The Third Story

7 0 0
                                    

**__Attractive__**

Kejadian itu sudah terlewat hingga beberapa minggu, Veronica masih tak mengambil aku. Saat itu adalah dimana saat pelajaran PJOK dimulai. Pelajaran kali ini adalah bermain Kasti. Kami murid-murid 6B belum pernah main kasti sebelumnya, mungkin belum waktunya untuk memegang tongkat kasti.

Pak Imam menjadi wasit serta Guru PJOK kita.

Syarat bermainnya adalah... Satu, jika pemukul meleset dalam memukul bola yang dilemparkan. Maka poin sang pemukul tidak terhitung alias kosong. Yang kedua menjaga hanya boleh melempar bola di bawah bagian leher. Jika yang kena di bagian atas leher, maka tidak terhitung atau tidak secara bergantian. Yang ketiga ketika melempar pemain jika bola memantul dari tanah, itu juga tak terhitung kena. Di campur dengan peraturan umum permainan kasti itu sendiri.

Permainan kasti ini terdapat dua tim. Tim kami yaitu tim yang terdiri dari murid-murid kelas 6B. Dan juga, musuh kami saat ini adalah Tim kelas A6. Ardika juga berada di sana di sana.

"Mukanya masih sama ngerinya dari yang dulu", pikirku. Tetapi aku tak perlu mundur atau menyerah untuk teman-teman sekelasku. Sekarang aku telah di dukung oleh mereka, untuk melawan ketakutanku kepada Ardika.

Permainan pun dimulai. Satu per satu murid di panggil urut menurut nomer absensi. Wah, aku yang di belakang sendiri. Nomer absentku itu 20, bersama Veronica 21 di belakangku.

Saat aku melamun sambil melihat yang lain bermain, Veronica pun mengejutkanku dari belakang.

Ø Veronica: Apa kau takut, Syad?

Ø Arsyad : (Terkejut)... Owalah Ver.

Ø (Aku duduk di tempat duduk dari batu di pinggir lapangan sekolah)

Ø Arsyad: Aku gak merasakan takut, aku hanya merasa khawatir.

Ø Veronica: Begitu ya, jadi inikah tentang masa lalumu disini?

Ø Arsyad: Ya gak sampai segitunya kali, mungkin.

Ø Veronica: Semuanya terjawab di raut wajahmu itu, Syad. Kau terlalu jujur.

Ø Arsyad: Mana ada Ver.

Ø Pak Imam : 'Selanjutnya"

Ø ...:

Ø Arsyad: Permainan pertama ya, aku takut untuk kalah darinya.

Ø Veronica: Siapa? musumu?

Ø Arsyad: (Mengangguk) Aku takut masa depanku akan begitu.

Ø Veronica: Udah...jangan pikirin itu dulu. Jangan ciptakan yang aneh-aneh terutamanya. Masa depan sih boleh di pikirin saat ini, tapi ya jangan di ambil sisi buruk dari pemikiran itu. melihat sudut pandang yang lain.

Ø ...

Ø Arsyad: *(Ver~ver, Padahal jika aku menolakmu menolak tetapi mengapa kau menolakku.)

Ø [Seketika itu, terdapat gambar yang terkena lemparan bola dari Tim musuh.]

Ø Fian: Yalah!!!

Ø Pak Imam: Ganti-ganti, ayo 6B Sekarang yang jaga.

Ø (Aku berdiri dan berjalan ke tengah-tengah lapangan, lalu Fian datang dan benjaga di sampingku)

Ø Arsyad: Itu tadi siapa yang kena bolanya, An?

Ø Fian: Diki. Padahal udah hampir megang patokannya jir.

Akhirnya giliran kami yang menjaga mereka agar tidak mendapatkan poin. Selama beberapa percobaan untuk mengakhiri mereka, kami gagal untuk mengenai salah satu dari mereka. Mereka larinya sangat Cepat. Dan juga denganku, aku tak bisa melempar bola dengan benar. Selalu sebesar 5* derajat atau lebih jika aku melemparkannya ke targetku.

The Story of GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang