BELAJAR SEBAGAI PELAJAR

21 2 1
                                    

Pernahkah kau bersyukur bisa sekolah hari ini?
Sadarkah kita sejak lahir selalu merepotkan orang lain?

Sebagai makhluk yang tidak bisa apa - apa tentu bantuan orang lain sangatlah berarti bagi kita. Mulai dari balita, belum bisa makan sendiri, belum bisa berjalan bahkan mereka berusaha mengerti dan memahami apa yang kita inginkan.

Berterimakasih kepada Ibu adalah hal yang harus kita lakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa Cinta kepada sang Malaikat tak bersayap. Bahwasanya Surga terdapat pada telapak kaki ibu, maka berbaktilah kepada kedua orang tuamu.

Tuhan terlampau baik menghadirkan segala nikmat kepada makhluknya. Nikmat iman, nikmat islam juga menikmati nikmatnya pendidikan. Pendidikan juga bahkan digunakan sebagai media Dakwah, Maka mencari ilmulah sebagai makhluk yang perlu belajar.

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)

"Bisa Karena Terbiasa" adalah Pendidikan yang sampai saat ini kulakukan dan kupegang. Dan mari bernostalgia bagaimana menjadi Bisa Karena Terbiasa ...

Darah yang mengalir dari sosok Ibu menakdirkanku untuk mengenal PRAMUKA. Sebuah Wadah Pendidikan Karakter terbaik yang saya terima. Ada banyak suka dan duka yang diterima sebagai seorang pramuka hingga memetik hasil dari gerakan ini

Banyak orang yang mengenal Pramuka adalah sebagai kegiatan Berkemah, bermain dan api unggun. Namun kau takan pernah mengerti selagi kau belum mencobanya. Racun ini menggerogoti tubuh layaknya Parasit di tanaman Anggrek,membentuk simbiosis mutualisme yang sama-sama menguntungkan.

Di Pramuka kami belajar lebih dari itu, bagaimana kami dibentuk sebagai seseorang yang multitalenta dan tentunya bermanfaat bagi orang lain. Tentu, ada banyak hal yang perlu dipelajari dan dilakukan, sebagai Makhluk yang biasa Belajar adalah kunci segalanya.

Saya hadir sebagai budak dan korban Senioritas. Pernahkah kamu memakai Tas terbuat karung goni? Atau kaus kaki yang berbeda warna? Juga segala bentuk pendidikan yang tidak sedikit masih ada di dunia ini. Masih terdengung teriakan pada saat itu ketika kami dibuat serba salah.

"Peraturan Pertama, Panitia tidak pernah salah. Jika panitia salah, kembali ke kalimat awal".

Begitu kira-kira hal yang selalu dilontarkan mereka. Saya terheran - heran, ada apa ini, mestikah Pendidikan harus dibarengi dengan pertikaian?

Pipi ini sudah tak berasa, tangan pun perlahan luka. Adakah kepuasan mereka setelah kami pasrah? Ada apa dengan Indonesia? Apakah pendidikan sama dengan kekerasan?

Amarah dan kesal ku simpan dalam-dalam. Karena setiap ucapan kami sudah tak berarti, pasrah adalah hal yang selalu kita lakukan. Biar saja mereka puas dengan tangisan kami.

Hari ini saya bersyukur karena itu terjadi kepada kami. Sejak saat itu kami baru mengerti bahwasanya untuk menjadi yang terbaik kita harus bisa menyelesaikannya sampai akhir.

Kami terbiasa untuk bangun di awal hari tatkala fajar belum menampakan sinarnya. Kami pun terbiasa bilang Siap untuk segalanya. Karena kau takan pernah bisa merasakan jika kau belum melakukan, maka terbiasalah bilang Ya sebelum kesempatan itu hilang.

Namun, itu kami. Pada era ini tentu sudah sangat berbeda. Ada banyak metode pendidikan yang efektif  selain kekerasan.
Bahwa manusia harus dilayani layaknya manusia sebagaimana kau menjadi terhormat di keluargamu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENUJU TAK TERBATAS DAN MELAMPAUINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang