Prolog

17 8 2
                                    

Kalo di tanya ini tentang cerita bad boy, bad girl, atau orang yang selalu di sayangi? Bukan. Ini sebuah cerita dua sejoli yang entah endingnya akan seperti apa, mereka pun masih tak mengerti.

Perbedaan yang selalu menjadi penghalang untuk membuat kisah mereka yang sangat-sangat menarik, selalu happy, atau endingnya akan selalu bahagia.

Perbedaan antara mereka begitu sulit untuk dilanjutkan. Perbedaan antara keyakinan mereka seolah benteng yang sulit untuk dihancurkan, bahkan itu mustahil untuk dihancurkan.

Tidak hanya perbedaan keyakinan, tapi perbedaan kasta yang harus membuat mereka semakin tak bisa berbuat apa-apa lagi. Namun, bolehkah mereka meminta untuk tetap di persatukan?Walaupun itu mustahil bagi mereka.

Percuma mereka akan melawan terus menerus melawan keadaan, berusaha sekuat apapun mereka untuk berusaha keras melawan keadaan. Keadaan pun tak selalu memihaknya.

"Gue tau, kita enggak mungkin bersatu. Perbedaan antara kita terlalu sulit," ucap Revan sambil menggenggam kuat tangan killa.

Killa menatap wajah Revan penuh pilu. "Aku tau perbedaan kita, tapi bolehkan aku berharap perbedaan itu tidak jadi benteng antara kita berdua? Please ... aku hanya mohon itu saja," jawab Killa penuh lirih.

Revan menatap kembali kedua mata Killa tersorot luka yang amat dalam. “Kita enggak bisa melawan takdir, kita enggak akan tau kedepannya bagaimana. Berusaha untuk menerima keadaan pun, sama aja kita membuat luka kembali.” kali ini Revan hanya bisa pasrah, tapi dirinya juga harus menerima kenyataan.

“Benar ya, semua kebahagiaan yang selalu datang kepada aku selalu menghilang. Mama, Papa, mereka selalu sibuk dengan urusannya. Lalu kamu? Kita terhalang oleh keyakinan dan kasta. Oke. Aku tak akan permasalahkan kasta kita, tapi perbedaan keyakinan itu membuat kita menjadi sebar salah.”

Revan menarik tubuh mungil Killa kedalam dekapannya. “Gue tau nggak semudah itu lo bisa jalanin ini semua. Kita pun nggak bisa terus-terusan melawan takdir Kill,”

Takdir seakan mempermainkan mereka, mereka di pertemukan untuk saling jatuh cinta. Namun, takdir itulah yang mengharuskan mereka untuk berpisah. Jika dari awal takdir tak merestui mereka bertemu. Lalu kenapa takdir mempertemukan mereka?

Revan menatap mata Killa yang beribu-ribu luka. “Tolong sampaikan pada Tuhanmu, apakah boleh aku yang bukan umatnya mencintai seorang hamba-nya?” sedetik itu pula tangisan Killa kembali keluar.

Killa menggeleng pelan. “Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku tersemogakan.”

Miris sekali melihat mereka yang terhalang dengan perbedaan. Karena memang sesungguhnya, manik-manik tasbihku tetap berbeda dengan manik-manik rosariomu.

Jika Tuhan menyatukan manusia dengan cinta, tapi kenapa Tuhan memisahkan manusia dengan perbedaan?

Ketika Istiqlal dan katedral saling berhadapan, dan assalamu'alaikumku kau jawab shalom, lalu ketika tanganku mengadahkan doa, namun tanganmu melipat tangan, Tuhan kita memang sama. Tapi, berbeda itu memang ada, dan itu kita, kita yang berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALMOST BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang