CHAPTER#O2 : Adewa

4 0 0
                                    

─────────── • ⊰ ᯽ ⊱ • ───────────

"Setidaknya jangan bagi sialku dengan orang lain. Sudah cukup hanya aku saja yang terpuruk disini"

꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦

.oOo.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . . . .

"Adewa, maafin Dhara..." Lirih Adhara. Air matanya seketika jatuh begitu saja membuat Adewa kebingungan.

"E-eh kenapa nangis??"

Adhara langsung tersadar dan langsung mengusap air matanya.

"Engga papa kok. Maaf ya" ia tersenyum kecut saat lagi-lagi bayangan masa lalu kembali menghampirinya.

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah menatap kesal kearah dua insan yang tengah bersama. Tak rela jika Adhara dan Adewa dalam satu frame yang sama. Segera ia menghampiri mereka dan menarik tangan Adewa menjauh.

"Rei?"

Pemilik nama yang terpanggil menghentikan langkahnya. Enggan menoleh, ia hanya terdiam ditempat.

"Rei apa kabar?"

"Gausah sok peduli lo" ucapan sarkas dari bibir manis Rei melukai hati Adhara. Tidak heran dengan tingkah sahabat kecilnya yang terlihat sangat membenci Adhara.

Rei menarik tangan Adewa untuk turun dari atap. Menjauh dari Adhara yang hanya bisa terdiam menatap kepergian keduanya. Sungguh ia sangat merindukan momen saat bermain bersama dulu.

Rei yang sekarang tampak cantik dengan rambut pendek sebahu. Dia juga peraih nilai-nilai tertinggi dalam mata pelajaran. Dan juga, Rei yang sekarang adalah sosok yang tegas walaupun dulu dia sangat mudah menangis saat kecil.

Adhara merindukan sahabatnya itu. Kembali ke masa lalu sangat tidak mungkin bukan?

Ia hanya bisa pasrah dan kembali ke tempat duduk semula. Menunggu hingga bel pulang sekolah berbunyi. Perutnya sekarang kosong tak terisi. Bekalnya sudah dibuang. Ia tidak mungkin membelanjakan uang miliknya. Uang itu ia gunakan untuk membayar SPP bulanan.

Lagi-lagi tidak ada yang bisa Adhara lakukan. Hanya bisa melihat sekitar sekolah yang sepi dikarenakan pembelajaran tengah berlangsung.

. . . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] ADHARA (ROMBAK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang