Ketos [CHENJI/JICHEN]

Over The Limit

☆*:.｡. Happy Reading .｡.:*☆

.

.

.

.

.

Awalnya, niat Chenle kembali ke kelas memang hanya untuk mengambil dompetnya saja. Tapi, namanya juga manusia, pada umumnya akan mudah tergoda. Kedua mata Chenle menatap ke arah tas milik teman sebangkunya yang masih diresleting itu.

"Oh jadi dia lagi suka sama seseorang." gumam Chenle usai membaca judul bukunya.

"Lu!" ujar Sungchan yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Chenle.

Tanpa berbalik badan dahulu, Chenle sudah mengenal pemilik suara ini. Justru, Chenle terlalu takut untuk berbalik badan. Dengan cepat, dia memasukkan kembali buku itu ke dalam tas milik Sungchan yang sudah terbuka resletingnya. Tentu saja itu ulah Chenle.

"Bener kan dugaan gue, pasti lu ngintip."

"Hehe sorry Chan, gue ga maksud."

"Huh, ya udah ayo balik ke kantin, gue laper."

"Lu ga marah sama gue?" Entah kenapa pertanyaan ini keluar begitu saja dari mulut Chenle.

"Ngapain marah? Nanti cepet tua."

Sungchan berjalan keluar dari kelas dengan Chenle yang berusaha menyesuaikan langkah kakinya dari belakang.

"Lu lagi suka sama seseorang ya?" ucap Chenle membuka suara.

"Iya."

"Siapa?"

"Kepo! Yang pasti bukan lu bawel."

"Ih enak aja, gue ga bawel."

"Diem kalo gitu."

Karena Chenle langsung diam, Sungchan menengok ke belakang dan menemukan temannya tengah memasang wajah cemberut.

"Pfftt tambah jelek muka lu." Sungchan terkekeh melihat ekspresi orang yang lebih pendek darinya itu.

"DASAR TIANG BACOT!"

Sepulang sekolah, Sungchan pulang lebih dahulu karena setelah ini dia ada les fisika. Chenle yang jam pulangnya bebas asal tidak sampai sore mampir sebentar ke perpustakaan. Hanya untuk meminjam buku biologi saja karena ada PR tentang sistem peredaran darah manusia.

Saat mengambil buku yang diinginkannya tiba-tiba wakil ketua osis datang menghampirinya. Karena tidak ada yang memulai percakapan, Chenle mulai membuka suara,

"Kak Shotaro? Ada apa ya kak?"

PLAK!

"Argh."

Bukannya mendapat balasan ramah darinya, Chenle mendapat tamparan keras di pipi kirinya hingga menyisakan ruam kemerahan yang terlihat sangat jelas.

"Dasar lo tuh cowo murahan ya...emang cowo murahan susah-"

"GUE BUKAN COWO MURAHAN!" bentak Chenle. Dia harus berani menghadapi orang yang sudah menilainya sembarangan. Walaupun karena suara lumba-lumbanya, semua pasang mata jadi tertuju ke arah mereka.