... lega rasanya. Jeonghan berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan.

Selagi mencuci tangan Jeonghan melihat seorang pianist laki-laki mencuci tangan juga, namun Jeonghan dengan matanya yang jeli melihat ada tato dipergelangn tangan kirinya dengan tulisan sambung 'Gnuoynoos' kalau dibalik 'Soonyoung.

Jeonghan melihat cermin dengan ekspresi takjubnya lalu keluar mencari Seungcheol.

.
.

Setelah pianist laki-laki itu berbicara dengan managernya, seseorang menyebut nama 'Kwon Soonyoung' lalu ia menoleh ke sumber suara.

"Apakah kau mengenal Kwon Soonyoung?" Tanya Jeonghan

"Tidak. Aku tak mengenalnya" jawab Lee Jihoon, nama sang pianist itu, lalu berbalik dan ingin masuk ke ruanganya. Namun sebelum ia membuka pintu, Jeonghan bertanya lagi tiba-tiba.

"Apakah kau yakin tidak mengenalnya? Kwon Soonyoung" lanjut Jeonghan.

Jihoon menghelakan napasnya "Aku pernah mengenalnya, tapi dia orang asing sekanrang bagiku. Dia tak ada hubungannya denganku" kata Jihoon dengan cara bicaranya.

Seungcheol berusaha mengajak Jeonghan pergi, namun ia keukeuh disana.

"Aku tak mengerti. Bagaimana bisa seseorang yang kau kenal sekarang menjadi orang asing?" Kata Jeonghan lagi dengan Seungcheol yang terus menarik tangannya.

미안해 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang