D R E I

15 3 0
                                    


"Psst heh! psst" bisik Haechan berharap Chenle mendengarnya, sungguh ya, Chenle mendadak budeg di saat ulangan seperti ini, mana ulangannya mendadak lagi, sudah berulang kali Haechan berbisik bahkan sampai meja nya penuh dengan cipratan air alami, tetap saja Chenle tidak mendengar nya.

Haechan hampir saja mengumpat, ia sudah berkali kali berusaha memanggil Chenle bahkan sampai teman sebelah Haechan menggeplak nya karena terkena cipratan air alami tersebut. Haechan kembali mencoba memanggil Chenle sambil sesekali melirik ke arah guru didepan berjaga jaga agar guru itu tidak melihatnya, berhasil, Chenle kini melihat ke arah Haechan.

Haechan pun mengulurkan tangan nya, sambil menaik turunkan alisnya. Ah, Chenle paham maksud pemuda ini. Chenle menulis angka angka di secarik kertas, menggulung nya, dan bersiap melempar nya.

Haechan tiba tiba membulatkan matanya, saat tangan Chenle ingin melempar, tiba tiba pergelangan tangan nya di tahan. Chenle menoleh ragu ke sosok yang menahan pergelangan tangannya.

Naas sekali, itu guru nya, rasa nya ingin sekali Chenle lengser dari sekolahnya ini.

Sedangkan Jake yang sudah tau dari tadi kalau gurunya berjalan ke arah Chenle pun hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.

Guru itu kini menatap sinis ke Chenle, Chenle meneguk ludahnya ketakutan. Guru ini memang terkenal killer, Bu Jieun namanya.

Kini gumpalan kertas itu ada di tangan Bu Jieun, walau secara paksa guru itu mengambilnya.

Guru itu membaca seksama isi kertasnya, mulai mengkerutkan dahi nya. Sedetik kemudian, sehelai kertas itu menjadi beberapa koyakan kertas.

Ya, Bu Jieun sudah mengoyak nya dengan sadis.

"Berani beraninya kalian berdua bertukar jawaban saat ulangan mata pelajaran saya!" bentak wanita itu sambil menggebrak meja Chenle, pemilik meja hanya meringis dan menerima amarah guru nya itu. Haechan pun hanya bisa menunduk dan menggaruk belakang kepalanya.

• • •

Yahh seperti yang sudah diduga kini Haechan dan Chenle sudah berada di samping sekolah dekat kantin, ngapain lagi kalo bukan ngutip sampah hukuman dari bu Jieun, tak lupa juga tadi mereka di ceramahin habis habisan.

Kuping Chenle yang panas karena dapet ceramahan bu Jieun tadi tambah panas karena dari tadi mendengar gerutuan Haechan, ayolah harusnya Chenle yang marah ke Haechan! Ini kenapa malah Haechan yang misuh misuh begitu?

"Ngeluh mulu lo, liat nih! Gue dapet hukuman gara gara lo ya!" Kesel? Pasti dong, udah kena hukuman ngutip sampah begitu ditambah Haechan yang ngeluh misuh misuh ga jelas, untung Chenle sabar, orang sabar makin kaya katanya. Y.

Haechan mencebikkan bibirnya kesal, "Ck, kok nyalahin gue sih, salahin tuh bu Jieun ngasih ulangan mendadak gitu, yang pinter mah enak" gerutunya.

Chenle memutarkan bola matanya malas sambil mengutip sampah yang ada didepannya lalu dimasukkan ke keranjang sampah.

"Udah dihukum begitu masih aja nyalahin bu Jieun, siapa suruh kali malem ga belajar? Arghhh dahlah makin kesel gue!" Sambil menaruh keranjang sampah dengan kasar, membuat Haechan meringis sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kiw kiw dihukum nieee ceritanya??"

Haechan maupun Chenle tau betul ini suara siapa, dengan malas mereka berdua berbalik menatap manusia tengil satu itu. Yah siapa lagi kalo bukan Beomgyu khas dengan wajah tengilnya yang membuat siapun yang melihatnya menjadi kesal dan tak lupa Heeseung yang ada disampingnya, seperti biasa dia akan diam sembari memantau, dan ya sepertinya dia mencium bau bau keributan jika Haechan, Chenle, dan Beomgyu disatukan.

RACHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang