04. Hurt

113 25 7
                                    

Seongwoo memberanikan diri mengintip dari balik pilar tempatnya berdiri. Seketika airmatanya mengalir deras. Tangannya memegang dadanya yang terasa nyeri. Di kejauhan ia melihat Daniel yang pergi bersama dua temannya.

' Seongwoo berhenti! Dia bukan orang yang perlu kau pedulikan lagi ' bisik suara di kepalanya .

Tapi hati Seongwoo tak mau menurut. Dia tak bisa bohong bahwa masih sangat mencintai lelaki itu.

Seongwoo menarik nafas panjang dan menghembuskannnya beberapa kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seongwoo menarik nafas panjang dan menghembuskannnya beberapa kali. Ia melakukannya beberapa kali hingga merasa lebih tenang. Setelah itu ia berbalik dan masuk kembali ke gedung rumah sakit.

❄️❄️❄️


" Sekali lagi maafkan saya daepyonim.. " kata Daniel membungkuk sembilan puluh derajat.

Taecyeon mengetuk-ngetukkan pulpennya ke meja. Ia akhirnya mendesah keras.

" Aku akan memberimu kesempatan sekali lagi. Tapi ini kesempatan terakhir Kang Daniel. Jika kau ulangi lagi maka aku tak akan ragu memecatmu "

" Ye, saya akan bekerja keras! "

Taecyeon mengangguk lalu menyuruh Daniel keluar ruangan. Daniel melangkah ke ruangannya dengan gontai. Beberapa rekan kerjanya pun menatap iba, tapi tak ada satupun yang berani bertanya.


Drrrtt... drrrt...


Notifikasi ponselnya membuat Daniel meraihnya dengan malas. 

Kim Doyeon :

Hai Daniel, aku ingin mengajakmu makan siang hari ini. Apa kau bisa? 

Daniel mendesah malas dan melempar ponselnya ke meja. Tapi sejenak kemudian ia seperti teringat sesuatu. Ia kemudian meraih ponselnya lagi dan mengetik balasan ke Doyeon.

.

.


.

" Wah kafenya terlihat sangat nyaman, kau sering kesini Daniel? " tanya Doyeon sambil duduk di kursi .

" Hmm..cukup sering.." kata Daniel. Tapi matanya tampak tak fokus memperhatikan sekeliling.

Seorang pelayan segera menghampiri mereka setelah mereka duduk. Mata Doyeon meneliti deretan nama makanan di menu itu.

" Menurutmu apa yang perlu ku coba Daniel? " ujarnya.

" Spaggeti carbonara mereka yang terbaik " kata Daniel cepat.

" Benarkah? Kalau begitu aku pesan itu saja " kata Doyeon pada pelayan. Pelayan itu pun mencatat pesanan Daniel dan Doyeon lalu pergi.

" Ah ya Daniel, atasanku bilang ingin menambah unit villa lagi di Haeundae. Apa kau bisa usahakan  untuk mencarikan... Daniel? Hei... " 

WiltedWhere stories live. Discover now