Spoiler, teaser, sinopsis

19 6 9
                                    

"Aku siapa?"

"Lo aneh"

"Kamu megenalku?"

"Heyyy Aileen, lo sahabat gue... Masa lupa sama sahabat sendiri, gue sedih tau...!"

"Kalau begitu bisakah Kamu menjelaskan tentang wanita ini? Maksudku tentangku, tentang Aileen."

"Tentu saja, gue tau banyak tentang kepribadian lo, kehidupan lo, kisah lo, semuanya gue tau. Gue kan sahabat lo dari TK bahkan kita sudah seperti
Kakak-baradik."

                               ****

"Mah, ini Aku Maira... Mama harus percaya sama Aku Mah. Aku gak mau kehilangan Mama... hiks... hiksss..."

"Mairaku sudah meninggal! Jangan mengada-ngada!"

"Mah wajahku memang beda. Tapi Rohku, Jiwaku, kepribadianku, adalah milik Maira."

"Kamu benar-benar tidak waras. Kamu pikir dengan mudahnya Aku percaya dengan omong kosongmu? Aku akan mengembalikan semua pemberianmu. Tadinya Aku sudah menganggapmu sebagai putriku. Tapi setelah kamu mengaku-ngaku bahwa dirimu adalah Maira, Aku akan sangat membencimu. Pergi dan jangan pernah datang lagi!"

                                 ****
"Kak... Kak Ryan percayakan sama Aku..."

"Maaf, Aku memang sudah menganggapmu sebagai Adikku, tapi tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Maira."

"Kak, tidakkah kakak menyadari bahwa kepribadian kami sama?"

"Iya, kepribadian kalian memang sama. Aku menyadarinya, tapi Aku menyaksikan kematian Maira."

"Kak mungkin saja memang ragaku sudah mati, tapi jiwaku... Jiwaku masih hidup di tubuh 'Aileen' kak,"

"AILEEN CUKUP!!!"

"Kak...."

"Berhenti mengganggu keluargaku dengan kebohongan bodohmu yang mengaku sebagai Maira! Apa untungnya bagimu hah? Tidakkah Kau kasihan melihat Ibuku yang semakin menderita? Kumohon... Pergilah sejauh mungkin dari kehidupan Kami. Terimakasih atas perhatian dan bantuanmu sejauh ini."
                                     ****
"Aileen, bersandarlah dibahuku kapanpun kamu mau, Aku siap menopangmu."

"Makasih Ga, makasih udah ngerti-in perasaan Aku."

"Santai aja Leen, anggap Kakak sendiri."

"Benarkah?"

"Tentu,"

"Tapi, Aku sudah menganggapmu lebih dari itu..."

"Maksud Kamu?"

"Menganggapmu sebagai pacar. Hahaha..."

"Kok ketawa?"

"Em... gak lucu ya?"

"Kamu bercanda lagi ya?"

"Bercanda, maksudnya?"

"Nganggap gue jadi pacar lo,"

"Tadinya gak bercanda sih, tapi lucu aja. Aku ngganggap Kamu sebagai pacar, tapi hubungan kita itu hanya sekedar teman."

"Teman tapi mesra? Maksud kamu gitu?"

"Bisa jadi, hahaha..."

"Kalau Aku minta Kamu jadi teman hidup, mau?"

"Apa-an sih Ga, gak lucu tau!"

                                  ****
"Heh lo! Berani banget nikung gue!"

"Nikung? Maksud Kamu Apa-an?"

"Gak usah pura-pura bodoh napa! Hah?"

"Santai dikit bisa gak sih, kayak tante-tante girang, "

"Heh... Berani banget lo!"

"Apa-an, kalau ngomong tuh yang jelas, santai... gak usah sok jagoan."

"Lo benar-benar kurang ajar ya,"

Plakkk....

©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©

Haiii Readers...
Gimana udah mulai dapat gak, jalan ceritanya. Sebenarnya Aku gak mau bikin spoiler gini. Pengen langsung aja buat part ceritanya, tapi saran teman aku dibuat aja. Berhubung udah aku buatin, Semoga kalian paham dengan Alur ceritanya ya...

Cerita ini asli dari pemikiran aku sendiri, dan no plagiat, aku buat cerita ini terinspirasi dari beberapa film. So, tetap dukung cerita aku dengan saran, komen, dan vote kalian.
Terimakasih...🍇🍉

AILEEN MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang