"Kenapa belum tidur?" Jisung bertanya sembari membawa segelas susu untuk adiknya yang sedang duduk dibalkon kamar.
"Belum ngantuk." Chenle mengeratkan selimut tipis yang menutupi badannya.
"Angin malam ga baik buat kamu, nanti kalau papamu tau, dia bisa ngomel sama kakak."
"Asal kakak ga ember, papa ga bakal tau."
"Huftt. Kamu ga takut memang?" Jisung menatap sekelilingnya yang remang-remang dengan tatapan sulit diartikan, mengisyaratkan sesuatu pada Chenle.
"Takut kenapa? Aku 'kan anaknya pemberani." Chenle sedikit keheranan melihat tingkah Jisung.
"Kamu belum pernah baca cerita horror? Kamu ga tau ya kalau sudah mau tengah malam begini, mereka mulai berkeliaran, loh." Jisung berbisik, tersenyum miring setelah melihat badan Chenle sedikit bergidik sembari menatap sekitar dengan awas.
"Kalau kamu ga takut sih ga apa-apa, tapi hati-hati aja seandainya benar mereka akan menampakkan diri didepan mata kamu. Atau lebih parahnya kamu diculik ke alam mereka-"
Brukk!
Jisung tertawa kecil melihat Chenle yang langsung berhambur memeluknya dengan erat, mengakibatkan isi gelas susu yang dipegangnya berkurang sedikit karena jatuh kelantai.
"Kakak! Ga lucu!"
"Makanya kamu nurut, ayo masuk."
Chenle berlari ke arah kasurnya dan menghempaskan diri disana saat Jisung menutup pintu menuju balkon.
"Kakakk~" Chenle merengek.
"Kenapa, hm?"
Chenle ingin jujur kalau dia takut, tapi pasti Jisung akan meledeknya.
"Bukan apa-apa."
Jisung berjalan ke arah Chenle yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Minum susu dulu."
Chenle menyembulkan sedikit kepalanya untuk menatap Jisung, menggeleng pelan. "Ga mau! Aku bukan anak kecil lagi."
"Kamu masih kecil. Anak-anak yang kekurangan kalsium bisa menderita kerusakan tulang sejak dini, kamu mau penyakitan di umur muda?"
Chenle melotot, segera merebut gelas yang Jisung pegang kemudian meminum habis isinya dalam beberapa tegukan.
"U- udah." Chenle mengembalikan gelas kosong tersebut ke tangan Jisung.
"Oke, saatnya tidur. Selamat malam~"
"Selamat malam." Chenle menjawab dengan mata yang sudah terpejam.
Jisung mematikan lampu ruangan, menyisakan lampu kecil yang menyala diatas nakas.
"Semoga mimpi indah." Jisung mengecup kening Chenle.
"Kakak juga."
Nintendo.. nintendo.. tahan sebentar lagi.
"Jangan sekalipun coba-coba begadang. Kalau kamu begadang dan dengar suara aneh seperti ketukan pelan dibawah kasur, itu tandanya akan ada hantu yang akan ganggu kamu. Be careful."
"K- kakak.." Chenle bergetar mendengar penuturan Jisung. Apakah kakaknya bisa membaca pikiran?
Dirinya cukup sensitif akan hal berbau mistis.
Logikanya mungkin yang dimaksud Jisung adalah binatang pengerat seperti tikus 'kan? Tapi maaf. Sayangnya, kamar Chenle tidak sejorok itu.
"Kakak ke kamar ya. Sleep well." Sebelum pergi meninggalkan Chenle, Jisung mengusak rambut bocah itu pelan.
Sesaat setelah Jisung menutup pintu, ia terkekeh, menggelengkan kepalanya. Mengingat betapa dirinya juga sama takutnya, atau bahkan lebih takut ketika membaca creepypasta beberapa hari lalu saat jam 2 malam.
Mungkin ini akan jadi hobi baru seorang Park Jisung. Menakut-nakuti sang adik, atau mungkin lebih tepat kalau dibilang adik tirinya. Zhong Chenle.
hiii, aku datang membawa cerita mature lagi. makasih banget sebelumnya udah mau mampir di akun ku yang penuh dosa ini🥺💚 kalo aku masih ada salah dalam penulisan, koreksi aja ya biar aku perbaiki🥰
have a great day kalian~ thank youuu💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake | Chenji
Fanfictionbagi jisung, chenle itu harta nya. seperti sebuah perhiasan berharga, ia harus siap untuk selalu menjaga nya meskipun dengan memikul tanggung jawab yang sangat besar. tapi yang menjadi masalah adalah, bagaimana jika perasaan harta yang selama ini i...