Prolog

2 1 0
                                    

Secarik kertas terhempas bebas dan mendarat diwajah seorang gadis manis yang sedang duduk merenung di pinggir pantai.

"Cobaan apa lagi ini, SIAPA SIH YANG GANGGU GUE LAGI SEDIH!" teriakku.

"Eum, maaf ya, itu-itu kertas saya. Jangan disobek. Tadi tuh saya lagi beli minum, terus tiba-tiba anginnya kenceng banget, yaudah kertas saya terbang gitu aja."

"Ga tanya." jawabku cuek sambil menyerahkan kertasnya tanpa melihat wajahnya.

"Kenapa?" tanyanya sambil ancang-ancang mengambil posisi untuk duduk.

Bukannya menjawab, Aku menoleh kepadanya. Idung mancung dengan garis rahang yang nampak membuat wajahnya terlihat rupawan. Ditambah alis tebal dan mata sedikit sayu, membuatnya nampak teduh untuk dipandang. Siapa saja yang melihatnya tersenyum, pasti akan luluh dengannya.

"Bang Topan." ucapku.

"Ha? siapa?" ia terkejut.

"Namamu. Bang Topan."

"Sok tau banget." sinisnya.

"Bang Topan, kamu tau angin topan kan? iya angin yang sangat kencang dan berbahaya karena sekalinya ia melintas ia akan menghancurkan apapun yang ia lewati. Sama seperti kamu. Bang Topan adalah angin yang berhasil menghancurkan semua kesedihan saya dalam sekejap. Aneh, tapi nyata."

"Nama saya Juna, tapi terima kasih." ucapnya sambil tersenyum manis. Ya. Anda harus lihat sendiri bagaimana senyumannya bisa berubah menjadi candu.

"Ya sama-sama." jawabku singkat karena aku ingin melanjutkan merenung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Find My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang