"Tahun depan mereka sudah berusia tujuh belas, sama seperti posisi Sungchan di dalam JY Group, Taejoon juga membutuhkan penerus. Setelah kepergian Taehyung dan Jaejoon, satu-satunya yang berhak untuk posisi itu hanya Jaeyoon..."
Suara datar itu menggema, memenuhi ruang persegi berukuran lima kali tujuh. Yoongi, dengan jas berwarna abu-abu tua bertemu pandang dengan Lisa, bertukar tatap sebelum akhirnya menoleh pada Jaehyun. "Aku harap kalian mengerti situasinya," Lanjut si lelaki bermarga Min tersebut.
Enam belas tahun ia menghilang, tanpa jejak atau kabar, mengurus Taejoon Financial Group peninggalan sang sahabat dalam diam.
Di tempatnya, Lisa ingin memprotes. Begitu tahu kabar kedatangan Yoongi ke Korea, si wanita marah besar. Ia tidak menyangka, lelaki yang dianggapnya seperti kakak itu tega berbohong dan meninggalkannya tanpa kabar selama enam belas tahun.
Lisa dan Jaehyun berusaha mencari si lelaki, bahkan dengan bantuan Jimin, namun hasilnya selalu nihil. Yoongi selalu berada diluar radar mereka. Dan setelah seluruh usaha dan waktu yang mereka bertiga keluarkan, Yoongi datang hanya untuk membicarakan warisan yang Taehyung tinggalkan untuk Jaeyoon.
"Tentu, aku mengerti." Begitu kata Jaehyun sebelum sang istri kembali larut dalam amarahnya. Ia paham dengan perasaan yang Lisa rasakan, namun di sisi lain Jaehyun juga harus bisa bertindak profesional. "Aku akan mencoba berbicara pada Jaeyoon soal ini- satu tahun memang bukan waktu yang singkat, tapi akan sulit untuk meyakinkan anak kami yang satu itu."
Yoongi tersenyum tipis, mengangguk sebagai balasan dari kalimat Jaehyun. Tidak ada yang tahu kalau selama enam belas tahun belakangan ini, Yoongi memperhatikan keluarga kecil Jung. Ia mengenal sepasang kembar lelaki yang Lisa lahirkan, juga sifat mereka yang cukup bertolak belakang.
"Kamu menemui Jake minggu lalu," Ucap Lisa begitu diskusi mereka menemukan akhir. Netra hazel si perempuan terlihat begitu tajam, kontras dengan pembawaannya yang santai. Yoongi tersenyum, mengangguk. Ia tidak sempat bertemu dengan Sungchan, namun itu saja sudah cukup baginya. "Sebelum kembali ke Amerika, datang lah ke rumah- kamu bisa berkenalan dengannya, juga Sungchan dan Jihoon, lelaki yang mendapatkan donor jantung Taehyung."
Sungchan tengah menunggu Jake yang pergi ke toilet, saat dirinya tidak sengaja mendengar percakapan beberapa murid lelaki yang tidak ia kenal. Iya, si sulung Jung tengah berada di cafetaria seorang diri. Di hadapannya ada kotak bekal yang disiapkan oleh pekerja di rumah, sementara di tangannya ada buku bisnis yang diberikan sang ayah.
"Menurut gue, lebih pantes Jake yang jadi penerus daripada Sungchan-"
"-eh iya, gue juga mikir gitu. JY Group kan perusahaan besar ya, berarti mereka butuh penerus yang paham dengan urusan bisnis, ga sih? Dan Jake kan pinter tuh, ga kayak Sungchan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] A Place Called Home
Fanfiction"Kehidupan ini berjalan begitu cepat. Ada terlalu banyak tuntutan yang harus kita penuhi, dan persaingan yang tidak ada habisnya sampai kita lupa untuk mengistirahatkan diri. Aku harap rumah bisa memberimu kedamaian, rehat bagi hati yang lelah dan j...