first

14 1 5
                                    

"Aku tak pernah menyukaimu dari awal. Semuanya hanya bet." [Name] tersenyum sinis. Ia melangkah maju, meletakkan telunjuknya, menekan dada Kise. "Kau pasti sudah sadar, kan?" kekeh [Name].

"A-Apa yang kau katakan, [Name]-cchi, berhenti berbohong."

"Diam." [Name] menggertakkan giginya kesal. "Tutup mulutmu, jangan panggil aku dengan suffiks menjijikan itu."

Kise menatap [Name] tak percaya. Perlahan, air mata meluncur keluar dari pelupuk matanya. "A-Apa salahku padamu?" bisiknya.

"Kau menggelikan, kau sebut dirimu model?" [Name] tergelak, ia meletakkan telunjuknya di dahi Kise dan mendorongnya kasar. "Aku bahkan tidak sudi melihat wajahmu jadi model makanan anjing." hina [Name].

Hati Kise remuk, perempuan yang selama ini diidolakannya, dianggapnya sebagai kekasih tercinta, ternyata hanya menjadikannya bahan taruhan. Kise tak mau percaya, tapi [Name] menamparnya dengan semua kenyataan yang pedih itu. Pria itu hancur, [Name] menghancurkannya hingga ke akar-akarnya.

"Jangan tunjukkan lagi wajahmu itu padaku, aku mau muntah." [Name] terkekeh geli. "Lagipula, harusnya kau sadar, seseorang seperti kau sama sekali tidak pantas untuk seorang [last name], seperti aku." ujar [Name] angkuh.

Kise menggertakkan giginya. Pria ini sangat kesal ketika seseorang menilai dirinya dengan sebelah mata. "Akan kupastikan kau menyesal, [Name]." geramnya.

Tawa [Name] makin besar. Ia mengulas senyum miring, "aku tunggu pembalasanmu." ujarnya sebelum meninggalkan Kise sendirian.

. . .

"Kau sudah melakukannya?" Seorang pria paruh baya menatap [Name] lurus.

"Sudah, Ayah." jawab [Name] datar.

Pria itu mengulas senyum miring. "Besok Seijurou akan menjemputmu, bersikap baiklah dengan tunanganmu." titah pria itu, Teivel, dengan senyum lebarnya.

[Name] mengangguk pelan. "Aku ingin kembali ke kamarku." ujarnya.

Teivel mengangguk cepat, ia mengecup pucuk kepala [Name] ringan. "Ayah menyayangimu." bisiknya.

"Aku juga." [Name] mengulas senyum tipis sebelum akhirnya meninggalkan Teivel seorang diri.

Di kamarnya, [Name] menahan diri untuk tidak menangis. Ia menanggalkan seragamnya dan langsung masuk ke bathup untuk berendam. [Name] sebenarnya tidak sedih karena putus dengan Kise. Ia hanya marah karena dirinya tidak bisa menolak perintah Teivel untuk meninggalkan Kise. Teivel, ayahnya, ingin [Name] fokus dengan pendidikan dan karirnya, serta bertunangan dengan anak dari rekan kerjanya, Akashi Seijurou.

"Sial, penderitaan orang kaya ini, sulit juga." [Name] berdesis kesal. Ia menatap pantulannya di air, kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Tenang [Name], setidaknya kau sudah menyelamatkan Ryota." lirihnya sedih.

[Name] mengangkat dirinya dari bathup setelah menyelesaikan ritual mandinya. Perempuan itu membuka kotak obat dan menelan beberapa pil yang ada di sana. Setelah berpakaian, ia membuka ponselnya dan mencari kontak Sei.

 Setelah berpakaian, ia membuka ponselnya dan mencari kontak Sei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Name] menghela nafas lega. Ia meletakkan kepalanya di bantal dan tertidur lelap.

Esok paginya, [Name] berangkat sekolah dengan Akashi. "Ayah, aku pergi dulu." [Name] mengecup ringan pipi Ayahnya.

"Teivel-san, kami permisi." Akashi membungkuk sopan.

Teivel tertawa pelan. "Jangan kaku seperti itu, santai saja. Kalian have fun, ya!" Pria tua itu melambaikan tangannya senang.

"Kami pergi sekolah, bukan liburan, Ayah!" [Name] menjerit.

Teivel makin tergelak. "Nikmati masa muda kalian!"

[Name] memutar bola matanya kesal. Ia menatap Akashi kemudian memasuki mobil tersebut.

Akashi menatap [Name] dengan senyum tipis. "Kau sangat akrab dengan Ayahmu."

"Dia keluargaku satu-satunya, aku sangat menyayanginya, Sei." ungkap [Name].

Akashi mengangguk pelan, ia mengusap pucuk kepala [Name] dengan lembut. "Bertahanlah, kau pasti bisa melewati ini semua."

[Name] mengangguk cepat. "Ya, semuanya bisa kulewati, Sei."

. . .

Setibanya di sekolah, [Name] dan Akashi disambut dengan tatapan tidak enak. Mereka paham, kabar putusnya [Name] dan Kise akibat taruhan sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah. Para penggemar Kise sudah pasti memendam kebencian yang begitu besar untuk [Name] dan Akashi, yang berada di sisi [Name] saat ini.

"Sekarang aku tak yakin bisa melewati semua ini." bisik [Name] saat dihadapannya ada segerombolan perempuan yang merupakan penggemar Kise.

"Sial, aku ada rapat organisasi. Kita harus cepat." Akashi melingkarkan lengannya di pinggang [Name], kemudian menatap sekelilingnya dengan tatapan mematikan andalannya. Sontak, jalan khusus pun terbuka untuk mereka berdua.

"Aku tidak menyesal menjadi tunanganmu," [Name] terkekeh geli.

Akashi menyeringai bangga. "Tanah pun menangis haru saat kuludahi, [Name]."

Bersambung

New series datang buat ngisi kegiatan aku selama liburan. Semoga kelar, ya hehe ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bet your life [kise ryota x reader x akashi seijurou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang